Headline

Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.

Fokus

Warga bahu-membahu mengubah kotoran ternak menjadi sumber pendapatan

IAEA Kecam Serangan di PLTN Zaporizhzhia

Cahya Mulyana
21/11/2022 12:30
IAEA Kecam Serangan di PLTN Zaporizhzhia
Zaporizhzhia(AFP)

Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) PBB mengecam serangan di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Zaporizhzhia yang dikendalikan Rusia. Ukraina menepis tuduhan Rusia bahwa pihaknya telah mengeksekusi tentara yang menyerah.

"Berita dari tim kami kemarin dan pagi ini sangat mengganggu," kata kepala Badan Energi Atom Internasional (IAEA) Rafael Grossi.

Ia mengatakan ledakan terjadi di PLTN Zaporizhzhia sama sekali tidak dapat diterima. "Siapa pun yang ada di balik ini, harus segera dihentikan. Seperti yang sudah kukatakan berkali-kali sebelumnya, kamu bermain api!," tugasnya.

Terdapat lebih dari selusin ledakan pada Sabtu (19/11) malam hingga Minggu (20/11), beberapa di antaranya telah disaksikan oleh tim ahli dari badan tersebut di lokasi kejadian.

Grossi menjelaskan bahwa serangan di pabrik itu bukan kecelakaan. IAEA akan mengirim tim ahli ke pabrik itu, lanjut dia, untuk melihat kondisi terkini. "Orang-orang yang melakukan ini tahu ke mana mereka menyerang. Ini benar-benar disengaja, ditargetkan," ungkapnya.

Sementara itu Ukraina menepis tuduhan Rusia bahwa tentaranya telah membunuh pasukan Rusia saat mereka menyerah. Moskow menuduhnya sebagai kejahatan perang.

Kyiv menargetkan jaringan logistik, jembatan, dan penyeberangan ponton menghancurkan jalur pasokan Rusia dan memaksa pasukan mereka meninggalkan kota dan mundur ke tepi timur Dnipro. "Duel artileri masih berlangsung. Pertempuran berlanjut," kata Juru Bicara Militer Ukraina Dmytro Pletenchuk.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dalam pidato hariannya mengatakan ada hampir 400 serangan Rusia di bagian timur negara itu. Pertempuran terberat, katanya, berada di wilayah Donetsk timur - salah satu wilayah yang sekarang diklaim Rusia.

Pertempuran juga berlanjut di Lugansk. Dan dia sekali lagi menetapkan persyaratan Kyiv untuk perdamaian, yang meliputi keamanan pangan dan energi, pembebasan semua tahanan dan orang yang dideportasi, serta penarikan pasukan Rusia dari semua wilayah Ukraina. (AFP/OL-12)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Retno Hemawati
Berita Lainnya