Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Jurnalis Turki yang Diasingkan Jadi Korban Penyerangan di Berlin

Atikah Ishmah Winahyu
08/7/2021 20:09
Jurnalis Turki yang Diasingkan Jadi Korban Penyerangan di Berlin
Kamera yang tergantung dan potret seorang fotografer yang tertindas menjadi bentuk aksi protes di Istanbul, Turki.(Antara)

WARTAWAN Turki yang diasingkan, Erk Acarer, mengungkapkan sebanyak tiga penyerang telah memukulinya di luar apartemennya wilayah Distrik Neukölln, Berlin, pada Rabu malam waktu setempat. 

Acarer menggambarkan serangan itu dalam sebuah video yang dipublikasikan lewat akun Twitter. Wartawan itu mengunggah cuitan bahwa dirinya telah diserang dengan pukulan dan pisau. Dia pun mengetahui identitas pelaku.

"Saya tidak akan pernah menyerah pada fasisme," bunyi cuitan Acarer.

Baca juga: Erdogan Tuding Tangan Biden Penuh Darah karena Dukung Israel

Kepolisian Berlin mengkonfirmasi bahwa Acarer telah diserang di halaman gedung apartemennya. Namun, tidak memberikan rincian tentang identitas tersangka. Acarer harus dirawat di rumah sakit karena cedera di kepalanya.

Saat ini, investigasi atas serangan tersebut masih berlangsung. Acarer serta keluarganya sudah dibawa ke tempat yang lebih aman, dengan pengawasan dari kepolisian.

Diketahui, Acarer datang ke Jerman bersama keluarganya pada 2017 atas bantuan Reporters Without Borders (RSF). Dia menghadapi ancaman di Turki, karena laporannya yang kritis terhadap pemerintahan Recep Tayyip Erdogan.

Baca juga: Pejabat Saudi Sebar Ancaman pada Penyelidik Kasus Khashoggi

Selain itu, dia juga didakwa bersama dengan tiga jurnalis Turki lainnya. Pasalnya, mereka menerbitkan informasi rahasia tentang keamanan dan intelijen negara. Menurut Amnesty International, Acarer telah melaporkan seorang anggota intelijen Turki yang terbunuh di Libya.

Adapun Can Dündar, wartawan Turki yang juga diasingkan di Jerman, menilai serangan terhadap Acarer sebagai pesan langsung dari Erdogan, bahwa wartawan pembangkang dapat diserang meski tidak berada di Turki.

Kebebasan pers di Turki sangat dibatasi dalam beberapa tahun terakhir, khususnya di bawah pemerintahan Erdogan. Awal pekan ini, RSF menempatkan Erdogan dalam daftar Predator Kebebasan Pers, dengan wartawan kritis menjadi target.(DW/OL-11)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya