Kamis 16 Februari 2023, 09:35 WIB

Optimalkan Masa Emas Anak dengan Gizi, Sanitasi, dan Stimulasi Perkembangan

mediaindonesia.com | Humaniora
Optimalkan Masa Emas Anak dengan Gizi, Sanitasi, dan Stimulasi Perkembangan

Ist
Webinar Optimalisasi Periode Emas Anak Usia Dini melalui Pemenuhan Gizi, Sanitasi, dan Stimulasi Perkembangan, Selasa (14/2).

 

MASA emas anak usia dini atau golden age dari berbagai riset terkini terjadi pada 1000 hari pertama kehidupan (1000 HPK), yang dimulai sejak periode kehamilan hingga anak berusia dua tahun.

Periode ini menjadi pondasi dan penentu tumbuh kembang anak di tahapan selanjutnya. Mengoptimalkan masa emas tersebut merupakan tugas dan tanggung jawab bersama semua pihak.

Program Officer Filantropi Indonesia, Dinda Sonaloka mengungkapkan pentingnya pemenuhan gizi, sanitasi dan stimulasi pada anak usia dini. Ketiga hal tersebut merupakan aspek penting dalam tumbuh kembang pada anak.

“Dalam pandangan masyarakat umum golden age anak itu dimulai sejak lahir sampai 6 tahun. Namun periode terpesat sebenarnya di dua tahun pertama, khususnys di aspek kognitif, bahasa, motorik, dan juga sosial emosional,” ujarnya dalam webinar Optimalisasi Periode Emas Anak Usia Dini melalui Pemenuhan Gizi, Sanitasi, dan Stimulasi Perkembangan, Selasa (14/2).

Tugas tersebut tidak hanya dilakukan pemerintah saja, tetapi juga organisasi filantropi di Indonesia. Banyak program dari sejumlah organisasi filantropi yang bekerja sama dengan pemerintah dan masyarakat untuk mengoptimalkan tumbuh kembang anak usia dini.

Tanoto Foundation menjadi salah satu organisasi filantropi yang mendukung optimalisasi tumbuh kembang anak, melalui  layanan Rumah Anak SIGAP, masyarakat khususnya orang tua anak usia dini  dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pengasuhan untuk memenuhi kebutuhan dasar anak usia dini.

Baca juga: Pemprov Sulsel, UNICEF Indonesia, Tanoto Foundation, dan Yayasan Jenewa Madani Luncurkan Buku Pedoman KPP untuk Turunkan Stunting

Koordinator Rumah Anak SIGAP di Desa Saketi, Kabupaten Pandeglang, Nova Mulyani menceritakan praktik baik yang telah dijalaninya selama ini. Sejak Rumah Anak SIGAP masuk ke desa itu pada 2020 masyarakat, khususnya orang tua mulai sadar akan pentingnya pengasuhan anak yang baik dan benar di periode emas.

“Untuk orang tua, mereka antusias, mereka bisa belajar, mereka bisa tahu banyak hal. Seperti di kampung ada mitos ASI pertama dibuang, padahal itu ASI yang paling bagus. Setelah ada RAS, mereka semakin tahu” ungkapnya.

Perjuangan Nova memang tidak mudah. Tinggal di daerah pedesaan dan harus melakukan kunjungan ke rumah warga yang jauh, melewati jembatan tua, hutan, jalanan berlumpur memberi makna tersendiri. Bahkan pada awal-awal program pengasuhan anak SIGAP dimulai, tidak banyak orang tua yang ingin bergabung.

Namun, berkat dukungan dari Tanoto Foundation lewat berbagai pelatihan dirinya menjadi lebih termotivasi. Apalagi kehadiran layanan pengasuhan di Rumah Anak SIGAP tidak hanya bermanfaat bagi warga, tetapi juga bagi dirinya yang memiliki bayi.

Menurut Nova, pada masa pandemi kegiatan pembelajaran memang sempat terhambat.

Namun, Rumah Anak SIGAP Desa Saketi terpilih sebagai bagian dari riset untuk menguji empat modalitas penyelenggaraan program pengasuhan, yaitu melalui offline, online, blended, dan self-learning. 

“Kami kebagian model pembelajaran blended. Riset dilakukan selama 10 bulan, dimana tiap bulan di minggu pertama orang tua belajar online melalui LMS (learning management system), minggu kedua orang tua mendapatkan kunjungan rumah dari fasilitator, dan minggu ketiga orang tua mengunjungi Rumah Anak SIGAP untuk berdiskusi berbagai pengetahuan yang mereka dapatkan saat mengakses LMS” jelasnya.

Setelah pandemi usai, pembelajaran di RAS kembali digelar secara tatap muka. Jumlah para orang tua yang ikut serta pun terus bertambah dan semakin banyak yang mendapatkan manfaat. 

General Manager Program Kesehatan Dompet Dhuafa, dr. Yeni Purnamasari mengungkapkan bahwa pihaknya juga menjalankan program di sektor kesehatan, khususnya pada pemenuhan gizi anak dan sanitasi.

Lewat program Kawasan Sehat atau Pulau Sehat, Dompet Duafa bergerak di 12 provinsi di Indonesia.

“Meski angka stunting menurun tapi gap di beberapa wilayah memang perlu pendampingan. Jadi Kawasan Sehat paling sedikit berbasis RW atau desa tergantung jumlah penduduk,” terangnya.

Lewat program tersebut, Dompet Duafa memberi bimbingan kepada masyarakat terkait pentingnya pemenuhan gizi dan lingkungan yang bersih. Sebab, kedua hal tersebut memiliki pengaruh yang besar pada pertumbuhan anak.

