Headline
AS ikut campur, Iran menyatakan siap tutup Selat Hormuz.
Tren kebakaran di Jakarta menunjukkan dinamika yang cukup signifikan.
KEMENTERIAN Pendidikan Afghanistan di bawah kelompok Taliban mengizinkan sekolah dasar (SD) menerima anak perempuan. Keputusan ini untuk anak usia sekolah kelas 1 hingga 6 SD.
Langkah terbaru ini dilakukan beberapa minggu setelah Taliban membatasi pendidikan untuk perempuan. Termasuk hak kaum hawa dalam mengenyam bangku perkuliahan.
Larangan tersebut menuai kecaman dari komunitas internasional dan negara-negara mayoritas Muslim. Taliban menjanjikan pemerintahan yang moderat tapi dalam kenyataannya sangat otoriter.
Mereka melarang perempuan mengenyam pendidikan, bekerja dan berpakaian tertutup. Kaum hawa juga dilarang pergi ke taman dan pusat kebugaran tanpa saudara laki-laki.
Human Rights Watch (HRW) menyebut berbagai pembatasan ini sebagai keputusan memalukan. Itu memperjelas kurangnya rasa hormat Taliban terhadap hak-hak dasar warga Afghanistan.
Jajaran pemerintah asing, termasuk Amerika Serikat (AS), menegaskan Taliban perlu melakukan perubahan kebijakan tentang pendidikan perempuan. Syarat itu untuk mendapatkan pengakuan dunia internasional.
Para menteri luar negeri dari kelompok G7 - Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Inggris, Amerika Serikat, dan Uni Eropa - mendesak Taliban untuk mencabut larangan terhadap perempuan. Mereka memperingatkan penganiayaan terhadap gender dapat menjadi sebuah kejahatan terhadap kemanusiaan.
Baca juga: Turki Kecam Taliban Soal Larangan Pendidikan untuk Perempuan
Turki, Qatar dan Pakistan, tiga negara mayoritas Muslim, menyatakan kekecewaan mereka atas larangan perempuan untuk berkuliah. Ketiganya mendesak Taliban untuk menarik atau mempertimbangkan kembali larangan tersebut.
Qatar meminta pemerintah sementara Afghanistan untuk meninjau kembali larangan, sejalan dengan ajaran Islam tentang pendidikan perempuan.
Namun, Menteri Pendidikan Tinggi di pemerintahan Taliban, Nida Mohammad Nadim, membela larangan pendidikan terhadap perempuan. Ia mengatakan larangan itu diterapkan demi mencegah pencampuran gender di universitas.
Selain itu, Nadim juga meyakini beberapa mata kuliah yang diajarkan melanggar prinsip-prinsip Islam. Nadim mengatakan negara-negara asing harus berhenti mencampuri urusan dalam negeri Afghanistan.(India Today/OL-5)
DINAS pers tentara Pakistan, ISPR, melaporkan empat tentara Pakistan tewas dalam bentrokan dengan kelompok militan Tehrik-e Taliban Pakistan (TTP).
PAKISTAN telah meminta dukungan dari PBB dalam melawan terorisme di dalam negeri dan dari Afghanistan.
PIHAK berwenang Jerman terus menyelidiki serangan mobil yang melukai 36 orang di Kota Muenchen, Jerman.
SEJUMLAH badan PBB menyampaikan penilaian yang mengerikan mengenai dampak global akibat pemotongan besar-besaran bantuan internasional oleh pemerintahan AS.
AKTIVIS pendidikan Malala Yousafzai meminta para pemimpin Muslim untuk menentang kebijakan represif Taliban di Afghanistan.
PRIA yang menurut FBI menabrakkan truknya ke kerumunan orang yang merayakan Tahun Baru di New Orleans mengalami kesulitan keuangan yang parah.
DI tengah krisis iklim yang kian nyata dan ketidakadilan sistemis terhadap perempuan yang terus menganga, Indonesia membutuhkan lebih dari sekadar kepemimpinan yang cerdas dan tegas.
Menstruasi yang normal dan teratur adalah tanda bahwa reproduksi perempuan dalam kondisi baik, dan tubuh secara keseluruhan dalam keadaan sehat.
Seiring dengan pertambahan usia pada perempuan serta kehamilan mampu menyebabkan penurunan kekuatan otot panggul dalam menopang organ-organ vital.
Perjuangan perempuan Indonesia hari ini ialah kelanjutan dari jejak-jejak lokal yang pernah berjaya, tapi kini dibingkai dalam ideologi negara, yaitu Pancasila.
BRInita merupakan bagian dari program tanggung jawab sosial dan lingkungan BRI Peduli yang berfokus pada tiga pilar utama: pendidikan, pemberdayaan UMKM, dan pelestarian lingkungan.
POTENSI perempuan di sejumlah sektor harus mampu ditingkatkan melalui berbagai upaya pemberdayaan sebagai bagian dari langkah mengakselerasi pembangunan nasional.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved