Headline

Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Penelitian Ungkap Peningkatan Mikroplastik di Otak Manusia

Thalatie K Yani
04/2/2025 07:53
Penelitian Ungkap Peningkatan Mikroplastik di Otak Manusia
Studi terbaru ungkap peningkatan eksponensial kontaminasi mikroplastik dalam otak manusia, yang dapat mencerminkan dampak polusi plastik yang semakin parah di lingkungan.(freepik)

PENINGKATAN eksponensial polusi mikroplastik dalam 50 tahun terakhir mungkin tercermin dalam meningkatnya kontaminasi pada otak manusia, menurut sebuah studi baru.

Studi tersebut menemukan adanya tren peningkatan mikro- dan nanoplastik dalam jaringan otak dari puluhan autopsi yang dilakukan antara 1997 dan 2024. Peneliti juga menemukan partikel kecil tersebut dalam sampel hati dan ginjal.

Tubuh manusia secara luas tercemar mikroplastik. Partikel-partikel ini juga ditemukan dalam darah, sperma, ASI, plasenta, dan sumsum tulang. Dampaknya terhadap kesehatan manusia masih banyak yang tidak diketahui, namun mikroplastik dikaitkan dengan stroke dan serangan jantung.

Para ilmuwan juga menemukan konsentrasi mikroplastik sekitar enam kali lebih tinggi pada sampel otak dari orang-orang yang menderita demensia. Namun, kerusakan yang ditimbulkan demensia di otak diperkirakan akan meningkatkan konsentrasi tersebut, kata para peneliti, yang berarti tidak boleh ada asumsi hubungan sebab-akibat.

“Mengingat peningkatan eksponensial kehadiran mikro- dan nanoplastik di lingkungan, data ini memerlukan upaya yang jauh lebih besar untuk memahami apakah mereka memiliki peran dalam gangguan neurologis atau efek kesehatan manusia lainnya,” kata para peneliti yang dipimpin Prof Matthew Campen dari University of New Mexico di AS.

Mikroplastik berasal dari sampah plastik yang terurai dan telah mencemari seluruh planet, dari puncak Gunung Everest hingga lautan terdalam. Orang-orang mengonsumsi partikel-partikel kecil ini melalui makanan, air, dan dengan menghirupnya.

Sebuah studi yang dipublikasikan, Kamis, menemukan polusi plastik yang sangat kecil jauh lebih tinggi pada plasenta dari kelahiran prematur. Analisis lain yang baru-baru ini dilakukan menemukan mikroplastik dapat menyumbat pembuluh darah di otak tikus, menyebabkan kerusakan neurologis, tetapi dicatat kapiler manusia jauh lebih besar.

Penelitian baru ini, yang diterbitkan dalam jurnal Nature Medicine, menganalisis sampel jaringan otak, hati, dan ginjal dari 28 orang yang meninggal pada 2016 dan 24 orang yang meninggal pada 2024 di New Mexico. Konsentrasi mikroplastik jauh lebih tinggi dalam jaringan otak. Itu juga lebih tinggi pada sampel otak dan hati dari tahun 2024, dibandingkan dengan yang dari tahun 2016.

Para ilmuwan memperluas analisis dengan sampel jaringan otak dari orang-orang yang meninggal antara 1997 dan 2013 di pantai timur AS. Data tersebut menunjukkan tren peningkatan kontaminasi mikroplastik pada otak dari 1997 hingga 2024.

Plastik yang paling sering ditemukan adalah polietilen, yang digunakan dalam kantong plastik dan kemasan makanan dan minuman. Plastik ini menyumbang 75% dari total plastik secara rata-rata. Partikel-partikel di otak sebagian besar adalah serpihan dan serpihan plastik dalam skala nano. Konsentrasi plastik dalam organ-organ tersebut tidak dipengaruhi usia orang saat meninggal, penyebab kematian, jenis kelamin, atau etnisitas mereka.

Para ilmuwan mencatat hanya satu sampel dari setiap organ yang dianalisis, yang berarti variabilitas dalam organ tetap tidak diketahui. Beberapa variasi dalam sampel otak mungkin disebabkan perbedaan geografis antara New Mexico dan pantai timur AS.

“Hasil ini menyoroti kebutuhan mendesak untuk lebih memahami jalur paparan, penyerapan dan jalur pembersihan, serta potensi konsekuensi kesehatan dari plastik dalam jaringan manusia, terutama di otak,” kata para peneliti.

Prof Tamara Galloway dari University of Exeter di Inggris, yang bukan bagian dari tim studi, mengatakan peningkatan 50% dalam tingkat mikroplastik otak selama delapan tahun terakhir mencerminkan peningkatan produksi dan penggunaan plastik dan itu signifikan. 

“Ini menunjukkan jika kita mengurangi kontaminasi lingkungan dengan mikroplastik, tingkat paparan manusia juga akan menurun, memberikan dorongan kuat untuk fokus pada inovasi yang mengurangi paparan,” kata Galloway.

Prof. Oliver Jones dari RMIT University di Australia mengatakan penelitian baru ini menarik, tetapi jumlah sampel yang sedikit dan kesulitan menganalisis partikel plastik kecil tanpa kontaminasi berarti kehati-hatian harus diambil saat menginterpretasikan hasilnya. (The Guardian/Z-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya