Headline

Gaikindo membeberkan penyusutan penjualan mobil di Tanah Air.

Krisis Ukraina, Tiongkok Desak Semua Pihak untuk Menahan Diri

Nur Aivanni
22/2/2022 14:35
Krisis Ukraina, Tiongkok Desak Semua Pihak untuk Menahan Diri
Presiden Rusia Vladimir Putin bersama Presiden Tiongkok Xi Jinping(Alexei Druzhinin / Sputnik / AFP)

DUTA Besar Tiongkok untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa pada Senin (21/2) meminta semua pihak yang terkait dalam krisis Ukraina untuk menahan diri dan menghindari tindakan apa pun yang dapat memicu ketegangan, setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui dua wilayah yang memisahkan diri di Ukraina timur sebagai wilayah yang merdeka.

Dalam sambutan yang sangat singkat pada pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB atas Ukraina, Duta Besar Tiongkok untuk PBB Zhang Jun juga mengatakan Beijing menyambut baik dan mendorong setiap upaya untuk solusi diplomatik terhadap krisis tersebut.

"Semua pihak terkait harus menahan diri dan menghindari tindakan apa pun yang dapat memicu ketegangan. Kami menyambut dan mendorong setiap upaya untuk solusi diplomatik," kata Zhang.

Sementara itu, Kedutaan Besar Tiongkok di Ukraina pada Selasa (22/2) memperingatkan warga negara dan bisnis Tiongkok di Ukraina agar tidak melakukan perjalanan ke daerah-daerah yang tidak stabil.

Baca juga: AS Pindahkan Semua Diplomatnya dari Ukraina ke Polandia

"Saat ini, situasi di Ukraina timur telah mengalami perubahan besar," kata Kedutaan Tiongkok dalam sebuah pernyataan di situsnya.

"Kedutaan Besar Tiongkok di Ukraina mengingatkan warga Tiongkok dan perusahaan yang didanai Tiongkok di Ukraina untuk memperhatikan pemberitahuan keselamatan yang dikeluarkan secara lokal dan tidak pergi ke daerah yang tidak stabil," terangnya.

Awal bulan ini, negara-negara termasuk Amerika Serikat, Inggris dan Jerman mengatakan kepada warga negara mereka untuk meninggalkan Ukraina karena khawatir akan invasi yang akan datang oleh Rusia.

Sebaliknya, Tiongkok telah mengatakan kepada warganya di Ukraina untuk mengikuti perkembangan lokal dengan cermat, dan menjaga kedutaannya di Ukraina beroperasi secara normal, sambil mengkritik Amerika Serikat karena meningkatkan ancaman perang. (Straits Times/OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akhmad Mustain
Berita Lainnya