Kamis 23 Maret 2023, 17:32 WIB

Demonstrasi Berlanjut setelah Macron Lanjutkan RUU Reformasi Pensiun

Ferdian Ananda Majni | Internasional
Demonstrasi Berlanjut setelah Macron Lanjutkan RUU Reformasi Pensiun

AFP/Denis Charlet.
Para pengunjuk rasa berjalan selama demonstrasi, seminggu setelah pemerintah mendorong reformasi pensiun melalui parlemen.

 

RATUSAN ribu orang bersiap untuk mogok kerja dan berdemonstrasi di Prancis pada Kamis (23/3). Ini terjadi setelah Presiden Emmanuel Macron bersumpah untuk melanjutkan reformasi pensiun yang dinilai sangat tidak populer meskipun di tengah kemarahan publik yang meningkat di seluruh negeri.

Protes terhadap undang-undang tersebut menarik banyak orang terlibat dalam demonstrasi yang diorganisasi oleh serikat pekerja sejak Januari. Serikat buruh mengatakan hari aksi nasional kesembilan pada Kamis akan diikuti banyak orang untuk menentang sesuatu yang mereka gambarkan sebagai penghinaan dan kebohongan Macron.

Macron mendapat tanggapan marah dari serikat pekerja dan partai-partai oposisi ketika ia menolak seruan mereka agar ia memperhatikan kemarahan rakyat yang semakin meningkat. "Tanggapan terbaik yang dapat kami berikan kepada presiden yakni ada jutaan orang yang mogok kerja dan turun ke jalan," kata Philippe Martinez, yang memimpin serikat pekerja CGT yang beraliran keras.

Baca juga: Macron Segera Implementasi Reformasi Pensiun, Serikat Pekerja Prancis Siapkan Aksi Besar

Pemogokan pada Kamis membuat lalu lintas kereta api sangat terganggu. Bandara juga terpengaruh. Para guru di antara banyak profesi yang tidak masuk kerja. Pemogokan bergilir terus berlanjut di depot-depot minyak dan para pemulung.

Sebagian besar protes berlangsung damai. Namun kemarahan meningkat sejak pemerintah mendorong RUU tersebut melalui parlemen tanpa pemungutan suara minggu lalu. Tujuh malam terakhir telah menyaksikan demonstrasi spontan di Paris dan kota-kota lain dengan membakar tempat sampah dan bentrokan dengan polisi.

Baca juga: Bentrokan Pecah di Prancis Setelah Macron Lolos dari Mosi Tidak Percaya

Macron tetap pada pendiriannya dengan mengatakan bahwa undang-undang baru itu diperlukan dan akan mulai berlaku akhir tahun ini. Ia menolak seruan untuk memecat perdana menterinya, Elisabeth Borne, yang telah berada di garis depan reformasi pensiun dan berusaha membalikkan keadaan, menugaskannya untuk memperluas mayoritas parlemennya, dan terlibat kembali dengan serikat pekerja. "Dia telah menambahkan lebih banyak bahan peledak ke dalam neraka yang sudah menyala dengan baik," kata kepala Partai Sosialis Olivier Faure.

Gelombang protes terbaru ini merupakan tantangan paling serius terhadap kekuasaan presiden sejak pemberontakan Rompi Kuning empat tahun lalu. Jajak pendapat menunjukkan mayoritas warga Prancis menentang undang-undang pensiun dan keputusan pemerintah untuk mendorongnya melalui parlemen tanpa pemungutan suara. (AFP/Z-2)

Baca Juga

AFP

DPR AS Tangguhkan Plafon Utang hingga 2025

👤Cahya Mulyana 🕔Jumat 02 Juni 2023, 09:10 WIB
DPR AS menyetujui penangguhan plafon utang hingga awal 2025, lima hari sebelum batas waktu AS kehabisan...
AFP/JUSTIN SULLIVAN

AS Dituduh Gunakan Iphone untuk Mata-matai Rusia

👤Cahya Mulyana 🕔Jumat 02 Juni 2023, 08:45 WIB
Dalam sebuah pernyataan, Apple membantah tuduhan telah ikut program spionase pemerintah...
AFP

Zelensky Rayu NATO Terima Ukraina jadi Anggota

👤Cahya Mulyana 🕔Jumat 02 Juni 2023, 08:10 WIB
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky meminta negaranya diizinkan masuk keanggotaan NATO dan Uni Eropa...

E-Paper Media Indonesia

Baca E-Paper

Berita Terkini

Selengkapnya

BenihBaik.com

Selengkapnya

MG News

Selengkapnya

Berita Populer

Selengkapnya

Berita Weekend

Selengkapnya