Aksi Protes Tolak Kartu Kesehatan di Prancis Masih Berlanjut

 Nur Aivanni
15/8/2021 11:17
Aksi Protes Tolak Kartu Kesehatan di Prancis Masih Berlanjut
Ribuan warga Prancis berunjuk rasa menolak kewajiban vaksin Covid-19 sebagai bagian kartu kesehatan di Nantes, Prancis, Sabtu (14/8).(Sebastien SALOM-GOMIS / AFP)

LEBIH dari 200 ribu pengunjuk rasa berbaris di seluruh Prancis pada Sabtu (14/8) menentang kartu kesehatan yang diperjuangkan Presiden Prancis Emmanuel Macron untuk mengalahkan Covid-19, meskipun tindakan itu sudah diterapkan.

Kementerian Dalam Negeri mengatakan total 214.845 orang, termasuk hampir 14.000 di Paris, ambil bagian dalam aksi protes nasional, turun sekitar 22.000 dari akhir pekan lalu, tetapi masih kuat untuk akhir pekan kelima berturut-turut.

Macron melihat kartu kesehatan - yang membuat vaksinasi penting untuk melanjutkan kegiatan rutin seperti menyeruput secangkir kopi di kafe atau bepergian dengan kereta api - sebagai kunci untuk keluar dari pandemi Covid-19 dan menghindari penguncian lebih lanjut.

Tetapi para pengunjuk rasa mengatakan bahwa kebijakan tersebut melanggar kebebasan dasar yang sangat dihargai oleh Prancis.

Peraturan, yang diterapkan pada Senin, mewajibkan seseorang untuk mendapatkan vaksin Covid-19 lengkap, hasil tes negatif untuk covid-19 atau baru saja pulih dari infeksi virus korona untuk menikmati kegiatan rutin, seperti makan di restoran atau kafe atau bepergian dengan kereta antar kota.

Dua aksi protes terpisah terjadi di Paris dengan menyuarakan slogan-slogan seperti "Bebaskan Prancis!", "Hentikan kegilaan akibat korona" atau "Ya untuk kebebasan memilih".

Yann Fontaine, 30, yang bekerja di kantor notaris, mengatakan dia yakin kartu kesehatan adalah langkah yang membunuh kebebasan.

Pada Sabtu (14/8) lalu, ada sekitar 237.000 orang hadir di seluruh Prancis, termasuk 17.000 di Paris, kata Kementerian Dalam Negeri, melebihi 204.000 yang tercatat pada akhir pekan sebelumnya dan jumlah yang sangat tidak biasa untuk aksi protes pada puncak liburan musim panas.

Para pengunjuk rasa menuduh pemerintah meremehkan jumlah pemrotes yang turun ke jalan. Le Nombre Jaune menerbitkan rincian kota per kota di Facebook dalam upaya untuk menunjukkan jumlah sebenarnya pada pekan lalu adalah sebanyak 415.000 orang.

Aksi protes lain terjadi di kota-kota, terutama di selatan, termasuk Toulon, Montpellier, Nice, Marseille dan Perpignan, di mana jumlahnya terkadang melebihi yang ada di Paris. (AFP/Nur/OL-09)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya