Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Amerika Serikat Peringatkan Turki

Willy Haryono
09/6/2019 12:45
Amerika Serikat Peringatkan Turki
Menteri Pertahanan interim AS Patrick Shanahan .(AFP/KIM MIN-HEE/KYODO NEWS)

AMERIKA Serikat mengultimatum Turki untuk memilih antara membeli pesawat jet tempur buatan Washington atau sistem misil Rusia hingga akhir Juli mendatang. Ultimatum tersebut disampaikan Menteri Pertahanan interim AS Patrick Shanahan kepada Menhan Turki Hulusi Akar.
 
Dari informasi di laman BBC akhir pekan ini, Shanahan menegaskan Turki harus memilih salah satu antara jet tempur F-35 atau sistem misil S-400. AS dan Turki, dua negara anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), telah bersitegang mengenai S-400 sejak beberapa bulan terakhir.
 
AS menyebut S-400 Rusia tidak sejalan dengan sistem pertahanan NATO sehingga dianggap sebagai ancaman keamanan. Washington menginginkan Ankara untuk membeli sistem pertahanan misil Patriot buatan Amerika.

Turki, yang mulai menerapkan kebijakan pertahanan independen, telah menandatangani kontrak pembelian 100 unit F-35. Turki juga berinvestasi dalam program F-35, dengan adanya sejumlah perusahaan yang telah memproduksi 937 suku cadang jet tempur tersebut.
 
Dalam suratnya, Shanahan menuliskan bahwa AS "kecewa" saat mendengar adanya sekelompok personel militer Turki yang pergi ke Rusia untuk berlatih menggunakan S-400.

Baca juga: Beli Rudal Rusia, Turki Bersiap Hadapi Sanksi AS
 
"F-35 tidak akan dikirim jika Turki mengambil S-400," sebut Shanahan, ditujukan kepada Menhan Akar. "Tapi Anda masih memiliki opsi untuk berubah pikiran mengenai S-400," sambungnya.
 
Gelombang pertama empat unit F-35 yang dijadwalkan dikirim ke Turki masih berada di AS. Keempat jet tersebut masih berada di AS agar pilot Turki dapat berlatih terlebih dahulu sebelum membawanya ke negara mereka.
 
Selasa pekan kemarin, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menegaskan bahwa negaranya "bertekad" melanjutkan perjanjian S-400.
 
"Sayangnya, kami belum menerima proposal positif dari kubu Amerika mengenai Patriot seperti S-400 asal Rusia," tutur Erdogan. Turki memiliki pasukan terbesar kedua di NATO, organisasi beranggotakan 29 aliansi militer. (Medcom/OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Budi Ernanto
Berita Lainnya