“Di pos gizi kita mengajarkan pola asuh dan mengajar perilaku pola hidup sehat. Kita bersinergi dengan puskemas maupun dinas,” kata dia.

Dari program tersebut, terjadi peningkatan kesadaran masyarakat. Akan tetapi dr. Yeni menekankan bahwa harapan dari program tersebut adalah terbentuknya mindset baru di masyarakat mengenai gizi dan kesehatan secara utuh agar bisa terjadi keberkelanjutan.

Sementara itu, organisasi filantropi lainnya Yayasan Plan Internasional Indonesia tengah fokus mendukung Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dalam mengembangkan program sanitasi dan kebersihan.

Program ini kemudian menjadi referensi bagi pemerintah untuk menyusun pedoman terkait sanitasi dan PHBS,

WASH Project Manager Plan Indonesia, Herie Ferdian menjelaskan bahwa banyak orang tidak memahami korelasi sanitasi dan kebersihan dalam mendukung tumbuh kembang anak. Padahal air dan lingkungan yang bersih merupakan faktor utama pendukung kesehatan keluarga.

“Pertama kita coba mengadaptasi Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) kedalam pesan-pesan pengasuhan. Dari hasil evaluasi program menunjukkan hasil yang sangat baik dalam mendorong perubahan perilaku orangtua, yang mencapai 80-90%” jelasnya.

Mulai dari praktik membuang popok bayi dengan benar, stop BAB sembarangan, hingga berbagai kegiatan sehari hari yang bisa berdampak pada kesehatan terus digalakkan Plan Indonesia.

“Tantangan ini soal konsistensi bagaimana perilaku ini terus dipertahankan orang tua,” tambah Herie.

Sementara itu, Dewan Pengawas IKMI (Ikatan Konselor Menyusui Indonesia) 2020–2023 Hesti K. P. Tobing, SKM, CIMI, Chf. Menyebut bahwa terjadi 10,9% kematian bayi setiap tahun. Dari angka tersebut, 60% diantaranya disebabkan oleh malnutrisi.

“Di seluruh dunia hampir 35% bayi yang tidak mendapat ASI eksklusif. Pemberian makan tambahan pun sering dimulai lebih awal atau lebih lambat. Jadi anak-anak itu menderita dan tumbuh kembang tidak baik,” tuturnya.

Sedangkan, kebutuhan pemenuhan gizi merupakan hak anak. Sehingga orang tua atau masyarakat harus mampu memenuhi kebutuhan gizi yang terbaik buat anak-anak.

Secara global sudah ada panduan pemberian makan pada bayi dan anak atau sering disebut sebagai Standar Emas PMBA, yaitu: Inisiasi Menyusu Dini (IMD), ASI eksklusif, MPASI setelah 6 bulan, dan ASI hingga dua tahun. 

Pemenuhan kebutuhan gizi anak juga didukung dengan gizi bagi ibu. Sebab, ibu yang sehat berpengaruh positif pada kesehatan dan kecerdasan bayi.

“Status kesehatan ibu juga berpengaruh karena ibu memberi makan anaknya. Bagaimana dia menyehatkan anaknya kalau dia tidak sehat?” imbuhnya.

Psikolog Anak Mantari Anakku, Firesta Farizal, M.Psi. menerangkan pentingnya memberi stimulusi pada anak. Anak memang memiliki kemampuan secara alamiah, akan tetapi perlu menstimulasi kemampuan mereka.

“Kita yakin setiap anak memiliki kemampuan. Namun kemampuan itu harus dirangsang untuk muncul. Khususnya jika kita berdasar pada fakta ilmiah bahwa 75% perkembangan otak terjadi di dua tahun pertama kehidupan anak," jelasbya.

"Perkembangan otak yang pesat ini menjadi masa sangat penting untuk melakukan berbagai rangsangan perkembangan, khususnya di aspek kognitif termasuk bahasa, motorik, dan sosial emosional” katanya.

Di akhir Firesta menyampaikan “Semakin sering stimulasi atau rangsangan perkembangan diberikan pada periode emas anak usia dini, maka hasilnya akan dituai di masa depan dimana anak akan memiliki kesempatan untuk berdaya di berbagai aspek kehidupan”. (RO/OL-09)

Baca Juga

Ist

FKG UI Edukasi Kesehatan Mulut dan Gigi Warga Muara Gembong Bekasi

👤Media Indonesia 🕔Senin 02 Oktober 2023, 19:43 WIB
Kegiatan ini diharapkan menjadi salah satu upaya untuk memperluas cakupan layanan kesehatan gigi dan mulut, khususnya di wilayah Kecamatan...
HO

Study in UK Expo 2023 Tawarkan Studi Terbaik di Inggris Raya

👤Widhoroso 🕔Senin 02 Oktober 2023, 19:17 WIB
STUDY in UK (SI-UK) Indonesia, organisasi yang khusus mewakili universitas-universitas ternama wilayah Inggris Raya, akan menggelar pameran...
MI/Dwi Apriani

BNPB Sebut Kekeringan Masih Akan Terjadi Pada Awal Oktober, Waspada Karhutla

👤Despian Nurhidayat 🕔Senin 02 Oktober 2023, 19:16 WIB
dalam dua pekan terakhir, BNPB telah menerima laporan 56 kejadian bencana yaitu kebakaran hutan dan lahan sebanyak 36 laporan atau 68%,...

E-Paper Media Indonesia

Baca E-Paper

MI TV

Selengkapnya

Berita Terkini

Selengkapnya

BenihBaik.com

Selengkapnya

MG News

Selengkapnya

Berita Populer

Selengkapnya

Berita Weekend

Selengkapnya