Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
KETUA DPR RI sekaligus Presiden ASEAN Inter Parliamentary Assembly (AIPA) 2023 Puan Maharani memimpin Sidang Paripurna pertama AIPA ke-44 yang digelar di Jakarta.
Dalam sidang tersebut, Puan meminta parlemen negara-negara Asia Tenggara untuk menjadi contoh bagi negara-negara lain dalam menangani berbagai permasalahan global.
Sidang Umum AIPA ke-44 merupakan salah satu puncak keketuaan DPR RI di AIPA menyusul presidensi DPR sebagai Ketua AIPA tahun 2023, sejalan dengan keketuaan Indonesia di ASEAN. Event bergengsi di ASEAN tersebut digelar di Hotel Fairmont, Senayan, Jakarta Pusat, sejak 5 Agustus lalu.
Baca juga: Sidang AIPA Ke-44, Indonesia Beri Masukan untuk Capai Stabilitas dan Kesejahteraan
Saat memimpin sidang paripurna AIPA ke-44 yang diselenggarakan pada Senin (7/8/2023), Puan menyinggung ASEAN yang kini tengah menghadapi berbagai krisis multi-dimensi. Menurutnya, ini merupakan kesempatan bagi Parlemen untuk menjawab tantangan secara bersama-sama.
"Parlemen anggota AIPA harus dapat menjadi contoh, lead by example dalam penanganan berbagai permasalahan di kawasan. Sehingga permasalahan di Asia Tenggara dapat diselesaikan oleh negara-negara di kawasan ini. Kita perlu mempertahankan ASEAN Centrality," kata Puan.
Baca juga: Fadli Zon: RI Dukung Pembentukan Forum Parlemen Strategis Sub-Regional BIMP-RAGA
Perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR RI ini mengungkap, Sidang Umum AIPA ke-44 menjadi kesempatan bagi parlemen Asia Tenggara dalam menghadapi sejumlah tantangan. Puan merinci, tantangan tersebut seperti defisit perdamaian, defisit pembangunan serta defisit iklim.
"Saat ini kita sedang menghadapi berbagai krisis multi-dimensi, baik terkait meningkatnya ketegangan geopolitik di Asia Tenggara, pelambatan ekonomi global, ataupun meningkatnya pemanasan global," terangnya.
Baca juga: Sidang Umum ke-44, AIPA Tekankan Pentingnya Kerja Sama Hadapi Tantangan
Selain itu, Puan juga menyinggung perihal isu kemanusiaan di Myanmar. Ia mengatakan, AIPA terus memprioritaskan solidaritas di kawasan Asia Tenggara demi mendukung dalam mengedepankan konsensus lima poin yang berfungsi sebagai kerangka kerja untuk memulihkan situasi di Myanmar.
"Sementara itu, untuk menjamin terwujudnya perdamaian Asia Tenggara, saya ikut mendorong seluruh negara yang berkepentingan di Asia Tenggara untuk mengimplementasikan Treaty of Amity and Cooperation (TAC)," papar Puan.
Sebelum memasuki agenda pernyataan ketua delegasi Parlemen anggota AIPA, Puan menjelaskan bahwa Sidang Umum AIPA Ke-44 ini juga mengusulkan Majelis Nasional Republik Demokratik Rakyat Laos sebagai Wakil Ketua.
Sesuai Pasal 10 (1) Statuta AIPA, Ketua Delegasi Parlemen Anggota AIPA yang akan menyelenggarakan Sidang Umum AIPA berikutnya akan menjabat sebagai Wakil Presiden Sidang Umum AIPA yang sedang berlangsung.
Baca juga: Kerja Sama Ekonomi ASEAN Perkuat Pertumbuhan, Stabilitas, dan Kemakmuran
"Oleh karena itu, saya ingin mengusulkan Yang Mulia Dr. Xaysomphone Phomvihane, Presiden Majelis Nasional Republik Demokratik Rakyat Laos sebagai Wakil Ketua," kata Puan.
Dengan mengetuk palu satu kali, Puan memberi tanda bahwa Sidang Umum AIPA dilanjutkan pada sesi selanjutnya. Sesuai agenda yang disusun dalam Sidang Komite Eksekutif pada Minggu (6/8) kemarin, seluruh Ketua Parlemen AIPA, perwakilan dari negara observer dan organisasi internasional diberikan waktu untuk menyampaikan pernyataan terkait berbagai isu yang akan dibahas bersama.
"Saya berharap para delegasi dapat berpartisipasi aktif dengan menyampaikan pandangannya tentang bagaimana Parlemen dapat bersikap responsif dalam mewujudkan kawasan Asia Tenggara yang stabil dan sejahtera," terang mantan Menko PMK tersebut.
Puan kemudian mengizinkan satu per satu perwakilan delegasi menyampaikan pandangannya. Ketua Parlemen Filipina Ferdinand Martin G. Romualdez pun menyinggung mengenai parlemen yang responsif harus mengedepankan dialog dalam setiap tantangan yang ada.
"Keberadaan parlemen yang responsif dengan mengedepankan dialog terbaik, dalam membagikan data dan teknologi dalam setiap permasalahan yang menjadi perhatian kita bersama," kata Ferdinand.
Hal senada juga disampaikan oleh Ketua Delegasi Singapura Mohd Fahmi Bin Aliman. Ia menuturkan, dialog menjadi platform terbaik yang diusung dalam menjawab tantangan didepan. Baik di regional maupun internasional.
