Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Masih Ada 1.500 an Warga AS di Afghanistan Belum Dievakuasi

Atikah Ishmah Winahyu
26/8/2021 07:15
Masih Ada 1.500 an Warga AS di Afghanistan Belum Dievakuasi
Warga AS sedang dievakuasi meninggalkan Afghanistan dengan pesawat militer di bandara Kabul(AFP)

MASIH ada sekitar 1.500 warga AS di Afghanistan. Menteri Luar Negeri Antony Blinken mengatakan, pemerintah AS sedang berupaya untuk menghubungi mereka atau telah memberi mereka instruksi tentang cara menuju bandara Kabul.

Dalam konferensi pers, Menlu Blinken menyatakan bahwa Washington sejauh ini telah mengevakuasi 4.500 warga AS dan keluarga mereka. Sementara tenggat waktu Presiden Joe Biden pada 31 Agustus untuk menarik pasukan AS hanya tinggal beberapa hari lagi.

Ketika upaya evakuasi AS dimulai, ada sebanyak 6.000 warga Amerika di Afghanistan yang ingin pergi, berdasarkan analisis AS, kata Blinken. Dia mengatakan para pejabat telah melakukan kontak langsung dengan 500 orang dari mereka yang tersisa dalam 24 jam terakhir dan memberikan instruksi khusus tentang bagaimana menuju ke bandara Kabul dengan aman.

“Untuk sisa sekitar 1.000 kontak yang kami miliki, yang mungkin adalah orang Amerika yang ingin meninggalkan Afghanistan, kami secara agresif menjangkau mereka beberapa kali sehari, melalui berbagai saluran komunikasi,” kata Blinken.

Angka tersebut tidak termasuk pemegang kartu hijau, yang berwenang untuk tinggal dan bekerja di Amerika Serikat.

Pemerintahan Biden selama berhari-hari berjuang untuk memberikan angka spesifik jumlah warga Amerika yang dievakuasi sejauh ini dan mereka yang masih berada di Afghanistan. Blinken, sambil memberikan angka, memperingatkan bahwa angka tersebut dapat berubah setiap jam.

“Dari daftar sekitar 1.000 ini, kami yakin jumlah orang Amerika yang secara aktif mencari bantuan untuk meninggalkan Afghanistan lebih rendah, kemungkinan jauh lebih rendah,” ujarnya.

Dia juga mengatakan 45 persen hingga 46 persen dari lebih dari 82.000 orang yang sejauh ini telah dievakuasi adalah perempuan dan anak-anak.

Negara-negara Barat bergegas untuk mengevakuasi orang-orang dari Afghanistan ketika Taliban dengan cepat mengambil alih negara itu. Banyak warga Afghanistan yang membantu pasukan koalisi pimpinan AS mungkin harus ditinggalkan untuk nasib yang tidak pasti di bawah kelompok militan Islam.

Blinken juga menekankan bahwa tidak ada tenggat waktu pada upaya untuk membantu orang yang ingin meninggalkan Afghanistan, baik Amerika maupun lainnya, dan bahwa Washington akan menggunakan setiap alat bantuan diplomatik dan ekonomi untuk memastikan mereka yang ingin pergi dapat melakukannya bahkan setelah 31 Agustus.

Namun dia tidak merinci bagaimana tepatnya Washington akan membantu orang pergi tanpa kehadiran militer AS di lapangan.

Dalam 10 hari sejak Taliban menyapu Kabul, Amerika Serikat dan sekutunya telah melakukan salah satu evakuasi udara terbesar yang pernah tercatat, membawa lebih dari 88.000 orang, termasuk 19.000 dalam 24 jam terakhir. Militer AS mengatakan pesawat lepas landas setara dengan setiap 39 menit.

Prioritaskan Pasukan Militer

Meskipun pengangkutan udara akan berlangsung hingga Selasa, militer Amerika Serikat mengatakan akan mengalihkan fokusnya dalam dua hari terakhir dari membantu warga sipil yang melarikan diri ke mengevakuasi pasukan.

Ada sekitar 5.400 tentara di bandara, jumlah yang menurut Presiden Joe Biden akan turun menjadi nol pada akhir bulan, tergantung pada kerja sama dari Taliban.

Pentagon tidak mengharapkan keterlibatan militer AS setelah 31 Agustus, tutur juru bicara John Kirby.

"Jika Anda seorang pengungsi yang bisa kami keluarkan, kami akan terus mengeluarkan Anda sampai akhir. Tapi dalam beberapa hari terakhir kami akan mulai memprioritaskan kemampuan militer dan sumber daya militer untuk pindah," kata Kirby.

“Saya pikir apa yang dibicarakan oleh Sekretaris Blinken adalah jenis dukungan dan bantuan yang kami berikan kepada orang Amerika di seluruh dunia yang ingin pergi dari tempat mereka berada dan mendapatkan bantuan untuk pulang. Saya tidak akan mengantisipasi bahwa akan ada militer. peran dalam bantuan semacam itu,” tambahnya. (Straitstimes/OL-13)

Baca Juga:



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi
Berita Lainnya