Headline

Disiplin tidak dibangun dengan intimidasi.

Industri Gula harus Terintegrasi dengan Perkebunan Tebu Rakyat

Naufal Zuhdi
12/8/2025 07:07
Industri Gula harus Terintegrasi dengan Perkebunan Tebu Rakyat
Ilustrasi(Antara)

Analis Kebijakan Pangan, Syaiful Bahari mengungkapkan, jika pembangunan industri gula nasional tidak terintegrasi dengan perkebunan rakyat, swasembada gula hanya akan menjadi angan-angan.

"Ke depan, pemerintah harus mempunyai regulasi yang jelas, bahwa pembangunan industri gula itu harus terintegrasi dengan perkebunan tebu rakyat. Selain regulasi, pemerintah juga harus konsisten untuk memodernisasi pabrik-pabrik gula pemerintah yang dikelola BUMN," kata Syaiful saat dihubungi, Senin (11/8).

Syaiful menyoroti bahwa persoalan industri gula sejak Indonesia merdeka tidak pernah terjadi transformasi. Pasalnya, pabrik-pabrik gula yang kini sebagian besar dipegang PTPN, teknologinya semakin usang. Demikian juga dengan perkebunan tebu di Jawa semakin menyusut.

"Padahal, di era kolonial, Indonesia adalah negara produsen gula terbesar di dunia. Sampai-sampai pemerintah Belanda mendirikan Het Proefstation Oost Java pada tahun 1887 di Pasuruan, Jawa Timur, yang sekarang bernama Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI)," bebernya.

Di tengah tidak berdayanya industri gula pemerintah menghadapi persaingan, muncul industri-industri swasta yang kini memonopoli produksi dan pasar gula nasional. Praktis, pemerintah kehilangan kendali dalam mengatur tata niaga gula di dalam negeri. Selain itu, Syaiful mengungkapkan bahwa desain industri gula swasta tidak lagi mengandalkan bahan baku gula dari tebu petani, tetapi cukup dengan bahan baku gula setengah jadi (rafinasi), mereka sudah bisa memproduksi gula konsumsi.

"Selain harga gula rafinasi impor lebih murah, juga dari sisi waktu produksi lebih cepat. Oleh karena pemerintah tidak memiliki ekosistem industri gula nasional yang konsisten, yaitu adanya hubungan struktural antara perkebunan tebu dengan industri hilirnya, akhirnya yang ditempuh jalan pintas, yaitu menyerahkan kebutuhan gula nasional ke tangan industri minus perkebunan tebu yang dikelola petani. Akhirnya yang menjadi korban adalah petani," pungkasnya.

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Andhika
Berita Lainnya