Headline
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
ALERGI susu sapi, yang merupakan reaksi sistem kekebalan tubuh yang berlebihan terhadap protein dalam susu sapi, ternyata dapat dipengaruhi oleh faktor genetik.
Menurut Dokter Spesialis Alergi dan Imunologi Anak, Budi Setiabudiawan, anak yang memiliki keluarga dengan riwayat alergi, termasuk alergi susu sapi, berisiko lebih tinggi untuk mengalami kondisi serupa.
Pada dasarnya, alergi susu sapi terjadi ketika tubuh mengenali protein dalam susu sapi, seperti kasein dan whey, sebagai zat berbahaya. Ini memicu respon imun yang dapat menyebabkan berbagai gejala, mulai dari ruam kulit hingga masalah pencernaan.
MI/Ernest Narus--Dokter Spesialis Alergi dan Imunologi Anak, Budi Setiabudiawan saat menjelaskan materi mengenai alergi susu sapi pada anak. Acara Talk Show yang digelar oleh Kalbe di Kuningan City Mall, Jakarta pada Kamis (12/12).
"Alergi susu sapi itu adalah sistem kekebalan tubuh yang tidak normal, yaitu berlebihan dalam mengenali protein susu sapi yang sebenarnya tidak berbahaya bagi orang lain. Kasein dan whey adalah protein dalam susu sapi yang dapat menyebabkan reaksi alergi," jelas Budi Setiabudiawan dalam acara Talk Show yang digelar oleh Kalbe di Kuningan City Mall, Jakarta, Kamis (12/12).
Menurut Budi, kecenderungan anak untuk mengalami alergi susu sapi sangat dipengaruhi oleh bakat alergi yang diturunkan dari orangtuanya.
"Alergi susu sapi ini biasanya menyerang anak-anak yang memiliki bakat alergi atau yang disebut dengan atopik. Bakat alergi ini bisa diturunkan dari salah satu atau kedua orangtuanya," ujar Budi.
Meskipun demikian, ia menekankan bahwa meskipun anak memiliki orangtua dengan riwayat alergi, hal ini tidak menjamin bahwa anak tersebut pasti akan mengalami alergi. "Jika salah satu orangtuanya memiliki riwayat alergi, kemungkinan anaknya mengalaminya sekitar 40 persen. Namun, jika kedua orangtuanya memiliki riwayat alergi, kemungkinan ini bisa mencapai 60 persen bahkan hingga 80 persen," lanjutnya.
Budi menjelaskan bahwa risiko alergi semakin besar jika kedua orangtua memiliki jenis alergi yang sama. Misalnya, jika ibu dan ayah keduanya memiliki asma, maka kemungkinan anak akan mengalami alergi juga lebih tinggi.
Untuk memprediksi apakah seorang anak akan mengidap alergi susu sapi atau tidak, Dr. Budi menyarankan untuk mengetahui riwayat alergi dalam keluarga, baik dari orangtua maupun saudara kandung.
"Untuk mengetahui apakah anak berisiko memiliki penyakit alergi, kita perlu melihat riwayat alergi dalam keluarga, baik ibu, bapak, maupun saudara kandung," ungkapnya.
Data dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menunjukkan bahwa prevalensi alergi susu sapi (ASS) di Indonesia berkisar antara 2% hingga 7,5%. Dengan jumlah balita yang mencapai sekitar 21 juta jiwa, diperkirakan ada sekitar 420.000 hingga 1,575 juta anak Indonesia yang berpotensi menghadapi alergi susu sapi.
Meskipun alergi susu sapi bisa menjadi tantangan bagi orangtua, Budi menegaskan bahwa pengelolaan yang tepat dan pengetahuan tentang kondisi ini dapat membantu anak-anak tumbuh dengan sehat meskipun memiliki riwayat alergi. (Z-10)
Warna hitam ayam cemani berasal dari mutasi genetik yang disebut fibromelanosis, yaitu kondisi ketika pigmen melanin menyebar ke seluruh tubuh, termasuk kulit, bulu, bahkan organ dalam.
Pada anak autisme, orangtua kerap menjadi sosok yang disalahkan berbagai pihak terutama soal pola asuh.
Peneliti Universitas Calgary memperkenalkan metode berbasis perilaku untuk mengidentifikasi populasi karibu yang berisiko, berbeda dari pendekatan genetik yang biasa digunakan.
Primata, khususnya kera besar Afrika, merupakan kelompok hewan yang memiliki hubungan evolusi yang sangat dekat dengan manusia.
Kanker adalah salah satu penyakit mematikan dengan angka kejadian tertinggi di dunia. Penyakit ini disebabkan oleh pertumbuhan abnormal pada sel-sel jaringan tubuh.
"Misalnya selain ada nasi sebagai makanan pokok juga ada lauk hewani, lauk nabati, sayur dan buah serta minum air putih,"
Protein hewani mengandung sembilan asam amino esensial yang tidak dapat diproduksi oleh tubuh.
Sangat penting bagi Anda untuk mengetahui kadar kolesterol dan, jika kadarnya tinggi, segera ambil tindakan. Selain obat-obatan, ada cara alami untuk menurunkan kolesterol.
Selain daging merah, terdapat beberapa sumber protein tinggi yang bisa menjadi alternatif sehat.
Gene Ontology Consortium merilis sumber daya terbaru berupa ensiklopedia komprehensif tentang fungsi gen manusia yang mengkode protein.
Menurunkan berat badan dapat dilakukan dengan efektif dengan mengonsumsi sumber protein yang tepat. Ini 5 protein yang efektif mengatasi lemak perut.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved