Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

AS Tuding Peretas Rusia Targetkan Persenjataan Nuklirnya

Nur Aivanni
18/12/2020 17:12
AS Tuding Peretas Rusia Targetkan Persenjataan Nuklirnya
.(AFP/Olivier Douliery)

SERANGAN siber yang diduga dilakukan Rusia menargetkan badan-badan federal utama AS, seperti Departemen Energi, Departemen Keuangan, dan Departemen Perdagangan. Bahkan dikatakan serangan tersebut menargetkan badan yang bertanggung jawab atas persediaan senjata nuklir negara tersebut.

Pihak berwenang pun menyatakan kekhawatirannya atas peretasan tersebut yang dicurigai sebagai pekerjaan Rusia. Mereka memperingatkan bahwa hal itu menimbulkan risiko besar bagi pemerintah federal, negara bagian dan daerah, serta entitas infrastruktur penting.

Dalam pernyataannya pada Kamis (17/12), Cybersecurity and Infrastructure Security Agency (Cisa) juga memperingatkan bahwa akan sulit untuk menghapus malware. Pemerintah AS, pada Rabu, mengonfirmasi bahwa operasi oleh peretas elite memengaruhi jaringannya dan mengatakan serangan itu signifikan dan tengah berlangsung.

Skala sebenarnya dari pembobolan tersebut masih belum diketahui, tetapi tampaknya telah melampaui pemerintah AS. SolarWinds, perusahaan di balik perangkat lunak yang ditargetkan oleh peretas, mengatakan awal pekan ini bahwa hingga 18.000 dari sekitar 300.000 pelanggannya telah mengunduh perangkat lunak yang disusupi.

Peretas yang diyakini bekerja untuk Rusia memasukkan malware ke alat keamanan jaringan populer SolarWind yang disebut Orion. Ini digunakan oleh banyak lembaga pemerintah dan perusahaan besar. Peretasan dimulai pada awal Maret, ketika kode berbahaya menyelinap ke pembaruan Orion.

Malware itu memberi peretas akses jarak jauh ke jaringan organisasi, termasuk email internal. Namun, konten yang ingin dicuri oleh peretas dan seberapa sukses itu dilakukan pun masih belum jelas.

Cisa mengatakan pihaknya terus menganalisis jalan lain yang digunakan oleh para penyerang. Sejauh ini, para peretas diketahui memiliki setidaknya email yang dipantau atau data lain di departemen pertahanan hingga departemen perdagangan AS.

Departemen Energi AS mengatakan mereka memiliki bukti peretas memperoleh akses ke jaringan mereka. Sebelumnya, Politico melaporkan bahwa National Nuclear Security Administration, yang mengelola persediaan senjata nuklir, pun menjadi sasaran.

FBI dan badan lain telah menjadwalkan pengarahan rahasia untuk anggota Kongres pada Jumat.

Joe Biden menyatakan keprihatinannya atas peretasan tersebut. Dia mengatakan akan menjadikan keamanan siber sebagai prioritas utama pemerintahannya, tetapi pertahanan yang lebih kuat saja tidak cukup.

"Kami perlu mengacaukan dan mencegah musuh melakukan serangan siber yang signifikan sejak awal," katanya pada Kamis. "Kami akan melakukannya antara lain dengan mengenakan biaya yang besar pada mereka yang bertanggung jawab atas serangan tersebut," ucapnya.

Pejabat keamanan dalam negeri pun telah mengeluarkan perintah darurat yang memberitahu semua badan sipil federal untuk meninjau sistem mereka. Sementara itu, Presiden AS Donald Trump belum secara terbuka membahas peretasan tersebut.(The Guardian/OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya