Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
DIABETES menyebabkan komplikasi penyakit seperti gagal ginjal, hipetensi, dan penyakit jantung. Ada beberapa jenis penyakit diabetes, namun diabetes tipe-2 sangat erat kaitannya dengan pola makan. Oleh karena itu penting untuk membatasi konsumsi makanan dan minuman manis atau berkadar gula tinggi.
Mengutip data dari googstat.id, Piprim Yanuarso selaku Ketua Pengurus Pusat IDAI mengatakan, makanan yang tinggi gula, karbohidrat, tepung, dan minyak bisa menjadi cikal bakal penyakit diabetes tipe-2.
Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan konsumsi makanan manis di Indonesia paling banyak terdapat pada rentang usia muda. Semakin muda golongan usia, semakin banyak mengonsumsi makanan manis.
Persentase kelompok usia 3-4 tahun yang mengonsumsi makanan dengan kadar gula tinggi sebanyak satu kali lebih per harinya dengan persentase mencapai 59,6 persen.
Tren serupa juga ditemui pada persentase dalam konsumsi minuman manis. Kelompok usia yang paling banyak mengonsumsi minuman manis yakni anak-anak rentang usia 3-4 tahun dengan persentase mencapai 68,6 persen.
Angka ini diikuti oleh kelompok usia 5-9 tahun dengan persentase mengonsumsi minuman kadar gula tinggi sebanyak satu kali atau lebih per harinya mencapai 66,5 persen. Disusul oleh kelompok usia 10-14 tahun dengan 61,9 persen dan kelompok usia 15-19 tahun dengan 56,4 persen. Banyak mengonsumsi makanan manis akan membuat Anda kecanduan.
Apa yang menyebabkan manusia kecanduan makanan manis?
Mengutip Hellosehat, manusia banyak mencari makanan manis untuk kepuasan lidah. Lambat laun, banyak orang akhirnya kecanduan terhadap makanan manis.
Proses kecanduan berawal dari respons otak saat Anda mengonsumsi makanan manis. Gula memicu produksi hormon serotonin dan endorfin. Kedua hormon ini memiliki efek “neurological reward” yang membuat Anda merasa tenang dan senang.
Inilah mengapa Anda merasa senang setelah makan es krim, cokelat, minuman bubble tea, dan sebagainya. Lama-kelamaan, otak menginginkan gula dalam jumlah yang lebih banyak dan inilah yang menjadi cikal-bakal sugar craving.
Selain itu, makanan manis menurunkan fungsi hormon leptin yang semestinya mengirimkan sinyal kenyang menuju otak. Dampaknya, Anda cepat merasa lapar dan ingin makan lebih banyak makanan manis.
British Diabetic Association menyebutkan bahwa ngidam makanan manis sebenarnya tidak buruk asalkan Anda tahu batasnya. Namun, jika Anda tidak dapat mengendalikan keinginan ini, Anda perlu mempertimbangkan untuk mengurangi makanan manis. (H-3)
PULUHAN ribu ton gula milik Petani di Jawa Timur (Jatim) tidak terserap pasar. Mereka mengancam akan mogok massal jika tidak ada solusi dari pemerintah agar gula milik petani segera terserap.
Sejumlah gudang pabrik gula di wilayah Situbondo dan Bondowoso, Jawa Timur, dipenuhi tumpukan gula pasir yang belum terjual. Di saat yang sama, gula rafinasi membanjiri pasar.
Jika pembangunan industri gula nasional tidak terintegrasi dengan perkebunan rakyat, swasembada gula hanya akan menjadi angan-angan.
Sejumlah gudang pabrik gula di wilayah Situbondo dan Bondowoso Jawa Timur dipenuhi tumpukan gula pasir yang belum terjual.
Secara kimia, gula dapat terdiri dari satu atau beberapa molekul gula yang disebut monosakarida seperti glukosa dan fruktosa atau disakarida seperti sukrosa
Diabetes melitus merupakan penyakit metabolik utama pada anak yang sifatnya kronis dan potensial menganggu tumbuh kembang anak.
Rasa manis ini bisa berasal dari bahan alami seperti buah, madu, atau susu, maupun dari pemanis buatan yang sering ditambahkan dalam proses pengolahan makanan.
Ada makanan yang dapat menurunkan daya ingat. Dikutip dari WebMD, berikut sejumlah makanan yang dapat mengganggu memori otak :
Diabetes melitus merupakan penyakit metabolik utama pada anak yang sifatnya kronis dan potensial menganggu tumbuh kembang anak.
Makanan ini biasanya memiliki rasa manis yang dominan dan sering dikonsumsi sebagai pencuci mulut, camilan, atau pelengkap.
Pola hidup yang sering mengombinasikan nasi sebagai karbohidrat utama dengan sumber karbohidrat lainnya dari tepung-tepungan dapat meningkatkan risiko diabetes melitus.
Konsumsi gula yang berlebih oleh anak dapat memperburuk kondisi eksim karena memicu proses peradangan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved