Headline

Penyelenggara negara tak takut lagi penegakan hukum. Kisruh royalti dinilai benturkan penyanyi dan pencipta lagu yang sebenarnya saling membutuhkan.

Indonesia Luncurkan PNPK Obesitas 2025, Panduan Nasional Tangani Obesitas

Basuki Eka Purnama
24/8/2025 20:41
Indonesia Luncurkan PNPK Obesitas 2025, Panduan Nasional Tangani Obesitas
Ilustrasi(Freepik)

OBESITAS kini menjadi salah satu tantangan kesehatan terbesar di Indonesia maupun dunia. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan bahwa 35,4% penduduk dewasa Indonesia mengalami obesitas, dengan angka tertinggi tercatat di DKI Jakarta (43,2%), Kalimantan Timur (41,3%), dan Sulawesi Utara (40,5%). 

Lebih mengkhawatirkan lagi, prevalensi obesitas sentral juga meningkat signifikan, dari 26,6% pada 2013 menjadi 31,0% pada 2018 (laki-laki 21,8%, perempuan 39,3%).

Secara global, WHO memperkirakan 1 miliar orang akan hidup dengan obesitas pada 2030. Kondisi ini menimbulkan dampak serius berupa peningkatan risiko diabetes tipe 2, hipertensi, penyakit jantung, stroke, kanker, hingga kematian dini, serta membebani biaya kesehatan dan produktivitas nasional.

Menjawab krisis ini, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia bersama para ahli meluncurkan Pedoman Nasional Praktik Klinis (PNPK) Obesitas 2025, yang disusun berbasis bukti ilmiah terkini dan disahkan secara resmi untuk menjadi acuan praktik medis di seluruh fasilitas kesehatan di Indonesia.

Panduan Komprehensif untuk Semua Tenaga Kesehatan

Ketua Tim Penyusun PNPK, Lily Indriani O, menjelaskan bahwa pedoman ini ditujukan tidak hanya bagi dokter spesialis, tetapi juga dokter umum, perawat, ahli gizi, hingga psikolog klinis, serta dapat digunakan di rumah sakit, puskesmas, klinik, maupun layanan primer. 

“PNPK Obesitas dirancang agar tenaga kesehatan memiliki panduan baku dalam mendiagnosis, menatalaksana, dan memantau pasien obesitas. Pendekatannya komprehensif dan berkelanjutan, mulai dari perubahan gaya hidup hingga terapi medis dan tindakan bedah bila diperlukan,” ujarnya.

Isi PNPK mencakup:

  • Diagnosis dan klasifikasi obesitas, termasuk evaluasi risiko penyakit penyerta.
  • Tata laksana non-farmakologis melalui modifikasi gaya hidup: pola makan sehat, peningkatan aktivitas fisik, dan terapi perilaku.
  • Farmakoterapi: direkomendasikan bagi pasien dengan BMI ? 27 kg/m² dengan komorbid atau BMI ? 30 kg/m² tanpa komorbid.
  • Operasi bariatrik: untuk pasien dengan BMI ? 32,5 kg/m² dengan komorbid atau BMI ? 37,5 kg/m² tanpa komorbid.

Krisis Kesehatan yang Mendesak

Ahli penyakit dalam, Erwin Christianto, menegaskan bahwa obesitas adalah masalah serius kesehatan masyarakat, bukan sekadar isu penampilan. 

“Obesitas mempercepat munculnya komplikasi seperti diabetes, gangguan jantung, stroke, bahkan kanker. Dengan PNPK, penanganan bisa lebih terarah sehingga komplikasi dapat ditekan,” katanya.

Sementara itu, dokter spesialis gizi klinik Maya Surjadjaja menekankan pentingnya intervensi sejak dini. 

“Faktor pola makan tinggi gula, rendah serat, kurang aktivitas fisik, dan stres menjadi penyebab dominan obesitas di Indonesia. Edukasi masyarakat dan pendampingan tenaga kesehatan harus berjalan seiring agar perubahan gaya hidup lebih efektif,” jelasnya pada diskusi di Jakarta, Sabtu (23/8).

Dukungan Industri Farmasi Global

Peluncuran PNPK juga mendapat dukungan dari Novo Nordisk Indonesia, perusahaan farmasi global asal Denmark yang fokus pada penyakit kronis, termasuk obesitas.

Medical Director Novo Nordisk Indonesia Riyanny Meisha Tarliman, , menyampaikan, “PNPK Obesitas adalah tonggak penting dalam upaya nasional mengatasi obesitas. Kami berkomitmen mendukung tenaga kesehatan dengan solusi inovatif berbasis ilmu pengetahuan yang berpusat pada pasien."

Menuju Indonesia Lebih Sehat

Dengan adanya PNPK Obesitas 2025, Indonesia kini memiliki standar nasional resmi berbasis evidence untuk menangani obesitas secara sistematis. Pedoman ini diharapkan mampu memperkuat peran tenaga kesehatan, menurunkan prevalensi obesitas, serta mengurangi beban komplikasi dan biaya kesehatan.

Lebih dari itu, keberadaan PNPK juga menjadi momentum penting menuju Indonesia yang lebih sehat, produktif, dan siap menghadapi tantangan penyakit kronis di masa depan. (Z-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya