Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Dukungan Dunia Arab untuk Palestina Memuncak Setelah Serangan Hamas

Basuki Eka Purnama
11/10/2023 05:30
Dukungan Dunia Arab untuk Palestina Memuncak Setelah Serangan Hamas
Aksi demonstrasi pro-Palestina di Damaskus, Suriah.(AFP/LOUAI BESHARA)

DI masjid, stadion, dan kota di dunia Arab, sentimen pro-Palestina melonjak setelah serangan kejutan Hamas ke Israel, memicu seruan solidaritas untuk warga Palestina.

Dari Ramalah ke Beirut, Amman, Damaskus, Baghdad, dan Kairo, warga membagikan makanan, menari, dan berdoa mendukung agar Palestina bisa merdeka dari jajahan Israel.

"Sepanjang hidup saya, saya melihat Israel membunuhi kami, merebut tanah kami, dan menangkapi anak-anak kami," seru Farah la-Saadi, 52, pedagang kopi di Ramalah, Tepi Barat.

Baca juga: Serangan Israel Tewaskan 6 Jurnalis Palestina

"Saya sangat senang melihat apa yang dilakukan Hamas," ungkap seorang pria, yang mengaku anaknya berada di dalam penjara Israel meski mengaku takut dengan aksi balasan Israel.

Serangan kejutan ke wilayah Israel, yang dilancarkan pada Sabtu (7/10) lagi oleh Hamas menyebabkan total ribuan korban jiwa dari kedua belah pihak.

Militan Hamas menewaskan 900 orang di Israel setelah mereka menyerbu masuk ke wilayah selatan 'Negeri Zionis' itu, menembaki ratusan warga sipil di sebuah festival di padang pasir serta menyandera 150 orang.

Baca juga: 1.000 Warga Israel Tewas dalam Perang Melawan Hamas

Sebagai balasan, Israel menghujani Gaza dengan rudal menyebabkan 765 orang tewas. Pemerintah Israel mengklaim menemukan 1.500 jenazah militan Hamas di wilayah mereka.

Pertempuran berdarah itu membuat warga Israel bersatu untuk membela negara mereka sementara Palestina dan pendukung mereka di dunia Arab juga bersatu untuk mendukung negara itu meraih kemerdekaan.

Selasa (10/10) malam, lebih dari 4 ribu orang melakukan aksi demonstrasi di Amman, berteriak 'Hidup Hamas' dan 'Dari Gaza terdengar suara revolusi hingga mati'.

Beberapa jam usai serangan mengejutkan Hamas itu, pendukung Palestina membagikan makanan di wilayah selatan Libanon dan ibu kota Beirut.

Israel dan Libanon secara resmi masih berperang dan pasukan Israel menduduki wilayah selatan negara itu selama 22 tahun.

Warga di Kota Sidon menyalakan kembang api dan berkumpul di halaman masjid memuji, 'Pasukan Palestina yang menulis kisah kepahlawanan yang indah'.

Sebuah aksi demonstrasi digelar di American University di Beirut. Seorang mahasiswa asal Palestina berusia 18 tahun Raeem Sobh mengatakan, "Kami tidak bisa mengangkat senjata namun setidaknya kami bisa mendukung mereka."

Media sosial dibanjiri oleh dukungan untuk Hamas, salah satunya adalah tagar #Palestine-is-my-cause yang sukses trending di X.

Di Instagram, komedian Libanon Shaden Fakih menjelaskan mengenai munculnya dukungan masif kepada Palestina.

"Apa yang Anda harapkan dari warga Palestina? Dibunuhi tiap hari dan diam saja?" ungkapnya dalam unggahan video.

"Mereka mengangkat senjata dan melawan. Itu hak mereka," tegasnya sembaru menambahkan, "Saya bisa saja tidak suka dengan Hamas namun saya mendukung semua perlawanan bersenjata melawan penjajah, melawan Israel."

Di ibu kota Tunisia, sekolah-sekolah mengibarkan bendera Palestina dan berbagai organisasi serta partai politik menyerukan digelarnya aksi solidaritas.

Presiden Tunisia dengan tegas mengumumkan dukungan penuh terhadap warga Palestina dan hak mereka untuk melawan penjajahan.

Di Damaskus, bendera Palestina mewarnai opera house dalam bentuk cahaya.

Pegawai universitas di Suriah, Marah Suleiman, mengatakan serangan Hamas itu telah membangkitkan perasaan yang selama ini tidak pernah mereka rasakan dan semangat perlawanan.

"Warga Palestina tidak takut dengan aksi balasan Israel setelah berbagai aksi pembunuhan, perusakan, dan pengusuran yang selama ini dilakukan 'Negeri Zionis' itu," serunya.

Di Mesir, yang melarang aksi demonstrasi tanpa izin, pendukung sepak bola mengubah pertandingan menjadi ajang dukungan untuk Palestina dengan menyerukan yel-yel pro-Palestina.

Di Baghdad, ibu kota Irak, pasukan paramiliter dukungan Iran, menginjak-injak dan membakar bendera Israel dalam aksi demonstrasi di Alun-Alun Tahrir.

Bahkan di negara Teluk dukungan untuk Palestina memuncak meski Uni Emirat Arab dan Bahrain telah menormalisasi hubungan dengan Israel pada 2020.

Kedua negara itu merilis pernyataan simpati terhadap Israel namun suasana di negara itu berbicara lain.

Ekspresi solidaritas dan dukungan untuk Palestina memenuhi media sosial di Uni Emirat Arab dan tokoh politik Abdulkhaleq Abdulla mengecam serangan balasan Israel ke Gaza dan menyebutnya sebagai upaya genosida.

Di Bahrain, demonstran, yang melakukan aksi setiap hari, menggunakan keffiyeh sebagai bentuk dukungan untuk Palestina.

"Kami akan selalu mendukung saudara-saudara kami di Palestina. Jika kami bisa ke sana, kami akan berjuang bersama mereka," ujar seorang demonstran yang menolak menyebutkan namanya. (AFP/Z-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya