Headline

Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Menhan AS Mendadak Kunjungi Presiden Afghanistan

Atikah Ishmah Winahyu
22/3/2021 09:23
Menhan AS Mendadak Kunjungi Presiden Afghanistan
Suasana perayaan Tahun Baru Persia 'Nowruz', di Mazar-i-Sharif di Kabul, Afghanistan, Sabtu (21/3/2021)(AFP/Farshad USYA)

MENTERI Pertahanan Amerika Serikat Lloyd Austin bertemu dengan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani dalam kunjungan mendadak ke Kabul. Pertemuan yang digelar pada Minggu (21/3) itu terjadi pada saat yang penting bagi upaya untuk mencapai perdamaian di Afghanistan karena pemerintahan Presiden AS Joe Biden meninjau rencananya untuk negara tersebut sebelum batas waktu penarikan pasukan pada Mei yang disetujui oleh pemerintahan Trump dengan Taliban.

Dalam sebuah pernyataan, istana kepresidenan mengatakan Austin dan Ghani membahas proses perdamaian dan kekhawatiran atas meningkatnya kekerasan. Tidak disebutkan tentang pertemuan AS dengan tenggat waktu 1 Mei untuk menarik pasukannya keluar dari Afghanistan. Austin mengatakan di Twitter bahwa dia datang untuk mendengarkan dan belajar, pada perjalanan pertamanya ke negara itu sejak diangkat sebagai Menhan.

"Kunjungan ini sangat membantu saya dan akan menginformasikan partisipasi saya dalam tinjauan yang kami jalani di sini bersama (Biden)," tuturnya.

Austin sebelumnya mengatakan kepada wartawan yang bepergian bersamanya di Kabul bahwa pejabat senior AS ingin melihat akhir yang bertanggung jawab atas konflik ini dan transisi ke sesuatu yang lain.

"Akan selalu ada kekhawatiran tentang hal-hal dengan satu atau cara lain, tetapi saya pikir ada banyak energi yang difokuskan untuk melakukan apa yang diperlukan untuk menghasilkan akhir yang bertanggung jawab dan penyelesaian yang dinegosiasikan untuk perang," ujarnya.

Pekan lalu, Biden mengatakan akan sulit bagi AS untuk memenuhi tenggat waktu 1 Mei. Namun jika batas waktu yang diatur dalam kesepakatan antara pemerintahan Trump dan Taliban diperpanjang, itu tidak akan lebih lama lagi. Pada hari Jumat, Taliban memperingatkan konsekuensi jika AS gagal memenuhi tenggat waktu.

Anggota tim negosiasi Taliban Suhail Shaheen mengatakan kepada wartawan juka ika pasukan AS tinggal hingga setelah 1 Mei, itu akan menjadi semacam pelanggaran perjanjian. 

"Pelanggaran itu tidak akan dari pihak kami. Pelanggaran mereka akan mendapat reaksi," kata Suhail.

Mantan diplomat Afghanistan Omar Samad dan rekan senior di Dewan Atlantik mengatakan bahwa Taliban selalu menindaklanjuti ancaman serta tujuan mereka dan bahwa Pentagon telah membuat persiapan untuk skenario apa pun.

"Pada saat yang sama hari ini kami mendengar bahwa Taliban telah memberikan cetak biru kepada Amerika untuk pengurangan kekerasan yang menurut saya sangat penting. Ini bisa membuka jalan untuk konsesi, seperti mungkin memperpanjang masa tinggal Amerika di Afghanistan selama beberapa bulan sebagai hasil dari kesepakatan politik," kata Samad.

"Memajukan konferensi di Turki bulan depan, ada banyak masalah yang dapat diselesaikan secara politis untuk menghindari skenario perang, yang diinginkan oleh rakyat Afghanistan," imbuhnya.

baca juga: Senator AS Duga Ada Motif Rasial pada Penembakan di Atlanta

Negosiasi antara Taliban dan pemerintah Afghanistan di ibu kota Qatar, Doha, mengalami kesulitan untuk mendapatkan momentum dan kekerasan telah meningkat. Utusan khusus AS untuk Afghanistan, Zalmay Khalilzad, juga telah melakukan perjalanan di wilayah itu dalam beberapa pekan terakhir dengan proposal termasuk pemerintah sementara Afghanistan dan pertemuan puncak di Turki untuk memulai proses perdamaian.

Dalam surat yang diucapkan dengan tajam kepada Ghani awal bulan ini, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan sangat mendesak untuk membangun perdamaian di Afghanistan. Dia juga memperingatkan kemungkinan besar Taliban akan mendapatkan keuntungan teritorial dengan cepat jika pasukan AS dan NATO mundur. (OL-3)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya