Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
KETUA DPR RI sekaligus Presiden ASEAN Inter Parliamentary Assembly (AIPA) ke-44, Puan Maharani mendorong kemajuan para pemimpin perempuan. Puan mengajak para pemimpin perempuan di ASEAN membangun kebijakan yang responsif gender.
Hal tersebut disampaikan Puan dalam pertemuan Anggota Parlemen Wanita AIPA (WAIPA) yang digelar dalam Sidang Umum AIPA ke-44 di Hotel Fairmont, Jakarta, Senin (7/8).
Pertemuan yang dipimpin oleh Anggota DPR RI Irine Yusiana Roba Putri tersebut menghadirkan anggota-anggota parlemen perempuan AIPA, meski ada negara yang juga mengirimkan delegasi laki-laki.
Baca juga: Pimpin Sidang Paripurna AIPA, Puan: Parlemen ASEAN Harus Berdasarkan Contoh
Sebagai tuan rumah Sidang Umum AIPA ke-44, Puan menyambut hangat para anggota parlemen dan delegasi yang hadir.
Bahas Partisipasi dan Kepemimpinan Perempuan
Ia memandang, pertemuan anggota parlemen perempuan AIPA penting, apalagi untuk membahas tema ‘Memajukan Partisipasi Perempuan dan Mempromosikan Kepemimpinan Perempuan’. Topik tersebut sangat relevan dengan situasi global saat ini. Mengingat, jumlah perempuan merupakan hampir setengah dari populasi ASEAN.
“Sangat penting bagi kita untuk mengakui peran penting yang dapat dimainkan oleh perempuan dalam mendorong pembangunan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan sosial di negara kita masing-masing,” lanjut perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR RI itu.
Terlepas dari kemajuan yang dibuat dalam beberapa tahun terakhir, menurut Puan, masih banyak tantangan yang dihadapi dunia dalam mencapai kesetaraan gender yang sebenarnya.
Baca juga: Sidang AIPA Ke-44, Indonesia Beri Masukan untuk Capai Stabilitas dan Kesejahteraan
Ia menilai, perempuan masih belum terwakili dengan baik dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam jabatan politik.
Puan juga meminta anggota WAIPA berusaha untuk menciptakan lingkungan politik yang inklusif dan representatif. Melalui penerapan kuota berbasis gender, Puan mengatakan, hal tersebut dapat menjamin partisipasi secara setara dan kekuatan pengambilan keputusan bagi perempuan.
Puan menilai, ada kebutuhan mendesak untuk menghapuskan diskriminasi berbasis gender dengan mempromosikan akses ke pendidikan dan layanan kesehatan yang berkualitas. Selain itu, dengan memberikan dukungan bagi pengusaha dan pekerja perempuan.
“Kita harus mendorong partai politik untuk memfasilitasi pendidikan politik, memberikan dukungan keuangan selama pencalonan, dan membuka akses yang lebih luas ke jaringan politik,” sambungnya.
Baca juga: Sidang AIPA Ke-44, Indonesia Beri Masukan untuk Capai Stabilitas dan Kesejahteraan
Puan pun menyatakan, pemberdayaan perempuan melalui pendidikan, pelatihan, dan peningkatan akses informasi akan menjadi prioritas di AIPA selanjutnya. Ini dilakukan untuk menumbuhkan kepemimpinan perempuan di Parlemen.
Menurut Puan, ketika suara perempuan dimasukkan dalam proses perencanaan dan pengambilan keputusan, mereka dapat memberikan masukan tentang risiko berbasis gender, dan perspektif yang lebih luas.
Puan pun mengajak semua stakeholder di ASEAN mendorong kebijakan peningkatan partisipasi perempuan di parlemen.
“Bukti menunjukkan bahwa masyarakat dengan representasi dan kepemimpinan politik perempuan yang lebih besar cenderung menunjukkan tata kelola yang lebih baik, fokus yang lebih besar pada isu-isu sosial, dan hasil kebijakan yang lebih baik yang menangani ketidaksetaraan berbasis gender,” urainya.
Baca juga: Fadli Zon: RI Dukung Pembentukan Forum Parlemen Strategis Sub-Regional BIMP-RAGA
Puan mengingatkan, peran perempuan sangat penting untuk menemukan perdamaian abadi dan solusi pembangunan.
Untuk itu, ia meminta komunitas internasional meningkatkan keterlibatan perempuan di semua tahapan. Perempuan juga dapat memainkan peran penting dalam pembangunan perdamaian, pemeliharaan perdamaian, atau respons konflik dan krisis.
Puan lantas mengajak anggota WAIPA untuk terlibat dalam dialog yang bermakna. Termasuk dengan bertukar praktik terbaik, dan mengeksplorasi solusi inovatif untuk mengatasi tantangan yang di hadapi perempuan di ASEAN.
“Bersama-sama, kita dapat menciptakan lingkungan di mana perempuan diberdayakan, suara mereka didengar, dan kontribusi mereka dihargai,” ucap Puan.
Sementara itu, Irine Yusiana Roba Putri sebagai pimpinan Meeting of the WAIPA ini juga mendorong parlemen untuk memastikan adanya keterlibatan perempuan di seluruh elemen masyarakat.
Baca juga: Fadli Zon: RI Dukung Pembentukan Forum Parlemen Strategis Sub-Regional BIMP-RAGA
Agenda Rapat WAIPA di Sidang Umum AIPA ke-44 juga membahas 3 draf resolusi yang akan diadopsi bersama dengan seluruh anggota parlemen forum parlemen se-Asia Tenggara itu. Satu dari tiga draf itu diusulkan oleh Indonesia yang mendapat dukungan dari parlemen Filipina.
Draf resolusi yang diusulkan Indonesia yakni ‘Enhancing Asean Resilience Through Women Leadership and Gender-Responsive Parliaments’ atau ‘Meningkatkan Ketahanan Asean Melalui Kepemimpinan Perempuan dan Parlemen yang Responsif terhadap Gender’.
“Kita percaya bahwa kepemimpinan perempuan tentunya akan membawa kepada resilience ASEAN, ketahanan ASEAN. Draf dari Indonesia, co sponsor by Philippines. Mereka support kita, artinya resolusi yang kita buat oke banget untuk Philippines,” tutur Irine.
Tiga Resolusi akan Diajukan WAIPA
Setidaknya, tiga resolusi yang akan diajukan WAIPA di Sidang Paripurna AIPA merupakan dukungan parlemen ASEAN untuk kalangan perempuan. Irine mengatakan, parlemen ASEAN akan terus mendukung pemberdayaan perempuan termasuk di lingkup kebijakan publik.
“Ada tiga resolusi yang pada prinsipnya mengadopsi bagaimana sebenarnya kita mampu menciptakan atmosfer yang sehat untuk keterwakilan perempuan di dalam pengambilan keputusan publik, atau keputusan politik,” tuturnya.
Kepemimpinan perempuan di Indonesia sendiri mendapat banyak dukungan dari delegasi AIPA. Salah satunya dari delegasi parlemen Filipina yang memuji kepemimpinan Puan, baik sebagai Ketua DPR RI maupun sebagai Presiden AIPA ke-44.
“Kami sangat senang melihat perempuan-perempuan memegang kekuasaan seperti Ibu Puan Maharani, dan hal itu yang selama ini kami perjuangkan. Indonesia memberi contoh yang sangat baik dalam hal kepemimpinan perempuan,” ujar delegasi parlemen Filipina yang hadir dalam Rapat WAIPA sore ini. (RO/S-4)
KETUA DPR RI Puan Maharani menyikapi serius lonjakan kasus covid-19 di beberapa negara di Asia Tenggara, termasuk Thailand, Malaysia, Singapura, dan Hong Kong.
KETUA DPR RI Puan Maharani menegaskan bahwa DPR melalui Komisi VIII akan mengawal penyelesaian persoalan ribuan calon jemaah haji furoda yang gagal berangkat ke Tanah Suci
KETUA DPR RI Puan Maharani mengingatkan pemerintah agar mengambil langkah terukur dalam menyikapi tren peningkatan kasus Covid-19 di kawasan Asia, termasuk di Indonesia.
Cucu Proklamator sekaligus Presiden Pertama RI Soekarno itu menegaskan sebaiknya seluruh pihak menyerahkan proses penilaian kepada Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan.
KETUA DPR RI Puan Maharani menanggapi rencana Kementerian Kebudayaan untuk menjalankan proyek penulisan ulang sejarah.
Puan Maharani merespons rencana pemerintah untuk menulis ulang sejarah nasional, termasuk menghapus istilah "Orde Lama".
EYAA mempertemukan organisasi masyarakat sipil dan social enterprise dari berbagai negara ASEAN dengan relawan muda ASEAN untuk merancang dan menjalankan program sosial.
KOREA Selatan bersiap melaksanakan pemilihan umum (pemilu) untuk memilih presiden berikutnya. Negeri Gingseng itu menghadapi tantangan tarif Donald Trump hingga unifikasi dengan Korea UtarĀ
PARA pemimpin negara-negara anggota ASEAN menilai gencatan senjata sebagai langkah awal menuju penghentian kekerasan dan menciptakan keamanan yang berkelanjutan di Myanmar.
Lebih lagi, negara tetangga Indonesia di sebelah timur itu bisa mendorong pengaruh ASEAN di kancah dunia internasional.
Presiden Prabowo menandatangani Deklarasi Kuala Lumpur tentang ASEAN 2045: Masa Depan Kita yang Bersama (Kuala Lumpur Declaration on ASEAN 2045: Our Shared Future).
Sekretaris Kabinet, Teddy Indra Wijaya atau Seskab Teddy mengatakan Prabowo Subianto mengusulkan dukungannya agar Papua Nugini (PNG) dapat bergabung sebagai anggota ASEAN.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved