Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
KEPALA Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Abdul Muhari mengatakan bahwa sepanjang 2024, terdapat 2.107 kejadian bencana yang terjadi di Indonesia. Jumlah tersebut mengalami penurunan dibandingkan 2023 yang mencapai 5.400 kejadian bencana.
“Ini disebabkan pada 2024 itu BNPB menggunakan mekanisme yang baru tentang pencatatan kejadian bencana. Biasanya di BPBD hampir seluruh hal terkait pertolongan dan kebutuhan masyarakat masuk dalam laporan kejadian bencana. Untuk itu kita harus mengatur lebih baik definisi dan metodologi bencana dan kita tuangkan dalam Peraturan BNPB 2023 yang kemudian diturunkan kembali dengan Juklak nomor 2 tahun 2023,” ungkapnya dalam acara Kaleidoskop Bencana 2024 dan Outlook Potensi Bencana 2025, Selasa (7/1).
Muhari mengatakan pada pencatatan sebelumnya, hampir keseluruhan bencana direkap dari laporan daerah. Sedangkan pada 2024 yang disebut dengan bencana akan dicatat dalam catatan bencana secara nasional yang berkaitan dengan atau berpengaruh kepada hidup dan penghidupan dan ada kerugian moril dan materiil.
“Sehingga kita klasifikasi kembali seperti ada korban meninggal, korban terdampak kerusakan bangunan, dan lain sebagainya sehingga kita dapatkan pada 2024 berdasarkan regulasi yang baru, pencatatan bencana secara keseluruhan mencapai 2.107 kali bencana di Indonesia,” ujar Muhari.
Beberapa daerah yang memiliki frekuensi kejadian bencana paling tinggi terjadi di Sumatra Utara, Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Sulawesi Selatan, dan Kalimantan Barat.
Terkait distribusi kejadian bencana berdasarkan jenis bencananya, di 2024 memiliki karakteristik yang sangat berbeda dengan 2023. Jika pada 2023 faktor utama regional yang berdampak pada bencana di Indonesia adalah el Nino sehingga kejadian bencana yang paling tinggi frekuensi atau jumlahnya adalah kebakaran hutan dan lahan.
Sementara pada 2024 Indonesia kembali pada kondisi la Nina, di mana curah hujan lebih tinggi dari rata-rata biasanya yang membawa implikasi langsung kepada bencana yang sering terjadi di Indonesia yaitu banjir, cuaca ekstrem dan kebakaran hutan dan lahan.
Beberapa kejadian bencana di 2024 yang cukup signifikan. Pada Januari dan November 2024 terjadi kejadian erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki, Flores Timur. Pada Februari 2024 terjadi tanah longsor di Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan. Pada Maret 2024 terjadi banjir dan longsor di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatra Barat. April 2024 masih terkait dengan banjir dan tanah longsor di Tanah Toraja, Sulawesi Selatan.
Mei 2024 terjadi banjir bandang dan banjir lahar di Sumatra Barat. Juni 2023 tanah longsong di Lumajang, Jawa Timur dan Juli 2024 tanah longsor di Bone Bolango, Gorontalo yang terjadi karena faktor penambangan liar. Agustus 2024 banjir bandang di Ternate dan juga banjir lahar. September 2024 terjadi tanah longsong di Kabupaten Solok, Sumatra Barat. Oktober 2024 terjadi longsor di Aceh Tengah dan Desember 2024 terjadi bencana longsor di Sukabumi, Jawa Barat.
“Bisa kita lihat Jenis bencana yang paling signifikan dalam mengakibatkan fatalitas meninggal dunia adalah banjir lahar dan rekapitulasi dari tanah longsor di beberapa lokasi kejadian. Ini menjadi atensi kita yaitu banjir lahar, tanah longsor dan banjir bandang. Satu jenis bencana yang paling banyak memakan korban adalah banjir lahar di Merapi. Ini jadi atensi kita karena hingga saat ini kita belum memiliki sistem peringatan dini yang dedicated untuk banjir lahar seperti kondisi yang sangat masif di Sumatra Barat,” ucap Muhari.
Dia menambahkan, dominan kejadian bencana tertinggi terjadi di akhir tahun dan awal tahun. Ini merupakan fase atau periode peralihan musim di mana pada November sampai Maret 2024 kejadian bencana cukup tinggi dibandingkan bulan lain.
“Tren ini akan terus berlangsung sampai 2025 karena seperti yang disampaikan BMKG bahwa la Nina masih berjalan dan awal tahun 2025 akan tetap terjadi peningkatan intensitas hujan sehingga BNPB fokus langkah antisipasi terintegrasi dari hulu ke hilir,” tuturnya.
Korban jiwa paling banyak di 2024 terjadi pada Maret, Mei dan November. Pada Maret 2024 terjadi banjir bandang dan longsor di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatra Barat. Kemudian Mei 2024 paling dominan banjir lahar di Sumatra Barat dengan korban 56 orang meninggal dan 10 hilang dan diasumsikan meninggal dunia sehingga mencapai 66 jiwa. November 2024 terjadi bencana tanah longsor, cuaca ekstrem, dan banjir lahar yang memakan korban hingga 62 jiwa.
