Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Apa Itu Alergi Susu Sapi, Dampak, dan Cara Mencegahnya? Simak Penjelasannya

Ernest Narus
12/12/2024 15:45
Apa Itu Alergi Susu Sapi, Dampak, dan Cara Mencegahnya? Simak Penjelasannya
Alergi susu sapi(Ilustrasi)

ALERGI susu sapi adalah kondisi yang sering terjadi pada anak-anak, terutama bayi dan balita. Alergi ini terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menganggap protein dalam susu sapi, seperti kasein dan whey, sebagai ancaman bagi tubuh.

Berdasarkan data dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), prevalensi alergi susu sapi di Indonesia berkisar antara 2% hingga 7,5%.

Dengan jumlah balita yang mencapai sekitar 21 juta jiwa, ini berarti sekitar 420.000 hingga 1,575 juta anak Indonesia berpotensi menghadapi alergi susu sapi.

Dokter Spesialis Alergi dan Imunologi Anak Budi Setiabudiawan menjelaskan bahwa alergi susu sapi terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menganggap protein dalam susu sapi sebagai ancaman yang berbahaya. Padahal protein tersebut tidak berbahaya bagi sebagian besar orang.

Protein utama dalam susu sapi yang dapat menyebabkan reaksi alergi adalah kasein dan whey.

Budi menambahkan bahwa sebagian besar anak yang mengidap alergi susu sapi dapat sembuh seiring bertambahnya usia.

"Pada banyak kasus, alergi susu sapi akan berkurang dengan bertambahnya usia anak," ujarnya.

Penelitian menunjukkan bahwa sekitar 50-80% anak-anak yang mengalami alergi susu sapi dapat sembuh pada usia 3-5 tahun karena sistem kekebalan tubuh mereka menjadi lebih matang dan belajar untuk mentoleransi protein susu sapi.

Gejala Alergi Susu Sapi

Gejala alergi susu sapi bisa bervariasi dari ringan hingga berat dan dapat muncul dalam waktu beberapa menit hingga beberapa jam setelah mengonsumsi susu sapi atau produk olahannya. Berikut gejala yang bisa timbul akibat alergi susu sapi:

1. Gejala pada Sistem Pencernaan

  • Mual dan muntah: Reaksi tubuh terhadap protein susu sapi yang dianggap sebagai ancaman.
  • Diare: Umumnya terjadi pada bayi dan anak-anak, yang dapat menyebabkan dehidrasi.
  • Perut kembung dan nyeri perut: Rasa tidak nyaman atau sakit di perut.
  • Kolik pada bayi: Tangisan atau ketidaknyamanan yang berulang pada bayi yang disebabkan oleh gangguan pencernaan.

2. Gejala pada Kulit

  • Ruam kulit: Gatal, kemerahan, atau pembengkakan pada wajah, leher, tangan, atau tubuh lainnya.
  • Eksim: Kulit menjadi kering, gatal, dan iritasi.
  • Angioedema: Pembengkakan pada area wajah, terutama sekitar mata dan bibir.

3. Gejala pada Sistem Pernapasan

  • Sesak napas: Sulit bernapas akibat penyempitan saluran napas.
  • Batuk: Bisa disertai dengan hidung meler atau pilek.
  • Asma: Gejala asma seperti pernapasan berbunyi, batuk, dan sesak dada.
  • Hidung tersumbat atau berair: Gejala ini bisa muncul setelah mengonsumsi susu sapi.

4. Gejala pada Sistem Kardiovaskular

Pada kasus yang parah, reaksi alergi bisa menyebabkan penurunan tekanan darah yang drastis, mengakibatkan pusing atau bahkan pingsan.

5. Reaksi Alergi Berat (Anafilaksis)

Dalam kasus yang jarang namun serius, alergi susu sapi dapat memicu anafilaksis, yang merupakan kondisi darurat medis. Ini dapat menyebabkan pembengkakan parah pada wajah, bibir, lidah, atau tenggorokan, serta kesulitan bernapas.

Cara Mencegah Alergi Susu Sapi

Jika anak mengalami alergi susu sapi, mereka harus menghindari semua produk yang mengandung protein susu sapi, seperti susu sapi segar, susu bubuk, keju, yogurt, mentega, dan krim.

"Langkah pertama bagi anak yang sudah terdiagnosa alergi susu sapi adalah menghindari produk susu sapi dan turunannya secara ketat. Tidak ada istilah mencoba sedikit demi sedikit," ungkap Budi Setiabudiawan.

Bagi bayi atau balita yang alergi susu sapi, air susu ibu (ASI) adalah pilihan terbaik karena mengandung semua nutrisi yang diperlukan bayi untuk tumbuh dan berkembang. Bayi yang alergi susu sapi sebaiknya mendapatkan ASI eksklusif.

Alternatif lain adalah formula soya yang terbuat dari protein kedelai. Namun, penggunaan susu kedelai harus dikonsultasikan dengan dokter, karena beberapa bayi yang alergi susu sapi juga bisa alergi terhadap protein kedelai.

Dampak Alergi Susu Sapi

Alergi susu sapi dapat mempengaruhi psikologis anak dan mengganggu pertumbuhannya. Berikut adalah beberapa dampak yang mungkin terjadi:

1. Dampak Psikologis

  • Stres dan kecemasan: Anak-anak dengan alergi susu sapi sering merasa cemas tentang makanan yang mereka konsumsi dan takut akan reaksi alergi, terutama di lingkungan sosial.
  • Rendahnya kualitas hidup: Pembatasan pola makan yang ketat dan pengalaman reaksi alergi dapat menurunkan kualitas hidup anak, membuat mereka merasa berbeda dari teman-temannya.
  • Depresi: Anak yang merasa dibatasi dalam interaksi sosial atau yang sering mengalami masalah dengan alergi dapat mengembangkan perasaan depresi.
  • Rasa cemas pada orang tua: Orang tua yang khawatir tentang keamanan makanan anak mereka dapat mengalami stres dan kecemasan yang tinggi.

2. Gangguan Pertumbuhan

  • Kekurangan nutrisi: Alergi susu sapi dapat menyebabkan kekurangan nutrisi penting yang ada dalam susu, seperti kalsium, vitamin D, protein, dan lemak sehat. Ini bisa mempengaruhi pertumbuhan tulang dan perkembangan fisik anak.
  • Gangguan pertumbuhan: Anak-anak dengan alergi susu sapi mungkin mengalami keterlambatan pertumbuhan atau berat badan yang tidak meningkat sesuai usia mereka.
  • Masalah perkembangan tulang: Kekurangan kalsium dan vitamin D dapat menyebabkan masalah pada tulang, seperti tulang rapuh atau risiko osteoporosis di kemudian hari.

Penting bagi orang tua untuk memastikan anak mendapatkan pola makan yang seimbang meskipun alergi terhadap susu sapi.

Selain itu, konsultasi dengan ahli gizi atau dokter spesialis alergi sangat penting untuk mencegah kekurangan gizi dan gangguan pertumbuhan. (Z-10)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Gana Buana
Berita Lainnya