Dalam survei yang dilakukan oleh Anadolu Agency di Twitter, 92,5% responden tidak menginginkan Turki menyetujui permohonan Swedia untuk bergabung dengan NATO. Sebanyak 50.155 orang berpartisipasi dalam survei selama 24 jam.
Pertanyaan yang dibuat adalah apakah Turki harus mendukung Swedia untuk bergabung dengan NATO. Survei yang dilakukan kantor berita Turki itu dilakukan menyusul pembakaran mushaf Al-Quran dan pemberian izin terhadap aksi provokasi pendukung kelompok teroris di Swedia.
Turki mengutuk Rasmus Paludan, pemimpin partai sayap kanan asal Denmark Stram Kurs (Garis Keras), yang diberi izin untuk membakar salinan Al-Quran pada Sabtu (28/1), di luar Kedutaan Besar Turki di Stockholm.
Menanggapi izin Swedia, Ankara membatalkan kunjungan Menteri Pertahanan Swedia Pal Jonson ke Turki. Turki juga mengutuk Swedia karena mengizinkan demonstrasi yang dilakukan para pendukung kelompok teroris di ibu kota Stockholm.
Kementerian Luar Negeri Turki memanggil Duta Besar Swedia untuk Ankara Staffan Herrstrom untuk menyampaikan protes atas kebijakan Stockholm. Turki mengutuk keras tindakan provokatif ini, yang jelas merupakan kejahatan rasial, dan sikap Swedia yang tidak dapat diterima.
Ankara berharap tindakan tersebut tidak lagi diizinkan, dan penghinaan terhadap nilai-nilai sakral tidak dapat dipertahankan dengan kedok hak-hak demokratis. Turki memperingatkan Swedia bahwa mengizinkan kegiatan propaganda yang sedang dipersiapkan oleh lingkaran yang berafiliasi dengan kelompok teroris di Stockholm adalah pelanggaran yang jelas dari kesepakatan yang ditandatangani Swedia pada Juni lalu.
Menteri Luar Negeri Swedia Tobias Billstrom mengatakan dia khawatir demonstrasi itu akan berisiko menunda lebih lanjut ratifikasi Turkiye atas pengajuan Swedia untuk mendapatkan keanggotaan di NATO.
Namun, Billstrom mengungkapkan bahwa sangat tidak pantas baginya untuk memanggil seseorang agar tidak diizinkan melakukan demonstrasi. Pekan lalu, Turki meminta Swedia untuk mengambil langkah-langkah melawan kelompok teroris setelah aksi provokasi di Stockholm.
Swedia dan Finlandia secara resmi mendaftarkan diri untuk bergabung dengan NATO pada Mei lalu, sebuah keputusan yang dipicu oleh perang Rusia di Ukraina, yang dimulai pada 24 Februari.
Tetapi Turki, anggota NATO selama lebih dari 70 tahun menyampaikan keberatan, menuduh kedua negara tersebut mentolerir dan bahkan mendukung kelompok teror, termasuk PKK dan Organisasi Teroris Fetullah (FETO).
Pada Juni tahun lalu, Turki dan kedua negara Nordik menandatangani sebuah memorandum pada pertemuan tingkat tinggi NATO untuk mengatasi masalah keamanan Ankara yang sah, yang dapat membuka jalan bagi mereka mendapat keanggotaan dalam aliansi tersebut. (Anadolu Agency/OL-12)