“Hal lain yang sangat penting untuk kita perhatikan, terjadi kenaikan jumlah korban jiwa meninggal dunia jika dibandingkan frekuensi kejadian bencana di 2024. Kita lihat korban jiwa meninggal dunia di 2023 masih di sekitar 200 tapi di 2024 mencapai sekitar 400,” ujar Muhari.
Untuk itu, BNPB telah membangun sistem peringatan dini banjir lahar yang terintegrasi dan telah dilakukan uji coba pada dua gunung yaitu Gunung Merapi di Jawa Tengah dan Gunung Ibu di Maluku Utara.
“Kita membangun suatu sistem yang bisa memberikan kita informasi pada saat terjadi hujan dengan intensitas tinggi kemudian tempat mana saja yang akan terjadi banjir lahar. Kita pasang CCTV dan sensor sehingga jika ada peningkatan debit banjir, maka sensor kita bisa melihat dan kalau sensor ini melihat atau mengamati ada kenaikan debit air yang tidak normal, maka kemudian akan diinformasikan kepada masyarakat melalui sirine yang ada di komunitas dan desa sehingga ada respons yang tepat sebelum banjir lahar memberikan dampak kepada masyarakat,” jelasnya.
Dalam kesempatan tersebut, BNPB juga mengimbau terkait dengan penyebaran informasi potensi kejadian bencana yang dapat diserap oleh masyarakat secara baik tanpa menyebabkan kegaduhan atau kepanikan.
“Karena dalam penanggulangan bencana, kita mengenal satu statement yang disebut crying wolf effect. Kalau kita berkali-kali menyampaikan sesuatu yang kemudian tidak terjadi atau sifatnya tidak konsisten, ini akan menimbulkan ketidakpedulian alih-alih menciptakan kesiapsiagaan masyarakat. Seperti informasi megathrust yang tinggal menunggu waktu dan lain sebagainya,” tegas Muhari.
“Kita harapkan semua pihak bisa berkoordinasi dengan BNPB supaya informasi yang kita sampaikan kepada masyarakat bisa utuh. Karena dampak komunikasi risiko yang berfokus pada ancaman dan kemudian diulang berkali-kali itu akan meningkatkan kebingungan publik dan kepanikan di level komunitas atau masyarakat bawah. Kami mengimbau kepada seluruh individu, mari kita berkoordinasi dan kita kenali ancamannya, kita siapkan mitigasinya dan kurangi risikonya tanpa harus menciptakan atau menimbulkan kepanikan dan ketakutan kepada masyarakat,” pungkasnya. (H-2)
Lokasi banjir antara lain di Kecamatan Tellulimpoe, Sinjai Utara dan Sinjai Timur. Sedangkan data korban terdampak berjumlah 60 kepala keluarga atau 271 jiwa.
Bencana adalah fenomena kompleks yang tidak bisa ditangani oleh satu disiplin ilmu saja.
Sementara itu, kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Riau telah membakar sekitar 96 ha sejak awal tahun.
Sepanjang 2024 telah terjadi 154 kejadian bencana di Kota Cirebon. Angka ini hampir dua kali lipat dari 2020 yang mencatat 88 kejadian.
Kondisi cuaca akhir-akhir ini tak bisa diprediksi. Sebab, bisa saja saat siang cuaca cerah, namun mendadak berubah menjadi ekstrem.
Sebanyak 248 orang terdampak bencana angin puting beliung yang melanda dua desa di Kabupaten Gorontalo, Gorontalo. Saat ini, mereka dalam pendampingan petugas BNPB.
TANTANGAN dalam mengatasi dan melakukan mitigasi bencana di dunia saat ini disebut semakin kompleks. Berbagai isu global seperti perubahan iklim hingga tekanan urbanisasi menjadi pemicunya.
VIKTOR Lake tampak serius menulis kata demi kata hingga kalimat diatas secarik kertas. Sepertinya ia memeras otak untuk menciptakan sebuah dongeng.
Workshop ini bertujuan memperkuat kapasitas masyarakat dalam memahami, menghadapi, dan merespons bencana secara inklusif dengan pendekatan berbasis kearifan lokal.
Sebanyak 69 titik di wilayah Kabupaten Karawang, Jawa Barat, kini dikategorikan sebagai kawasan permukiman kumuh.
Dedi memulai langkah dengan melakukan tindakan tegas di kawasan Puncak, Kabupaten Bogor. Ini penting untuk mengurangi dampak hujan yang terjadi di kawasan tersebut.
Praktik lokal mitigasi bencana di Aceh dan irigasi Subak di Bali adalah contoh bentuk-bentuk kearifan lokal dalam menangkal dampak perubahan iklim yang dapat direproduksi di tempat lain.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved