Headline

. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.

Fokus

Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.

Yunani-Turki Memanas, Bisa Berujung Konflik Bersenjata

Haufan Hasyim Salengke
06/12/2019 16:20
Yunani-Turki Memanas, Bisa Berujung Konflik Bersenjata
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan berjabat tangan dengan PM Yunani Kyriakos Mitsotakis dalam pertemuan NATO, Rabu (4/12).(AFP)

YUNANI dan Turki semakin dekat dengan konflik bersenjata setelah Turki secara mengejutkan merilis Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) dengan Libia. Demikian kata para ahli kepada Al Jazeera, Jumat (6/12).

Perjanjian yang ditandatangani pada 27 November dan diresmikan pada Kamis (5/12) itu memetakan koridor air yang membentang di Mediterania timur antara pantai Turki dan Libia, memotong petak yang juga diklaim oleh Yunani.

ZEE memungkinkan negara hak eksklusif untuk mengeksploitasi sumber daya alam termasuk kekayaan mineral.

Menteri Energi Turki, Fatih Donmez, telah mengumumkan bahwa, setelah perjanjian itu diratifikasi oleh kedua belah pihak, kapal-kapal Turki akan mulai mencari dan mengeksplorasi minyak dan gas di sana.

Meskipun angkatan laut Yunani atau Hellenic Navy tidak membenarkan atau membantahnya, dua ahli mengatakan kepada Al Jazeera bahwa Yunani telah mengirim pasukan angkatan lautnya ke daerah yang disengketakan di tenggara Crete.

"Jika kapal pengebor Turki muncul, kapal-kapal kami akan mengambil tindakan untuk menghadangnya, dan itu dapat mengarah pada konfrontasi bersenjata, karena kapal-kapal ini disertai oleh kapal-kapal angkatan laut. Tentu saja itu pada akhirnya dapat mengarah pada perang," kata seorang diplomat veteran yang berbicara dengan syarat anonimitas.

Profesor hukum publik internasional Angelos Syrigos juga menegaskan pasukan angkatan laut Yunani telah dikirim sebagai pencegah eksplorasi Turki.

"Tidak akan ada pengeboran oleh Turki. Telah dikomunikasikan ke Turki kami tidak akan menolerir eksplorasi di wilayah yang dianggap Yunani sebagai ZEE-nya," kata Syrigos, yang juga menjabat sebagai anggota parlemen untuk partai Demokrasi Baru yang berkuasa konservatif.

Yunani mempersiapkan semua kemungkinan untuk merespons setiap langkah Turki di kawasan yang disengketakan itu.

"Kami sedang mempersiapkan semua kemungkinan di semua tingkatan," kata Menteri Pertahanan Yunani Nikos Panayotopoulos kepada Skai News, Kamis (5/12), tanpa menjelaskan lebih lanjut.

Kepala Staf Angkatan Laut, Laksamana Nikos Tsounis, menambahkan, "Kami tidak akan menunggu siapa pun datang dan membantu kami. Apa pun yang bisa kami lakukan, kami akan lakukan sendiri."

Pertemuan antara Perdana Menteri Yunani Kyriakos Mitsotakis dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan di sela-sela pertemuan puncak NATO pada Rabu lalu tidak menghasilkan terobosan.

"Itu adalah diskusi terbuka dan jujur yang tidak mencapai kesepakatan mengenai topik apa pun yang diangkat," kata sumber-sumber pemerintah kepada Al Jazeera. Topik itu termasuk peningkatan aliran pengungsi dari Turki ke Eropa melalui Yunani.

"Ada kesepakatan untuk melanjutkan langkah-langkah membangun kepercayaan, dan bagi kedua pihak untuk tidak memanasi suasana, tetapi supaya menjaga dialog tetap terbuka," kata sumber itu. (Al Jazeera/X-12)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ahmad Punto
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik