Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Erdogan Sarankan Putin Menjadi Arsitek Perdamaian

Mediaindonesia.com
25/3/2022 20:33
Erdogan Sarankan Putin Menjadi Arsitek Perdamaian
Presiden Rusia Vladimir Putin (kanan) berbicara dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan (kiri).(AFP/Mustafa Kamaci/Layanan Pers Presiden Turki.)

PRESIDEN Turki Recep Tayyip Erdogan akan meminta pemimpin Rusia Vladimir Putin untuk menjadi 'arsitek perdamaian' dan menghentikan perang di Ukraina. Media Turki melaporkan itu pada Jumat (25/3).

Erdogan, yang telah mencoba untuk menengahi perdamaian antara Moskow dan Kyiv, membuat komentar saat kembali dari pertemuan darurat NATO di Brussels. Erdogan mengatakan dia akan menelepon Presiden Ukraina Volodmyr Zelensky pada Jumat dan berbicara dengan Putin pada akhir pekan atau awal pekan depan dalam komentar yang diterbitkan oleh penyiar swasta NTV dan media lain.

"Kami harus memberi tahu (Putin) Anda harus menjadi arsitek dari langkah yang akan diambil untuk perdamaian," kata Erdogan. "Kita harus mencari cara untuk menyelesaikan masalah ini dengan mengatakan kepadanya, 'Buat awal yang terhormat'," kata pemimpin Turki itu yang telah mengadakan pembicaraan langsung dengan Putin.

Sebagai sekutu Kyiv dan anggota NATO, Turki telah berusaha menengahi perdamaian sambil menolak bergabung dengan sanksi Barat terhadap Rusia. Erdogan juga mengatakan dia akan meninjau hasil KTT NATO dengan Putin dan Zelensky.

NATO pada Kamis mengumumkan penempatan pasukan baru ke Rumania, Hongaria, Slovakia, dan Bulgaria dan rencana untuk meningkatkan pertahanan kimia dan nuklir. Erodgan juga mengatakan Rusia dan Ukraina tampaknya mencapai kesepakatan pada empat dari enam poin negosiasi yakni penarikan Ukraina dari NATO, penggunaan Rusia di Ukraina, perlucutan senjata, dan jaminan keamanan.

"Tentu saja Ukraina ialah suatu negara. Tidak mungkin (bagi Kyiv) untuk menerima perlucutan senjata dari A sampai Z tetapi pihak Ukraina mengatakan beberapa kompromi mungkin dilakukan di sana," kata Erdogan. Namun dia menjelaskan bahwa Ukraina tidak begitu fleksibel dengan status wilayah Donbas dan Krimea pro-Rusia yang memisahkan diri dan dianeksasi Rusia pada 2014. 

Baca juga: Ingin Rusia Keluar G20, Biden: Jika Indonesia Menolak Ukraina Diundang

Turki menjamu menteri luar negeri Rusia dan Ukraina di resor selatan Antalya bulan ini. Erdogan telah berulang kali mengatakan negaranya siap menjadi tempat pertemuan antara Putin dan Zelensky. (AFP/OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya