Headline
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
Pada 24 Desember 2024, NASA mencatat pencapaian luar biasa dalam misinya untuk mendekati Matahari. Parker Solar Probe berhasil mencapai jarak 3,8 juta mil dari permukaan Matahari, memecahkan rekor sebelumnya. Dengan kecepatan mencapai 430.000 mil per jam, pesawat ini menjadi objek buatan manusia tercepat yang pernah dibuat. Keberhasilan tersebut dikonfirmasi melalui sinyal yang diterima oleh tim operasional pada malam 26 Desember, menunjukkan bahwa Parker berhasil melalui tantangan tersebut dengan aman dan tetap berfungsi optimal.
Misi antariksa ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan penting seputar Matahari, seperti alasan suhu korona Matahari mencapai jutaan derajat Fahrenheit serta mekanisme percepatan angin surya. Dengan memasuki korona, atmosfer atas Matahari, Parker mampu melakukan pengukuran langsung yang sebelumnya tidak dapat dilakukan.
Parker Solar Probe dilengkapi pelindung panas berbahan busa karbon yang mampu bertahan dalam suhu hingga 2.600 derajat Fahrenheit. Sistem ini menjaga instrumen internal tetap dingin meskipun pesawat melintasi korona Matahari dengan suhu yang mencapai lebih dari 1 juta derajat Fahrenheit. Selain itu, Parker menggunakan tujuh manuver gravitasi di sekitar Venus untuk mendekati Matahari secara bertahap. Manuver terakhir pada 6 November 2024 menempatkannya di orbit optimal hingga akhir misi.
“Terbang sedekat ini dengan Matahari adalah prestasi luar biasa,” ujar Nicky Fox, Administrator Asosiasi untuk Direktorat Misi Sains NASA. “Studi langsung terhadap Matahari memberikan wawasan mendalam tidak hanya tentang bintang ini, tetapi juga tentang bintang lainnya di alam semesta.”
Sejak diluncurkan pada 2018, Parker Solar Probe telah memberikan banyak temuan signifikan. Pada 2021, pesawat ini menjadi yang pertama menembus atmosfer Matahari, mengungkap tekstur tak terduga di korona berupa paku dan lembah. Selain itu, Parker juga mendeteksi struktur zig-zag dalam angin surya, yang dikenal sebagai switchbacks, serta asal-usulnya di fotosfer Matahari. Pesawat ini juga membantu memahami dampak lontaran massa korona pada lingkungan tata surya bagian dalam.
Pendekatan terdekat pada 24 Desember 2024 berlangsung selama periode maksimum surya, saat aktivitas Matahari mencapai puncaknya dalam siklus 11 tahunannya. Data dari pendekatan ini diharapkan memberikan pemahaman lebih baik tentang perubahan medan magnet Matahari dan dampaknya terhadap cuaca antariksa yang mempengaruhi Bumi.
“Mendekati Matahari pada jarak ini setara dengan momen monumental seperti pendaratan manusia di Bulan,” kata Nour Raouafi, ilmuwan proyek Parker Solar Probe di Johns Hopkins Applied Physics Laboratory. “Ini menandai era baru dalam eksplorasi antariksa, membawa kita lebih dekat pada pemahaman tentang misteri Matahari.”
Misi Parker Solar Probe dijadwalkan menyelesaikan beberapa pendekatan terakhir pada 2025 sebelum kehabisan bahan bakar. Meski pesawat ini akhirnya akan hancur karena panas Matahari, pelindung panasnya kemungkinan tetap mengorbit selama ribuan tahun, menjadi bukti nyata atas pencapaian besar dalam eksplorasi antariksa. (Nasa/Z-11)
Teleskop Surya Daniel K. Inouye berhasil mengambil gambar paling tajam dari permukaan matahari, mengungkap striasi halus akibat medan magnet skala kecil.
Ilmuwan berhasil menangkap citra korona Matahari dengan resolusi tertinggi berkat sistem optik adaptif terbaru pada Teleskop Surya Goode.
Mengapa luar angkasa tampak gelap meskipun Matahari bersinar terang dan miliaran bintang menghuni jagat raya? Pertanyaan ini menjadi topik menarik yang sering dicari di Google.
Filamen matahari sepanjang 1 juta km meletus dramatis picu CME besar 12 Mei. Untungnya, letusan ini tidak mengarah ke Bumi, tapi tetap jadi sorotan ilmiah.
Penelitian terbaru NASA menunjukkan permukaan Bulan dapat menghasilkan dan mengisi ulang molekul air melalui bantuan angin matahari, yang membawa ion hidrogen bermuatan positif.
Meskipun Matahari jelas menjadi pusat dari Tata Surya, pemahaman terbaru tentang gerak planet menunjukkan hal yang menarik: ternyata, Bumi tidak benar-benar mengelilingi Matahari.
WAHANA antariksa Gaia milik Badan Antariksa Eropa, yang selama ini telah bertugas memetakan galaksi Bima Sakti, kini telah menyelesaikan fase pengamatan bintangnya.
Pendirian Asosiasi Antariksa Indonesia dilandasi visi besar untuk mendukung kemajuan industri antariksa nasional sehingga Indonesia menjadi salah satu pemain utama di dunia.
Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) mengumumkan misi wahana pendarat bulan, Blue Ghost, berhasil diluncurkan dari Launch Complex 39A di Kennedy Space Center, Florida, 15 Januari 2025 lalu.
Jules Verne, penulis asal Prancis, menjadi pelopor dalam memprediksi perkembangan teknologi masa depan.
Tahun 2025 diprediksi akan menjadi tahun penuh dengan misi antariksa ambisius dari berbagai negara yang akan membuka babak baru dalam pengetahuan dan inovasi.
Dua teleskop radio baru dari Tiongkok dengan antena besar berdiameter 40 meter resmi beroperasi pada, Jumat (27/12).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved