Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

 Tren Penyakit Diabetes di Atas Usia 15 Tahun Meningkat, Pecinta Makanan Manis Penting Lakukan Ini

Indriyani Astuti
30/1/2025 11:39
 Tren Penyakit Diabetes di Atas Usia 15 Tahun Meningkat, Pecinta Makanan  Manis Penting Lakukan Ini
ilustrasi(freepik)

DIABETES menyebabkan komplikasi penyakit seperti gagal ginjal, hipetensi, dan penyakit jantung. Ada beberapa jenis penyakit diabetes, namun diabetes tipe-2 sangat erat kaitannya dengan pola makan. Oleh karena itu penting untuk membatasi konsumsi makanan dan minuman manis atau berkadar gula tinggi.

Mengutip data dari googstat.id, Piprim Yanuarso selaku Ketua Pengurus Pusat IDAI mengatakan, makanan yang tinggi gula, karbohidrat, tepung, dan minyak bisa menjadi cikal bakal penyakit diabetes tipe-2.

Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan konsumsi makanan manis di Indonesia paling banyak terdapat pada rentang usia muda. Semakin muda golongan usia,  semakin banyak mengonsumsi makanan manis.
Persentase kelompok usia 3-4 tahun yang mengonsumsi makanan dengan kadar gula tinggi sebanyak satu kali lebih per harinya dengan persentase mencapai 59,6 persen.

Tren serupa juga ditemui pada persentase dalam konsumsi minuman manis. Kelompok usia yang paling banyak mengonsumsi minuman manis yakni anak-anak rentang usia 3-4 tahun dengan persentase mencapai 68,6 persen.

Angka ini diikuti oleh kelompok usia 5-9 tahun dengan persentase mengonsumsi minuman kadar gula tinggi sebanyak satu kali atau lebih per harinya mencapai 66,5 persen. Disusul oleh kelompok usia 10-14 tahun dengan 61,9 persen dan kelompok usia 15-19 tahun dengan 56,4 persen. Banyak mengonsumsi makanan manis akan membuat Anda kecanduan.

Apa yang menyebabkan manusia kecanduan makanan manis?

Mengutip Hellosehat, manusia banyak mencari makanan manis untuk kepuasan lidah. Lambat laun, banyak orang akhirnya kecanduan terhadap makanan manis. 

Proses kecanduan berawal dari respons otak saat Anda mengonsumsi makanan manis. Gula memicu produksi hormon serotonin dan endorfin. Kedua hormon ini memiliki efek “neurological reward” yang membuat Anda merasa tenang dan senang.

Inilah mengapa Anda merasa senang setelah makan es krim, cokelat, minuman bubble tea, dan sebagainya. Lama-kelamaan, otak menginginkan gula dalam jumlah yang lebih banyak dan inilah yang menjadi cikal-bakal sugar craving.

Selain itu, makanan manis menurunkan fungsi hormon leptin yang semestinya mengirimkan sinyal kenyang menuju otak. Dampaknya, Anda cepat merasa lapar dan ingin makan lebih banyak makanan manis.

British Diabetic Association menyebutkan bahwa ngidam makanan manis sebenarnya tidak buruk asalkan Anda tahu batasnya. Namun, jika Anda tidak dapat mengendalikan keinginan ini, Anda perlu mempertimbangkan untuk mengurangi makanan manis. (H-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indriyani Astuti
Berita Lainnya