Headline
KPK akan telusuri pemerasan di Kemenaker sejak 2019.
DIABETES tipe 2 menjadi penyebab utama berbagai masalah kesehatan serius, seperti gangguan penglihatan, gagal ginjal, serangan jantung, stroke, amputasi, infeksi, bahkan kematian dini. Lebih dari 80% orang dengan pradiabetes (gula darah tinggi dengan risiko tinggi terkena diabetes) tidak menyadari kondisi mereka. Bahkan, satu dari empat orang yang sudah terkena diabetes tidak tahu dirinya mengidap penyakit tersebut.
Namun, penelitian menunjukkan gaya hidup sehat bisa mencegah diabetes muncul sejak awal bahkan bisa memperlambat atau membalikkan perkembangannya.
Sebuah studi besar jangka panjang bernama Diabetes Prevention Program (DPP) mencoba menjawab pertanyaan ini: kita tahu pola makan dan gaya hidup tidak sehat bisa menyebabkan diabetes tipe 2, tapi apakah pola makan dan gaya hidup sehat bisa mencegahnya?
Jawabannya, iya bisa. Mayoritas kasus pradiabetes dan diabetes tipe 2 sebenarnya dapat dicegah dengan perubahan pola makan dan gaya hidup. Hal ini sudah dibuktikan melalui penelitian medis selama lebih dari 20 tahun.
Dalam studi ini, para peneliti melibatkan orang-orang dengan risiko tinggi terkena diabetes tipe 2. Mereka dibagi ke dalam tiga kelompok: kelompok yang mengikuti program diet dan gaya hidup selama 24 minggu, kelompok yang diberi obat (metformin), dan kelompok yang diberi plasebo (obat kosong).
Program diet dan gaya hidup ini sangat menyeluruh, mencakup 16 kelas tentang dasar-dasar nutrisi dan strategi perilaku untuk menurunkan berat badan dan meningkatkan aktivitas fisik. Peserta juga didampingi pelatih gaya hidup, mengikuti sesi olahraga terstruktur, dan mendapat dukungan klinis untuk menyusun rencana pribadi yang berkelanjutan.
Hasilnya sangat luar biasa. Setelah tiga tahun, kelompok diet dan gaya hidup mengalami penurunan risiko diabetes sebesar 58% dibandingkan dengan kelompok plasebo. Bahkan, pada peserta usia 60 tahun ke atas, risiko menurun hingga 71%. Efek ini juga bertahan lama: setelah 10 tahun, risiko mereka masih 34% lebih rendah dibandingkan kelompok plasebo.
Hasil serupa juga terlihat pada pria, perempuan, dan semua kelompok ras atau etnis. Hampir setengah dari peserta penelitian ini berasal dari kelompok minoritas.
Para dokter tidak terkejut dengan hasil ini, karena mereka sering melihat pasien pradiabetes atau diabetes mampu menurunkan kadar gula darah hanya dengan diet, olahraga, dan penurunan berat badan.
Sementara itu, kelompok yang mengonsumsi obat mengalami penurunan risiko sebesar 31% dalam tiga tahun, dan 18% setelah sepuluh tahun. Meski tidak sebesar efek gaya hidup, hasil ini tetap signifikan. Menggabungkan obat dengan perubahan gaya hidup juga boleh saja, bahkan saling memperkuat satu sama lain. Penelitian menunjukkan kombinasi ini bisa memberikan hasil yang lebih optimal.
Rekomendasi Pola Makan Untuk Mencegah (dan Membalikkan) Diabetes
Menariknya, semakin sedikit konsumsi daging, semakin rendah risiko diabetes:
Program Diabetes Prevention Program dari CDC yang digunakan di banyak klinik, bisa membantu Anda menerapkan pola makan sehat, rutin berolahraga, dan mengelola stress. Semua ini sangat berpengaruh dalam menurunkan risiko diabetes. Program ini tersedia secara gratis.
Selain itu, Healthy Eating Plat dari Harvard T.H. Chan School of Public Health juga merupakan panduan visual yang bagus: setengah piring Anda sebaiknya berisi buah dan sayur, seperempat berisi biji-bijian utuh, dan seperempat lagi protein sehat (idealnya dari tumbuhan), dilengkapi lemak sehat dan minuman tanpa tambahan gula.
(Harvard Health/Z-2)
American Heart Association merilis pedoman terbaru tekanan darah pertama sejak 2017.
Para tamu diajak untuk mengikuti rangkaian aktivitas interaktif melalui enam zona wellness yang dirancang secara detail.
Tingkatkan kesadaran pencegahan kanker serviks dengan vaksin HPV, pemeriksaan rutin, dan pap smear untuk melindungi kesehatan rahim Anda.
Tahukah kamu? Tomat menyimpan segudang manfaat hebat untuk kesehatan tubuh dari ujung rambut hingga kaki!
Nyeri dada sering kali dikira sebagai gejala asam lambung naik (GERD). Padahal, bisa jadi itu tanda awal serangan jantung koroner. Meski gejalanya serupa, risikonya sangat berbeda.
MEMASUKI usia ke-23 tahun, Wish, brand kesehatan keluarga yang berada di bawah naungan PT Cahyadi Mulia Nugraha, menggelar perayaan terbuka dalam momentum Car Free Day (CFD) Jakarta.
Makanan yang menjadi tren dan digemari anak muda biasanya tinggi gula dan gorengan dengan tepung mengandung AGEs dan bisa merusak kolagen, sehingga pengaruh ke kondisi kulit
Upaya untuk membiasakan anak menerapkan pola makan sehat bisa mulai dilakukan pada masa pengenalan MPASI, ketika anak berusia sekitar enam bulan.
Banyak yang bertanya, “Jika orang tua saya menderita diabetes, apakah saya juga akan mengalaminya?” Jawabannya: belum tentu.
Pola makan mencerminkan gaya hidup seseorang dan sangat memengaruhi kesehatan tubuh secara keseluruhan.
Sebuah studi menunjukan makanan ultraproses dapat meningkatkan risiko kanker paru sebesar 41% bagi yang sering mengonsumsinya.
Penelitian selama 15 tahun di Swedia membuktikan pola makan sehat dapat memperlambat penuaan dan mengurangi risiko penyakit kronis pada lansia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved