Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

WhatsApp Blokir Akun Puluhan Jurnalis Palestina

Nur Aivanni
25/5/2021 16:52
WhatsApp Blokir Akun Puluhan Jurnalis Palestina
Sejumlah demonstran memegang bendera Palestina saat berunjuk rasa.(AFP)

APLIKASI pesan WhatsApp telah memblokir akun puluhan jurnalis Palestina, setelah pecahnya konflik panas antara Israel dan Hamas pada bulan ini.

Tak lama setelah gencatan senjata berlaku pada Jumat subuh waktu setempat, yang mengakhiri 11 hari konflik mematikan. Dua jurnalis di biro AFP Kota Gaza menerima pemberitahuan dari WhatsApp dalam bahasa Arab. Bahwasanya akun WhatsApp mereka telah diblokir.

Baca juga: Israel Ingin Bantuan Kemanusiaan ke Gaza tidak Lewat Hamas

Jurnalis lain yang tinggal di Yerusalem dan wilayah Tepi Barat, serta Jalur Gaza, juga mengakui akun mereka telah diblokir WhatsApp. Seorang kru dari saluran berita satelit yang berbasis di Qatar, Al Jazeera, menyebut akun mereka berhasil dipulihkan, setelah mengajukan keluhan kepada induk WhatsApp, yakni Facebook.

Wakil Presiden Sindikat Jurnalis Palestina Tahseen al-Astall mengungkapkan sekitar 100 akun jurnalis di Jalur Gaza mengalami pemblokiran. Sebagai bagian penting dari pemberitaan konflik, jurnalis Gaza menerima pernyataan Hamas, termasuk melalui WhatsApp. Padahal, kelompok militan Palestina telah masuk daftar hitam Uni Eropa dan Amerika Serikat.

Pusat Pengembangan Media Sosial Arab menilai pemblokiran akun WhatsApp bukan insiden yang terisolasi. Dalam sebuah laporan terbaru, kelompok yang berbasis di Haifa, mendokumentasikan 500 kasus di mana hak digital Palestina telah dilanggar pada 6-19 Mei.

Baca juga: Biden dan Presiden Mesir Bahas Gencatan Senjata Gaza

"Konten dan akun dihapus, dikurangi dan dibatasi, tagar disembunyikan. Lalu, konten yang diarsipkan dihapus," bunyi laporan tersebut. Sekitar 50% dari laporan menyangkut Instagram, lalu 35% Facebook, 11% Twitter dan 1% Tik Tok.

"Perusahaan tidak memberikan penjelasan untuk penghapusan atau penangguhan di sebagian besar tanggapan mereka kepada pengguna," lanjut laporan itu.(AFP/OL-11)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya