Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Lapid: Israel Berhak Pertahankan Diri dengan Serang Iran di Suriah

Mediaindonesia.com
10/9/2021 21:06
Lapid: Israel Berhak Pertahankan Diri dengan Serang Iran di Suriah
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov bertemu dengan Menlu Israel Yair Lapid di Moskow pada Kamis (9/9).(AFP/Alexander Nemenov.)

ISRAEL akan terus mempertahankan diri terhadap tindakan Iran di Suriah. Negeri Yahudi itu khawatir tentang langkah Rusia untuk menahan serangan Israel.

"Israel tidak akan duduk diam ketika Iran membangun basis teror di perbatasan utara kami (dengan Suriah) atau sementara Iran memasok senjata canggih ke organisasi teror yang dimaksudkan untuk digunakan melawan kami," kata Menteri Luar Negeri Yair Lapid di Moskow, Kamis (9/10), setelah pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov seperti dikutip The Jerusalem Post. Ia memperingatkan tidak akan ada stabilitas regional selama Iran mempertahankan kehadirannya dan terus mengekspor teror.

"Kami akan mempertahankan kemampuan kami untuk mempertahankan diri dalam menghadapi ancaman dari Suriah dan tempat lain," tambah Lapid. Ia mengakui kepentingan utama Rusia di kawasan itu dan mengatakan itulah sebabnya mekanisme dekonfliksi militer yang perlu dan efektif antara Moskow dan Jerusalem.

Pada Minggu, rudal buatan Rusia yang diluncurkan dari Suriah mendarat di wilayah Gush Dan, Israel. Dua minggu sebelumnya, militer Rusia di Suriah mengatakan sistem pertahanan udara yang dipasok ke Suriah menembak jatuh 22 dari 24 rudal yang diluncurkan oleh Israel.

Israel dan Rusia, yang memiliki tentara di Suriah, memiliki mekanisme dekonfliksi terkait program Israel untuk menghentikan Iran membangun pangkalan di dekat perbatasan Israel. Mekanisme itu tampaknya berjalan kurang lancar akhir-akhir ini, karena pesan militer Rusia tentang rudal datang menyusul laporan Asharq al-Awsat yang berbasis di London pada Juli bahwa Moskow yakin Washington telah memberinya lampu hijau untuk menggagalkan upaya serangan udara Israel di Suriah.

Menanggapi pertanyaan dari seorang jurnalis Rusia, Lapid mengatakan bahwa Israel tidak mempertimbangkan dan tidak akan pernah mempertimbangkan untuk mengembalikan Dataran Tinggi Golan ke Suriah. Lapid juga memperingatkan bahwa Israel berhak untuk bertindak melawan program nuklir Iran. "Program Iran menuju senjata nuklir bukan hanya masalah Israel, itu masalah bagi seluruh dunia," katanya. Ia menyerukan pesan yang kuat dan jelas dari dunia ke Iran.

"Nuklir Iran akan mengarah pada perlombaan senjata nuklir di Timur Tengah," dia memperingatkan. "Dunia perlu menghentikan Iran untuk mendapatkan kemampuan nuklir, berapa pun harganya. Jika dunia tidak melakukannya, Israel berhak untuk bertindak. Israel tidak akan membiarkan Iran menjadi negara nuklir atau bahkan negara ambang nuklir."

Lapid mengutip laporan baru-baru ini oleh Badan Energi Atom Internasional yang melukiskan gambaran yang jelas dan sangat mengkhawatirkan dari program nuklir Iran yang berkembang pesat tanpa pengawasan yang efektif. Pemalsuan, penipuan, dan kebohongan Republik Islam, kata Lapid, untuk menutupinya. "Laporan tersebut menuntut keputusan Dewan Gubernur (IAEA)," katanya menjelang pertemuan yang diharapkan di Paris pada Jumat (10/9).

Rusia, bagaimana pun, telah menyuarakan penentangan terhadap resolusi semacam itu. Duta besarnya untuk organisasi internasional itu di Wina, Mikhail Ulyanov, mencuit selama pertemuan Lapid-Lavrov bahwa tidak diperlukan tindakan oleh Dewan Gubernur. Menurutnya, IAEA harus mempertahankan kerja sama dengan Iran.

Perilaku Iran, imbuhnya, dipengaruhi terutama karena beberapa faktor eksternal merujuk pada kepergian AS dari kesepakatan Iran 2015 dan sanksi selanjutnya. "Dalam situasi apa pun, diskusi (di IAEA) tidak boleh berdampak buruk terhadap prospek Pembicaraan Wina tentang JCPOA," tweet Ulyanov pada Rabu merujuk pada kesepakatan nuklir 2015.

Di Moskow, Lapid dan Lavrov menandai peringatan 30 tahun hubungan antara Israel dan Rusia. Keduanya menyetujui bahwa Perdana Menteri Naftali Bennett dan Presiden Rusia Vladimir Putin harus segera bertemu. Rincian pertemuan akan ditentukan oleh Kantor Perdana Menteri dan Kremlin.

Baca juga: Cerita Remaja Palestina Diserang Pemukim Israel secara Brutal

Lavrov menyebut pertemuan itu sangat penting. Menjelang pertemuan dengan Lapid, dia berharap untuk mengambil langkah lain dalam mengembangkan hubungan. Lapid menekankan hubungan hebat yang dimiliki antara kedua negara berguna bagi rakyat dalam hal ekonomi dan budaya. (OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya