KEMENANGAN ulama garis keras Iran Ebrahim Raisi pada Sabtu (19/6) dalam pemilihan presiden telah menarik reaksi beragam. Rusia menyebutnya sebagai tanda stabilitas regional yang lebih besar tetapi yang lain mencelanya sebagai lelucon.
Rusia
"Hubungan antara negara kita secara tradisional bersahabat," kata Presiden Rusia Vladimir Putin dalam pesannya. Ia mengatakan pemilihan Raisi akan membantu mengembangkan kerja sama bilateral yang konstruktif di banyak bidang dan kemitraan kedua negara dalam urusan internasional.
"Ini sepenuhnya menanggapi kepentingan rakyat Rusia dan Iran serta mengarah pada penguatan stabilitas dan keamanan regional," katanya.
Suriah
Presiden Bashir al-Assad mengirimkan selamat terhangat dan berharap Raisi sukses dalam tanggung jawab barunya dan mengarahkan negara dalam menghadapi tekanan eksternal.
Hamas
Juru bicara Hamas Hazem Qassem mengatakan gerakan Islam Palestina mengucapkan selamat kepada Raisi. Ia menambahkan, "Iran selalu menjadi pendukung utama, kuat, dan nyata dari perlawanan Palestina dan tujuan nasional kita."
Oposisi Iran
Kelompok oposisi di pengasingan memuji gerakan yang mereka sebut sebagai boikot pemilihan presiden. Ini terlihat dari jumlah pemilih hanya mencapai 48,8%.
Maryam Rajavi, pemimpin Dewan Nasional Perlawanan Iran (NCRI), mengatakan boikot nasional yang belum pernah terjadi sebelumnya telah mengisyaratkan bahwa Iran telah memilih untuk menggulingkan teokrasi yang berkuasa.
NCRI, dalam tuduhan yang didukung oleh kelompok-kelompok hak asasi manusia terkemuka, mengatakan Raisi ialah bagian dari komisi yang mengirim ribuan lawan dipenjarakan menuju ke kematian mereka dalam beberapa bulan di musim panas 1988.
"Tidak ada lagi pembenaran bagi masyarakat internasional untuk berurusan, terlibat, atau menenangkan rezim yang presidennya ialah penjahat terkenal terhadap kemanusiaan," kata Rajavi.
UEA
Semua pemimpin UEA mengirim pesan ucapan selamat kepada Raisi, kata pemerintah.
Amnesty International
"Bahwa Ebrahim Raisi telah naik ke kursi kepresidenan alih-alih diselidiki atas kejahatan terhadap kemanusiaan seperti pembunuhan, penghilangan paksa, dan penyiksaan, adalah pengingat bahwa impunitas berkuasa di Iran," kata Amnesty.
Ia meminta negara-negara anggota Dewan Hak Asasi Manusia PBB untuk mengambil langkah-langkah konkret untuk mengatasi krisis impunitas sistematis di Iran. Amnesty mengatakan mereka harus membentuk mekanisme yang tidak memihak untuk mengumpulkan dan menganalisis bukti kejahatan paling serius di bawah hukum internasional yang dilakukan di Iran untuk memfasilitasi proses pidana yang adil dan independen. (AFP/OL-14)