Baca juga: Buka Sidang AIPA, Puan Ajak Negara ASEAN Perkecil Perbedaan
"ASEAN harus menjadi platform yang mengedepankan dialog dalam setiap permasalahan yang tengah di hadapi. Dengan bersama-sama kita mampu membawa ASEAN lebih baik dan maju serta melihat setiap tantangan dengan bekerja sama," ucap Fahmi.
Sementara itu sebagai tuan rumah, Indonesia juga memberikan pendapat yang disampaikan oleh Wakil Ketua DPR RI Lodewijk Friedrich Paulus. Ia menuturkan, parlemen memiliki peran penting sebagai penyambung suara rakyat.
"Kehadiran kita di sini sebagai pembawa aspirasi rakyat yang harus dibawa bersama-sama demi mencapai tujuan ASEAN yang sejahtera. Selain itu, kita juga harus menyikapi berbagai masalah dimulai dari kemiskinan ekstrem, pengangguran, kelaparan, kesenjangan sosial, krisih hutang, dampak becana iklim hingga keterbatasan akses kesehatan," papar Lodewijk.
Di sisi lain, negara-negara observer juga memberikan tanggapan dalam Sidang Umum AIPA. Seperti yang disampaikan oleh Ketua Parlemen Timor Leste Maria Fernanda Lay. Sebagai negara yang baru bergabung di ASEAN, Timor Leste disebut mendukung penuh rangkaian acara AIPA.
Terus Berkontrbusi untuk Perkembangan Kawasan Asia Tenggara
"Kami berharap, bisa terus berkontribusi dalam perkembangan di kawasan Asia Tenggara. Kami sadari, bahwa setiap tantangan perlu diselesaikan secara bersama-sama demi kesejahteraan masyarakat di ASEAN,” ungkap Maria.
Baca juga: Parlemen Indonesia Serukan Persatuan ASEAN di Sidang Umum ke-44 AIPA
Meski sudah tergabung sebagai anggota ke-11 ASEAN, Timor Leste masih hadir sebagai negara observer di Sidang Umum AIPA kali ini. Hal tersebut lantaran Timor Leste masih mengajukan keanggotaannya di AIPA. Maria berharap Timor Leste bisa segera bergabung sebagai anggota forum parlemen Asia Tenggara tersebut.
“Ke depannya, kami berharap bisa ikut terlibat," ujarnya.
Sementara itu Sekertaris Jenderal (Sekjen) ASEAN, Kim Kao Hourn yang turut memberikan tanggapan dalam Sidang Paripurna pertama AIPA ke-44 ini mengatakan, ASEAN harus menjaga kepercayaan dalam setiap hasil dari sidang AIPA.
"AIPA menjadi yang terdepan dalam menyumbang ide dan gagasan bagi ASEAN yang lebih baik. Oleh karena itu kami harus menjaga kepercayaan dalam setiap masukan yang diberikan Parlemen. ASEAN harus menjadi yang terdepan dalam menjawab berbagai tantangan baik di regional maupun global," urai Kim.
Usai memimpin Sidang Paripurna AIPA ke-44 sore ini, Puan melanjutkan agendanya dengan mendanpingi Ketua Parlemen dari Vietnam, Laos, Malaysia dan Thailand untuk mengadakan pertemuan dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Negara.
Kemudian malam harinya, Puan akan menjamu seluruh delegasi Sidang Umum AIPA ke-44 dalam acara Gala Dinner yang dilaksanakan di Hotel Mulia, Jakarta Pusat. (RO/S-4)
Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI mengikuti pertemuan ASEAN Inter-Parliamentary Assembly (AIPA) Caucus ke-15 di Jerudong, Brunei Darussalam.
TPS 19 Banjar Teba, Kec. Jimbaran dipilih menjadi salah satu tempat yang dikunjungi oleh para observer.
Putu Supadma Rudana menegaskan pentingnya Program Pemantauan Pemilu atau Election Visit Program (EVP) 2024 yang dilaksanakan di Bali.
Sudah ada 19 negara sahabat dan tiga organisasi parlemen internasional mengonfirmasi akan menjadi pemantau atau observer pada penyelenggaraan Pemilu 2024 di Indonesia.
Negara tidak boleh mengurangi hak rakyat dalam menjalankan kedaulatannya, harus diberi ruang kebebasan yang seluas-luasnya bagi rakyat untuk memilih sesuai hati nuraninya,
Sidang Umum AIPA dihadiri oleh sekitar 600 delegasi yang terdiri dari parlemen ASEAN anggota AIPA, perwakilan parlemen negara observer dan organisasi internasional.
KETUA DPR RI Puan Maharani menyikapi serius lonjakan kasus covid-19 di beberapa negara di Asia Tenggara, termasuk Thailand, Malaysia, Singapura, dan Hong Kong.
KETUA DPR RI Puan Maharani menegaskan bahwa DPR melalui Komisi VIII akan mengawal penyelesaian persoalan ribuan calon jemaah haji furoda yang gagal berangkat ke Tanah Suci
KETUA DPR RI Puan Maharani mengingatkan pemerintah agar mengambil langkah terukur dalam menyikapi tren peningkatan kasus Covid-19 di kawasan Asia, termasuk di Indonesia.
Cucu Proklamator sekaligus Presiden Pertama RI Soekarno itu menegaskan sebaiknya seluruh pihak menyerahkan proses penilaian kepada Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan.
KETUA DPR RI Puan Maharani menanggapi rencana Kementerian Kebudayaan untuk menjalankan proyek penulisan ulang sejarah.
Puan Maharani merespons rencana pemerintah untuk menulis ulang sejarah nasional, termasuk menghapus istilah "Orde Lama".
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved