Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
OTORITAS Palestina, Sabtu (2/7), menyerahkan peluru yang menewaskan wartawan Al Jazeera Shireen Abu Akleh ke tim forensik Amerika Serikat (AS) saat penyelidikan mengenai pembunuhan wartawan itu berlanjut.
Tim forensik AS itu memastikan mereka tidak akan melakukan modifikasi pada peluru yang menewaskan Abu Akleh saat Israel melakukan razia di Tepi Barat dan peluru itu akan dikembalikan saat penyelidikan selesai. Hal itu diungkapkan Jaksa Agung Palestina Akram Al-Khatib.
Otoritas Palestina sepakat menyerahkan peluru itu kepada AS namun tidak kepada Israel.
Baca juga: PBB Pastikan Jurnalis Abu Akleh Tewas di Tangan Tentara Israel
Abu Akleh, wartawan berkebangsaan Palestina-AS, mengenakan rompi bertuliskan 'Press' dan helm ketika ditembak mati pada 11 Mei ketika meliput operasi militer Israel di kamp pengunsi Jenin di Tepi Barat.
Penyelidikan Palestina menemukan bahwa wartawan itu tewas setelah terkena peluru tepat di bawah helmnya.
Penyelidikan itu juga menyimpulkan Abu Akleh tewas terkena peluru 5,56 milimeter yang ditembakkan dari senapan Ruger Mini-14.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, bulan lalu, berjanji akan mencari pihak yang bertanggung jawab atas pembunuhan Abu Akleh.
"Kami akan menggelar penyelidikan yang independen dan kredibel. Kami akan mengikuti fakta kemana pun fakta itu berakhir," tegas Blinken.
Penyelidikan yang dilakukan PBB dan sejumlah lembaga media menemukan bahwa peluru yang menewaskan Abu Akleh dilepaskan oleh militer Israel.
"Kami menemukan bahwa tembakan yang menewaskan Abu Akleh datang dari pasukan Israel," ujar juru bicara Kantor HAM PBB Ravina Shamdasani.
"Sangat mengecewakan bahwa Israel tidak melakukan penyelidikan atas insiden ini," lanjutnya.
Kantor HAM PBB memeriksa foto, video, dan audio insiden penembakan itu. Mereka juga mengunjungi TKP, bertemu para pakar, meneliti komunikasi yang terjadi, serta mewancarai saksi mata.
Israel menolak kesimpulan penyelidikan PBB itu dan menyebut tidak mungkin menyimpulkan bagaimana Abu Akleh dibunuh.
"Angkatan bersenjata Israel menyimpulkan bahwa Abu Akleh tidak disengaja ditembak oleh prajurit Israel dan tidak mungkin diketahui apakah dia ditembak oleh penembak Palestina atau secara tidak sengaja oleh prajurit Israel," kilah militer Israel.
Israel berulang kali meminta peluru yang menewaskan Abu Akleh kepada otoritas Palestina dan selalu ditolak. Otoritas Palestina juga menolak melakukan penyelidikan bersama dengan Israel. (AFP/OL-1)
Pengamat Timur Tengah, Faisal Assegaf, berbagi pengalaman dramatisnya selama 100 jam ditahan oleh pasukan Kurdi di Suriah pada April 2025.
Konsumen fashion di AS menggugat Hermes karena dianggap enggan menjual tas Birkin tanpa pembelian produk mewah lainnya.
Sebuah petisi kepada Administrasi Makanan dan Obat-obatan AS menyerukan larangan bahan kimia metilen klorida dalam proses dekafinasi kopi karena kekhawatiran terhadap kanker.
Kontroversi aturan berpakaian di pesawat menjadi sorotan di Amerika setelah seorang penumpang menyewa pengacara karena dianggap tidak mematuhi kebijakan pakaian di Delta Air lines.
Sejak diperkenalkannya vaksin HPV di Amerika Serikat pada 2006, terjadi penurunan signifikan infeksi HPV dan pra-kanker serviks pada remaja dan perempuan dewasa muda.
BNI kembali menunjukkan komitmennya dalam mendorong UMKM kopi Indonesia menuju pasar dunia.
Menurut Otoritas Barang Antik Israel (IAA), temuan itu diidentifikasi sebagai konstruksi kerajaan periode Kuil Pertama (abad 10-6 SM) serta yang paling indah dan mengesankan hingga saat ini.
Orang Yahudi pada periode Romawi itu dianggap tidak tinggal di pertanian di luar desa atau kota.
Pemain Israel-Arab itu didatangkan Al-Nasr dari klub Tiongkok Guangzhou R & F seharga 2,5 juta euro.
Kerja sama tersebut menjadi kesepakatan pertama yang dilakukan antara negara Arab dan negara Yahudi.
Bagi Skotlandia, dua kekalahan beruntun membuat mereka tersingkir dari puncak klasemen Grup B2 disalip Rep Ceko yang menang 2-0 atas Slovakia.
Seorang anggota keluarga kerajaan Abu Dhabi, Sheikh Hamad bin Khalifa Al-Nahyan, menandatangani perjanjian kemitraan senilai US$92 juta pada Senin dengan pemilik klub, Moshe Hogeg.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved