Headline
Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.
Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
DI tempat pembuangan sampah di Jalur Gaza selatan, tumpukan baterai bekas menumpuk. Baterai berkarat menimbulkan risiko kesehatan yang meningkat bagi warga Palestina di daerah kantong itu.
Baterai menjadi sumber daya penting di Gaza. Maklum, pasokan listrik publik jarang dan infrastruktur telah rusak sejak blokade Israel di daerah kantong itu dimulai pada 2007 saat kelompok Islam Hamas merebut kendali.
"Baterai telah menumpuk selama 15 tahun," kata Ibrahim Baraka yang bekerja di TPA seluas 2.000 meter persegi (setengah hektare) di Khan Yunis. Penduduk rumah di sekitarnya dapat mengintip tumpukan limbah timbal dan merkuri sehari-hari.
Gaza, rumah bagi 2,3 juta warga Palestina, hanya memiliki satu pembangkit listrik yang menggunakan diesel. Pengiriman bahan bakar tidak dapat diandalkan. Sebagian besar terhambat karena blokade. Pabrik itu juga dibom oleh jet tempur Israel selama konflik 2006 dengan Hamas.
Mohamed Masleh, direktur sumber daya di Kementerian Lingkungan Gaza, memperkirakan ada 25.000 ton baterai bekas di Gaza yang perlu didaur ulang. Sebagian besar berada di lokasi yang tidak cocok untuk menyimpan bahan berbahaya.
Pengumpulan baterai juga merupakan sumber pendapatan bagi wilayah miskin. Tingkat pengangguran berkisar sekitar 50%.
Pada suatu pagi yang cerah, Zakaria Abu Sultan berjalan dengan kereta kudanya melalui jalan-jalan di Kota Gaza, meneriakkan misinya melalui pengeras suara. "Adakah yang baterainya rusak untuk dijual?" dia memanggil.
"Saya telah mengembara sejak subuh untuk membeli baterai yang rusak. Saya membelinya dengan harga terbaik 50 shekel (US$15) dan menjualnya ke pedagang barang bekas seharga 70 shekel," katanya kepada AFP. Biasanya, baterai yang rusak dibawa ke tempat pembuangan sampah seperti yang ada di Khan Yunis tempat Baraka bekerja yang membongkarnya untuk mencari bahan seperti plastik yang kemudian dijual ke pabrik.
Ahmed Hillis, direktur Institut Nasional untuk Lingkungan dan Pembangunan Gaza, mengatakan bahwa meskipun dia memahami ada keuntungan dari baterai yang dibuang, perdagangan itu sangat berbahaya. "Berton-ton baterai terakumulasi di tempat pembuangan sampah," katanya.
"Baterai ditemukan di antara orang-orang dan gerobak hewan. Anak-anak membawanya berkeliling," katanya kepada AFP.
"Kadang-kadang kami menemukan ayah dan anak mencoba membukanya dengan obeng. Ini lelucon dan kekacauan," tambahnya.
Israel dulu berperan dalam mengelola bahan beracun dari Gaza, tetapi itu berhenti dengan pengambilalihan Hamas pada 2007. Hamas dianggap sebagai organisasi teroris oleh sebagian besar Barat dan tidak memiliki kontak langsung dengan Israel.
Bulan lalu, badan kementerian pertahanan Israel yang bertanggung jawab untuk urusan sipil di wilayah Palestina (COGAT) mengatakan bahwa mesin penghancur besi kedua telah beroperasi di perlintasan Kerem Shalom antara Israel dan Gaza. Kapasitas penghancuran yang ditingkatkan akan memberikan peningkatan yang signifikan dalam ekspor potongan besi dari Jalur Gaza, kata COGAT.
Baca juga: UU Larang Pasangan Palestina Jadi Warga Negara Israel Diperbarui
Baraka mengatakan bahwa telah mengangkat harapan untuk solusi limbah baterai. Namun ia setuju situasi saat ini tidak berkelanjutan. Hillis mendesak Hamas untuk menetapkan aturan yang jelas tentang penanganan zat beracun. Dia mengatakan limbah baterai sekarang dikelola oleh orang-orang yang tidak mematuhi aturan apa pun dan tidak memiliki pengalaman dalam mengumpulkan bahan berbahaya. (OL-14)
MILITER Israel mengumumkan bahwa pihaknya telah menetralisasi seorang pria bersenjata yang disebut berusaha menyerang tentara Israel dengan pisau dan mencoba merampas senjata mereka.
KEPALA Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Volker Turk mengecam keras tindakan militer Israel di Jalur Gaza yang terus dilanda kekerasan.
PULUHAN ribu orang berpakaian merah berbaris melalui jalan-jalan di Den Haag dan di Brussels untuk menuntut lebih banyak tindakan pemerintah mereka terhadap genosida di Gaza.
ENTITAS baru yang didukung Amerika Serikat dan Israel untuk memberi bantuan pangan di Jalur Gaza, Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF), ternyata menimbulkan banyak masalah dan tanda tanya.
SEBANYAK 12 aktivis di kapal Madleen gagal menembus blokade Israel. Namun gerakan itu membakar ribuan aktivis lain sedunia untuk meluncurkan Konvoi Global ke Gaza.
YAYASAN Kemanusiaan Gaza (GHF) yang mendapat dukungan dari Amerika Serikat mengumumkan bahwa mereka tidak akan menyalurkan bantuan pada Rabu (4/6).
Amanah konstitusi UUD 1945 untuk melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, serta ikut mewujudkan perdamaian dunia harus direalisasikan dalam menyikapi konflik dunia.
Situasi ini mendorong kedua negara untuk mempertimbangkan dampak jangka panjang di kancah internasional.
Langkah Presiden Prabowo dalam menjaga keseimbangan diplomatik telah memperkuat posisi Indonesia di mata dunia.
GEDUNG Putih mengeluarkan pernyataan keras menyusul laporan dari CNN, The New York Times dan sejumlah media besar lainnya tentang serangan AS ke fasilitas nuklir Iran akhir pekan lalu.
Komandan Pasukan Quds dari Korps Garda Revolusi Islam (IRGC), Brigadir Jenderal Iran Esmail Qaani, terlihat dalam keadaan hidup dan sehat saat menghadiri perayaan kemenangan.
Pemerintah Iran menyerukan komunitas internasional untuk tidak tinggal diam terhadap serangan militer Israel yang didukung oleh Amerika Serikat (AS) terhadap sejumlah wilayah di Iran.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved