Korsel Gelar Latihan Militer dengan AS, Korut Berang

Atikah Ishmah Winahyu
11/8/2021 11:17
Korsel Gelar Latihan Militer dengan AS, Korut Berang
Kendaraan militer AS beraksi dalam latihan gabungan antara AS dan Korsel.(AFP/Kim Hong-Ji)

SEORANG pejabat senior Pyongyang Kim Yong Chol memperingatkan Seoul akan menghadapi krisis keamanan yang serius karena melanjutkan latihan militer bersama Amerika Serikat (AS). Dia menuturkan Korea Selatan (Korsel) telah kehilangan kesempatan untuk meningkatkan hubungan antar-Korea.

Pernyataan Kim Yong Chol itu datang hanya sehari setelah Kim Yo Jong, saudara perempuan pemimpin Kim Jong Un, menuntut Washington menarik pasukannya dari Semenanjung Korea.

Militer AS dan Korsel memulai latihan awal mereka pada Selasa (10/8) menjelang latihan musim panas tahunan minggu depan, yang telah lama dianggap Korea Utara (Korut) sebagai latihan untuk invasi.

Baca juga: Taliban Tegaskan Komitmen Pada Negosiasi Doha

“Pyongyang akan membuat pemerintah Seoul menyadari krisis keamanan serius yang akan mereka hadapi,” kata Kim Yong Chol dalam sebuah pernyataan yang dirilis kantor berita resmi KCNA.

“Korea Selatan telah menjawab itikad baik Korea Utara dengan tindakan permusuhan setelah melepaskan kesempatan untuk meningkatkan hubungan antar-Korea,” tambahnya.

Kim adalah pejabat senior di Partai Buruh yang berkuasa dan bertindak sebagai utusan pemimpin Kim Jong Un menjelang pertemuan puncak di Hanoi, 2019 lalu, bertemu dengan presiden AS saat itu, Donald Trump, di Washington.

KTT itu runtuh karena keringanan sanksi dan apa yang Korut akan rela berikan sebagai imbalannya, dan pembicaraan sejak itu sebagian besar terhenti, sementara Pyongyang telah mundur di balik tirai isolasi covid-19 yang diberlakukan sendiri.

Bulan lalu, Seoul dan Pyongyang memulihkan komunikasi lintas batas yang terputus lebih dari setahun yang lalu, mengumumkan bahwa para pemimpin mereka telah sepakat untuk memperbaiki hubungan.

Namun, Selasa (10/8) sore, kementerian pertahanan Seoul mengatakan Korut tidak menjawab panggilan harian yang dibuat antara kedua negara di hotline militer mereka, hanya dua minggu setelah hubungan itu terhubung kembali.

Itu terjadi setelah Kim Yo Jong, penasihat utama saudara laki-lakinya, menyebut otoritas Seoul jahat karena melanjutkan latihan bersama, memperingatkan kedua sekutu itu akan menghadapi ancaman keamanan yang lebih besar.

Seoul dan Washington adalah sekutu, dengan sekitar 28.500 tentara AS ditempatkan di Korsel untuk mempertahankan negara itu dari tetangga mereka, yang menyerbu pada 1950.

Mereka telah mengurangi latihan militer gabungan tahunan mereka secara signifikan untuk memfasilitasi pembicaraan nuklir dengan Pyongyang.

Tetapi Kim Yo Jong mengatakan, “Agar perdamaian dapat diselesaikan di semenanjung, sangat penting bagi AS untuk menarik pasukan agresi dan perangkat perang yang dikerahkan di Korea Selatan,” sembari menambahkan bahwa Korut akan memperkuat pertahanan dan kemampuan serangan pre-emptive.

Menanggapi pernyataannya, juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price menekankan latihan bersama itu murni bersifat defensif.

"Seperti yang telah lama kami pertahankan, AS tidak memiliki niat bermusuhan terhadap DPRK," katanya, menggunakan nama resmi Korut. (France24/OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya