Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Tiongkok Bantah Tudingan Bantu Rusia agar Terhindar Sanksi

Nur Aivanni
02/4/2022 16:55
Tiongkok Bantah Tudingan Bantu Rusia agar Terhindar Sanksi
Sebuah tanda anti perang terlihat di Berlin, Jerman, sebagai respons terhadap invasi Rusia di Ukraina.(AFP)

TIONGKOK menegaskan bahwa pihaknya tidak melakukan apa pun untuk menghindarkan sanksi yang dijatuhkan pada Rusia. 

Pernyataan Negeri Tirai Bambu menyusul peringatan dari pejabat Uni Eropa, bahwa setiap upaya untuk membantu perang Rusia di Ukraina dapat merusak hubungan ekonomi.

Dalam indikasi paling jelas tentang posisi Beijing mengenai masalah tersebut, seorang pejabat Kementerian Luar Negeri mengatakan kepada wartawan, "Kami tidak melakukan apa pun dengan sengaja untuk menghindarkan sanksi yang dijatuhkan pada Rusia oleh Amerika dan Eropa."

Adapun pernyataan itu disampaikan setelah pembicaraan virtual antara pemimpin tinggi Uni Eropa dan Tiongkok. Beijing berpegang pada pendiriannya untuk menolak mengutuk invasi oleh sekutunya, yakni Rusia.

Baca juga: Lebih dari 50 Situs Bersejarah Ukraina Rusak Akibat Invasi Rusia

Di lain sisi, Amerika Serikat (AS) khawatir bahwa Tiongkok berpotensi mengirim bantuan militer dan ekonomi ke Rusia. Berikut, membantu Rusia melewati sanksi keras Barat yang menghancurkan ekonomi negara itu.

"Kami menentang sanksi dan efek dari sanksi ini juga berisiko menyebar ke seluruh dunia," kata Wang Lutong, direktur jenderal departemen urusan Eropa Kementerian Luar Negeri Tiongkok, pada konferensi pers.

Pejabat tinggi Uni Eropa memperingatkan pemimpin Tiongkok Xi Jinping pada pertemuan puncak virtual sehari sebelumnya. Bahwa, setiap upaya untuk membantu perang Rusia dapat merusak hubungan antara dua negara adidaya ekonomi.

Baca juga: Rusia Pertimbangkan Tinggalkan UEFA dan Bergabung dengan AFC

Pembicaraan dengan Presiden Xi, awalnya dimaksudkan fokus pada isu perdagangan dan perubahan iklim, namun dibayangi  ketakutan Barat akan dukungan Tiongkok untuk Rusia.

Namun, dalam menghadapi peringatan Uni Eropa, Wang mengatakan aktivitas perdagangan Tiongkok dengan Rusia seharusnya tidak terpengaruh. "Bahkan, Eropa telah melakukan bisnis secara normal dengan Rusia," pungkasnya.

Tiongkok merupakan mitra dagang terbesar Rusia, dengan volume perdagangan tahun lalu mencapai US$147 miliar, atau naik lebih dari 30% pada 2019.(AFP/OL-11)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya