PBB dan anggota Dewan Keamanan asal Eropa, Kamis (22/4), meminta agar semua pemilih Palestina yang berada di Jerusalem Timur, yang dikuasai Israel, bisa memberikan suara mereka dalam pemilu legislatif Palestina pertama dalam tempo 15 tahun.
Warga Palestina di Tepi Barat, Jalur Gaza, dan Jerusalem Timur dijadwalkan memberikan suara mereka pada 22 Mei menjelang pemilihan presiden, Juli mendatang, yang disebut akan menjadi saat Presiden Mahmoud Abbas tumbang.
Komisi pemilihan Palestina mengatakan sebanyak 150 ribu pemilih terdaftar di pinggiran Jerusalem Timur sehingga tidak membutuhkan izin Israel untuk memberikan suara mereka. Namun, sebanyak 6.300 pemilih lainnya berada di dalam kota suci yang dikuasai oleh 'Negeri Zionis' itu.
Baca juga: Pemilu Palestina Gagal jika Israel Larang Warga Yerusalem Timur
"Sangat penting bahwa warga Palestina yang berada di area yang dikuasai Israel bisa memberikan suara mereka dalam proses demokrasi yang penting ini," tegas juru bicara PBB Stephane Dujarric.
Israel menganeksasi Jerusalem pada 1967 dan memandang kota itu sebagai ibu kota mereka. Sekitar 60 kandidat yang bertarung di pemilu Palestina berasal dari Jerusalem timur.
Sebelumnya, anggota Dewan Keamanan PBB Estonia, Prancis, dan Irlandia, serta mantan anggota Jerman dan Belgia meminta agar pemilu Palestina bisa berjalan lancar.
"Kami siap mendukkung pemilu yang bebas, adil, dan inklusif di seluruh wilayah Palestina yang terduduki, termasuk Jeruisalem Timur," tegas mereka. (AFP/OL-1)