Headline

Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.

Fokus

Sejumlah negara berhasil capai kesepakatan baru

Ekspor Anjlok, Korsel Jatuh ke Jurang Resesi

Faustinus Nua
23/7/2020 13:10
Ekspor Anjlok, Korsel Jatuh ke Jurang Resesi
Menteri Keuangan Hong Nam-ki(AFP/YONHAP)

Ekonomi Korea Selatan (Korsel) jatuh ke jurang resesi pada kuartal kedua 2020 setelah pandemi covid-19 menghancurkan sektor ekspor dan melumpuhkan output pabrik di negara itu. Penurunan ini menjadi yang terburuk dalam 2 dekade terakhir.

Dikutip CNA, Bank of Korea melaporkan pada Kamis (23/7) bahwa ekonomi terbesar ke-4 di Asia itu menyusut dengan penyesuaian musiman 3,3% pada kuartal Juni dari 3 bulan sebelumnya. Hal itu adalah kontraksi paling tajam sejak kuartal pertama 1998 dan lebih curam dibandingkan kontraksi 2,3% dari jajak pendapat Reuters.

"Sementara pengeluaran konsumen harus pulih secara bertahap. Ancaman dari virus tidak mungkin memudar sepenuhnya dan beberapa aturan jarak sosial mungkin harus tetap di tempatnya," kata Ekonom Capital Economics Asia, Alex Holmes.

"Sementara itu, permintaan global hanya akan pulih perlahan yang akan membebani pemulihan ekspor," sambungnya

Dilaporkan, produk domestik bruto (PDB) negara itu turun 2,9% secara year on year (YoY). Hal ini menjadi penurunan terbesar sejak kuartal keempat tahun 1998 dan juga lebih buruk dari penurunan 2% dalam jajak pendapat.

Ekspor, yang menyumbang hampir 40% dari ekonomi adalah hambatan terbesar pada pertumbuhan di tengah pandemi covid-19. Sektor itu turun 16,6% pada kuartal kedua yang merupakan terburuk sejak 1963.

Baca juga: DPR AS Setuju Singkirkan Patung Era Konfederasi dari Capitol Hill

Investasi konstruksi juga turun 1,3% secara quartal on quartal (QoQ), sementara investasi modal turun 2,9%. Begitu pula dengan output dari sektor manufaktur dan jasa masing-masing turun 9% dan 1,1%.

Satu anugerah menyelamatkan adalah kenaikan 1,4% dalam konsumsi swasta dari 3 bulan sebelumnya. Hal itu lantaran adanya stimulus pemerintah yang mendorong pengeluaran untuk restoran, pakaian, dan hiburan.

Menteri Keuangan Hong Nam-ki mengatakan ekonomi kemungkinan akan pulih dari kuartal ketiga. Pasalnya, pemerintah telah meluncurkan sekitar 277 triliun won atau USD231 miliar untuk stimulus melawan dampak ekonomi dari pandemi covid-19 ini.

"Mungkin bagi kita perlu melihat cara rebound Tiongkok pada kuartal ketiga karena pandemi melambat dan aktivitas produksi di luar negeri, sekolah dan rumah sakit akan kembali berlanjut," kata Hong.

Sepanjang tahun 2020, para analis melihat ekonomi turun dengan median 0,4% yang akan menjadi kontraksi pertama dan terbesar sejak 1998. Tetapi IMF memperkirakan kontraksi lebih besar hingga 2,1%. Pekan lalu, gubernur BOK mengatakan revisi dari proyeksi sebelumnya, yakni penurunan 0,2% pada 2020 yang tidak bisa dihindari. (CNA/OL-14)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Bude
Berita Lainnya