Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Rakyat Beita Palestina Lawan Pemukiman Ilegal Israel 

Mediaindonesia.com
25/8/2021 18:10
Rakyat Beita Palestina Lawan Pemukiman Ilegal Israel 
Remaja Palestina menggunakan laser selama demonstrasi menentang pos pemukim Israel di Eviatar, kota Beita, dekat kota Nablus, Tepi Barat.(AFP/Jaafar Ashtiyeh.)

RAKYAT Palestina di Beita menggunakan penyorot laser dan alat tiup yang berisik untuk menyiksa pemukim Yahudi di seberang lembah. Mereka memisahkan diri dari warga lain yang memilih jalur demonstrasi menentang pendudukan Israel di Tepi Barat.

Pengunjuk rasa di kota Palestina dekat Nablus itu berkeras melakukan protes selama berminggu-minggu. Mereka melawan pemukiman liar Eviatar dengan cara berbeda karena memiliki alasan sendiri.

Mereka menggambarkannya sebagai gerakan akar rumput. Mereka tidak terinspirasi atau diarahkan oleh sekularis Fatah yang mengontrol Otoritas Palestina di Tepi Barat atau saingan mereka dari Hamas yang menguasai Jalur Gaza.

"Di sini hanya ada satu bendera, bendera Palestina. Tidak ada faksi," kata Hamayel kepada AFP.

"Kami melakukan dari bawah yang tidak dapat dilakukan oleh para pemimpin Palestina dari atas," ucap Hamayel. Putranya yang berusia 15 tahun, Mohammed, terbunuh oleh tembakan tentara Israel dalam protes pertengahan Juni.

Tentara mengatakan telah melepaskan tembakan untuk menekan 'perusuh' yang menjadi ancaman besar bagi pasukan. Protes Beita pecah pada Mei ketika sekelompok pemukim garis keras mendirikan komunitas Yahudi di puncak bukit terdekat.

Semua pemukiman dianggap ilegal menurut hukum internasional, tetapi Israel telah memberikan otorisasi kepada komunitas semacam itu di seluruh Tepi Barat, wilayah yang telah didudukinya sejak 1967. Tapi Eviatar dibangun tanpa persetujuan Israel. 

Baca juga: Tembakan Israel Tewaskan Remaja Palestina di Kamp Pengungsi

Pemerintah Israel membuat kesepakatan dengan pemukim untuk mengevakuasi mereka pada 2 Juli. Di sisi lain, Israel mempelajari tanah untuk mengevaluasi prospek otorisasi.

Perlawanan 

Pasukan Israel yang ditempatkan di Eviatar sejak para pemukim pergi menghadapi protes terus-menerus dari orang-orang Beita. Warga Beita yang berjumlah sekitar 12.500 orang mengatakan bahwa tanah di sekitarnya merupakan milik mereka.

Lebih dari 700 warga Palestina terluka dan sedikitnya tujuh orang tewas sejak kerusuhan meletus pada Mei, menurut Kementerian Kesehatan Palestina. Hamayel, yang masih berduka atas kehilangan putranya, menyuarakan kebanggaan yang menyebut perlawanan mereka sebagai model Beita.

"Israel ingin membasmi bentuk baru perlawanan rakyat kami. Mereka takut akan hal itu."

Dia mengatakan gerakan Beita bertentangan dengan Otoritas Palestina (PA) yang dipimpin oleh presiden Mahmud Abbas, 86. Abbas disebutnya tidak melakukan apa pun selain mengeluarkan pernyataan yang mengecam pendudukan Israel.

Politik Palestina telah retak sejak 2007, tahun ketika Hamas mengambil alih Gaza setelah Fatah menolak untuk mengakui kemenangan pemilihan kelompok Islamis itu. Meskipun berbagai tawaran rekonsiliasi, ketegangan antara faksi tetap ada.

Fatah tetap bercokol di Tepi Barat dan Hamas menjalankan Gaza. Akan tetapi para ahli mengatakan peristiwa awal tahun ini mengubah sentimen di antara warga Palestina biasa.

Abbas membatalkan pemilihan Palestina pertama yang dijadwalkan dalam 15 tahun. Ini seiring dengan demonstrasi jalanan untuk mendukung warga Palestina menghadapi penggusuran Israel di Jerusalem timur yang dicaplok memperoleh momentum.

Dengan meningkatnya ketegangan di Kota Suci dan di tempat lain, pasukan Israel bentrok dengan warga Palestina di kompleks masjid Al-Aqsa Jerusalem, situs tersuci ketiga Islam. Pada 10 Mei, Hamas menembakkan roket ke Jerusalem, mengutip mandatnya untuk membela Al-Aqsa.

Baca juga: Pencuri Gondol Salib Besi Milik Gereja di Israel

Konflik 11 hari Israel-Gaza menyusul serangan roket Jerusalem. Hamas dan kelompok bersenjata lain di daerah kantong itu meluncurkan ribuan amunisi ke negara Yahudi. Israel menghantam Gaza dengan ratusan serangan udara.

Kebersamaan

Konflik dan protes Jerusalem timur menghidupkan kembali rasa kebersamaan bagi pemuda Palestina yang melampaui kesetiaan kepada Fatah atau Hamas, kata Jalaa Abu Arab, 27, editor situs berita Palestina Dooz yang berusia tahun.

"Untuk pertama kali dalam beberapa tahun para pemuda tidak melihat diri mereka sebagai korban lagi. Ada perasaan bahwa warga Palestina tidak hanya mengambil api dan duduk, tetapi bangkit dan berdiri," kata Abu Arab kepada AFP.

Pemuda Palestina sudah muak dengan pendekatan lunak. Namun, imbuhnya, itu tidak berarti mereka mendukung Hamas. Abu Arab merujuk kematian Nizar Banat dalam tahanan Palestina, seorang kritikus terkemuka PA, yang dugaan pembunuhannya dilakukan pasukan keamanan Palestina sehingga memicu protes. 

Mantan Perdana Menteri Palestina Salam Fayyad menyebut situasi saat ini belum pernah terjadi sebelumnya. "Saya tidak tahu seberapa jauh kita dari benar-benar menjadi krisis nyata. Mungkin sudah dan itu harus dilihat oleh kepemimpinan sebagai krisis."

Berbicara kepada sekelompok kecil wartawan, dia menyerukan perubahan arah, dimulai dengan mendengarkan orang-orang, khususnya kaum muda yang sangat frustrasi dengan pendudukan dan janji-janji kebebasan yang tetap tidak terpenuhi. 

Dengan rekonsiliasi Hamas-Fatah yang tampak di luar jangkauan dan pemilihan yang telah lama ditunggu-tunggu ditunda tanpa batas waktu, Hamayel berpendapat model Beita dapat memberikan perubahan di seluruh wilayah Palestina. "Ada masalah di atas, tapi di sini, di lapangan, orang-orang Palestina bersatu." (OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya