Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Australia akan Tingkatkan Kapasitas Pangkalan Militer

Atikah Ishmah Winahyu
28/4/2021 13:08
Australia akan Tingkatkan Kapasitas Pangkalan Militer
Tank M1A1 Abrams milik angkatan bersenjata Australia berlatih perang di Pengkalan Puckapunyal 100 utara Melbourne beberapa waktu lalu.(William WEST / AFP)

AUSTRALIA akan mengeluarkan dana sebesar US$580 juta untuk meningkatkan empat pangkalan militer di utara dan memperluas latihan perang dengan Amerika Serikat (AS).

Landasan udara di Northern Territory akan diperpanjang untuk mendukung pesawat yang lebih besar, jarak tembak dirombak, serta fasilitas pelatihan baru disiapkan untuk personel pertahanan dan marinir AS.

“Bekerja dengan Amerika Serikat, sekutu kami, dan tetangga Indo-Pasifik, kami akan terus memajukan kepentingan Australia dengan berinvestasi di Angkatan Pertahanan Australia,” kata Perdana Menteri (PM) Australia Scott Morrison.

“Fokus kami adalah mengejar perdamaian, stabilitas, dan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka, dengan tatanan dunia yang mendukung kebebasan,” imbuhnya.

Peningkatan militer akan dimulai tahun ini dan selesai pada 2026. 

Kantor Perdana Menteri Australia tidak segera menanggapi permintaan komentar. Kedutaan Besar AS di Canberra juga tidak segera menanggapi permintaan komentar.

Australia dan AS mengadakan latihan perang dua tahunan, yang selanjutnya dijadwalkan dimulai pada Agustus. Australia juga diharapkan untuk mengikuti latihan militer multi-negara yang melibatkan AS, Inggris, Jepang, India, dan sejumlah negara lain.

Bersiap untuk perang

Biasanya, lebih dari 30 ribu tentara berpartisipasi dalam latihan di lepas pantai timur Australia. Salah satu pejabat keamanan paling senior Australia awal pekan ini mengatakan demokrasi liberal harus bersiap untuk perang.

Sekretaris Departemen Dalam Negeri Australia Mike Pezzullo tidak merinci pemicu kenapa negaranya meningkatkan kapasitas pangkalan militer.

Namun sejumlah pengamat mengatakan langkah tersebut tidak lepas dari menyusul kemerosotan tajam hubungan Australia dan Tiongkok serta meningkatnya ketegangan regional atas Taiwan.

Hubungan antara Australia dan mitra dagang terbesarnya telah jatuh bebas selama setahun setelah pemerintah menyerukan penyelidikan independen terhadap asal-usul virus korona, yang pertama kali muncul pada akhir 2019.

Beijing sejak itu telah melakukan berbagai pembalasan perdagangan, termasuk memberlakukan tarif yang melumpuhkan jelai dan anggur Australia serta memblokir pengiriman batu bara.

Menteri Pertahanan Australia Peter Dutton pada Minggu mengatakan konflik antara Tiongkok dan Taiwan tidak boleh diabaikan. Australia dan Tiongkok juga berselisih soal Hong Kong, dengan Canberra menyatakan penentangannya terhadap undang-undang keamanan nasional yang diberlakukan Tiongkok di bekas koloni Inggris itu.

Tahun lalu, Morrison menangguhkan perjanjian ekstradisi negara tersebut dengan Hong Kong dan memperpanjang visa untuk sekitar 10 ribu orang Hong Kong yang sudah berada di Australia karena kekhawatiran tentang dampak hukum.

Ini juga memperingatkan warga Australia bahwa mereka mungkin berisiko lebih tinggi untuk ditahan atas dasar keamanan nasional yang didefinisikan secara samar-samar.

Baru-baru ini, pemerintah federal Australia membatalkan dua kesepakatan antara negara bagian Victoria dan Tiongkok tentang Belt and Road Initiative, dengan alasan masalah keamanan nasional.

Kedutaan Besar Tiongkok mengutuk langkah Menteri Luar Negeri Australia Marise Payne untuk memveto dua perjanjian yang ditandatangani oleh negara bagian Victoria sebagai provokatif dan mengatakan itu akan semakin merusak hubungan dengan Australia. (Aiw/Aljazeera/OL-09)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya