Headline
Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.
Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.
BEBERAPA orang dengan prekursor demensia terkadang mengalami durasi tidur mereka bertambah panjang bertahun-tahun sebelum diagnosis. Kini, makalah yang diterbitkan dalam jurnal Alzheimer's & Dementia telah menunjukkan ada hubungan lain antara gerakan mata cepat (REM) dan penyakit Alzheimer dini.
Tidur REM--tahap terakhir dari empat tahap tidur yang kita lalui beberapa kali dalam semalam--biasanya terjadi saat kita bermimpi.
Biasanya, setiap siklus tidur membutuhkan waktu 90 menit atau lebih untuk menyelesaikannya.
Penelitian yang melibatkan 128 peserta dengan status demensia campuran dan bebas demensia ini menemukan bahwa orang tanpa kondisi tersebut membutuhkan waktu sekitar 98 menit untuk mencapai tidur REM.
Di sisi lain, mereka yang menderita demensia tampaknya membutuhkan waktu lebih lama (193 menit) untuk mencapai tahap REM, atau mimpi, dibandingkan mereka yang tidak memiliki kondisi tersebut.
Orang yang membutuhkan waktu lebih lama untuk mencapai tahap tersebut, rata-rata memiliki 16% lebih banyak amiloid dan 29% lebih banyak tau di otak mereka. Kedua protein (amiloid dan tau) ini telah dikaitkan dengan perkembangan demensia.
Rekan penulis penelitian tersebut, Dr. Yue Leng, mengatakan kepada Neuroscience News bahwa salah satu alasan hal ini mungkin penting yakni kita mengonsolidasikan ingatan kita selama tidur REM.
"Penundaan tidur REM mengganggu kemampuan otak untuk mengonsolidasikan ingatan dengan mengganggu proses yang berkontribusi pada pembelajaran dan ingatan," katanya.
"Jika tidak mencukupi atau tertunda, hal itu dapat meningkatkan hormon stres kortisol, (yang) dapat merusak hipokampus otak, struktur penting untuk konsolidasi ingatan."
Makalah tersebut mengatakan bahwa obat-obatan tertentu, alkohol, apnea tidur, dan gangguan lain pada siklus tidur alami kita dapat memengaruhi seberapa cepat kita mencapai REM.
Namun, penelitian tersebut tidak membuktikan bahwa REM yang tertunda pasti berarti Anda menderita demensia. Itu hanya menunjukkan ada hubungan.
"Penelitian di masa mendatang harus mempelajari efek obat-obatan tertentu yang memengaruhi pola tidur, karena ini dapat mengubah perkembangan penyakit," kata Dr. Leng kepada Neuroscience News.
Namun, untuk saat ini, taruhan terbaik kita adalah tetap berpegang pada pilihan gaya hidup yang menurunkan risiko demensia, seperti makan dengan baik, berolahraga, dan bersosialisasi jika memungkinkan. (HuffPost/I-2)
DOKTER spesialis Kejiwaan Tiur Sihombing mengungkapkan mencegah demensia alzheimer bisa dilakukan dengan cara memperbaiki kualitas tidur.
Menciptakan pola tidur melalui sleep hygiene bagi lansia dinilai dapat memberikan istirahat yang cukup dan menjaga fungsi otak.
Dilansir dari The Atlantic, pareidolia merupakan fenomena psikologi saat setiap orang dapat melihat bentuk tertentu pada gambar biasa, namun persepsinya cenderung berbeda dengan orang lain.
Studi di jurnal JAMA menunjukkan vaksin herpes zoster dapat menurunkan risiko demensia pada lansia.
Pikun dini atau demensia, yang sebelumnya hanya dikaitkan dengan usia lanjut, kini semakin banyak ditemukan pada generasi milenial dan Gen Z
Hipertensi yang tidak terkelola dengan baik terbukti meningkatkan risiko terjadinya demensia.
C-Hub atau Connectivity Hub dirancang untuk menjadi pusat dinamis bagi penelitian interdisipliner, pertukaran budaya, dan keunggulan akademik.
TIM peneliti asal Korea Selatan berhasil menciptakan inovasi baru pengalihan molekuler yang bisa membalikkan transisi sel kanker menjadi tidak ganas.
Vitamin D kerap diasosiasikan sebagai suplemen yang mampu memperlambat penuaan. Vitamin D memang penting untuk membangun otot dan tulang.
Penelitian ini berawal dari kearifan lokal masyarakat Jawa yang telah lama memanfaatkan sarang tawon angkut-angkut untuk menyembuhkan luka, terutama pada bekas khitan.
Perpanjangan kerja sama ini merupakan tonggak penting hubungan dan kolaborasi kedua perguruan tinggi yang telah berjalan selama 10 tahun.
Para peneliti dari Vesuvius Challenge berhasil menguraikan gulungan naskah PHerc. 172 yang terkubur akibat letusan Gunung Vesuvius, mengungkap judul dan penulisnya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved