Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
SUSU sapi dikenal sebagai sumber utama protein dan kalsium yang banyak dikonsumsi dalam menu gizi seimbang. Meski memiliki banyak manfaat dan rasa yang lezat, susu sapi mentah ternyata menyimpan potensi risiko kesehatan yang besar.
Sebuah penelitian baru-baru ini mengungkapkan bahwa susu mentah yang terpapar virus influenza dari sapi bisa tetap menular, bahkan jika disimpan dalam suhu dingin selama lima hari.
Penelitian ini, yang dipublikasikan pada 15 Desember 2024, menyoroti bahaya yang mengintai di balik konsumsi susu mentah yang belum melalui proses pasteurisasi.
“Penelitian ini menyoroti pentingnya pasteurisasi susu untuk mengurangi potensi risiko penularan flu sapi dan penyakit lain yang dapat menyebar melalui susu mentah,” ungkap penulis senior studi tersebut Alexandria Boehm, seperti yang dikutip dari Hindustan Times.
Proses pasteurisasi yang melibatkan pemanasan susu hingga suhu tertentu terbukti efektif membunuh patogen berbahaya, termasuk virus influenza yang dapat berada dalam susu.
Penelitian ini menunjukkan bahwa pasteurisasi dapat mengurangi hingga 90 persen RNA virus influenza, meskipun tidak sepenuhnya menghilangkan keberadaan RNA tersebut.
Dengan demikian, pasteurisasi menjadi langkah yang sangat penting untuk memastikan keamanan susu yang dikonsumsi.
Sebaliknya, susu mentah yang tidak melalui pemanasan dianggap lebih berisiko. Virus influenza yang terdapat dalam susu mentah dapat bertahan hingga beberapa hari, menciptakan potensi jalur penularan yang berbahaya bagi manusia maupun hewan.
Mengyang Zhang, penulis utama studi ini dan seorang sarjana pascadoktoral di bidang teknik sipil dan lingkungan, memperingatkan, virus influenza yang menular dapat bertahan dalam susu mentah selama beberapa hari, menciptakan potensi jalur penularan yang berbahaya.
Meskipun susu mentah memiliki pendukung yang mengklaim bahwa produk ini lebih bernutrisi dan mengandung enzim serta probiotik yang baik untuk sistem kekebalan tubuh dan pencernaan, Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika (FDA) tetap memperingatkan bahayanya.
FDA melaporkan bahwa lebih dari 200 wabah penyakit, termasuk infeksi serius akibat E. coli dan Salmonella, telah dikaitkan dengan konsumsi susu mentah.
Risiko ini lebih tinggi bagi anak-anak, lansia, ibu hamil, dan individu dengan sistem imun yang lemah.
Penelitian ini juga menyoroti potensi kontaminasi di fasilitas peternakan sapi perah.
Virus influenza, yang dapat tersebar di sekitar lingkungan peternakan, bisa mencemari permukaan dan bahan-bahan lain di peternakan, meningkatkan risiko penularan tidak hanya bagi sapi, tetapi juga bagi pekerja peternakan.
Peneliti utama dalam studi ini Alessandro Zull juga menekankan pentingnya pengawasan yang lebih ketat terhadap produk susu, mengingat deteksi flu burung pada sapi baru-baru ini.
"Deteksi flu burung pada sapi mengindikasikan bahwa jalur penularan melalui susu dan produk olahannya perlu diawasi lebih ketat," katanya.
Dengan meningkatnya penyebaran flu burung, penulis studi ini merekomendasikan agar pengawasan terhadap keamanan pangan dilakukan dengan lebih intensif.
Mereka juga menekankan perlunya edukasi publik untuk meningkatkan kesadaran tentang risiko kesehatan yang dapat ditimbulkan oleh konsumsi susu mentah, dan pentingnya memahami perbedaan antara susu yang dipasteurisasi dan susu mentah.
Kekhawatiran ini semakin relevan dengan tingginya permintaan akan susu sapi dan produk olahannya, serta peningkatan minat pada produk yang dianggap alami dan lebih sehat.
Namun, studi ini memberikan peringatan keras tentang perlunya kewaspadaan dalam mengonsumsi susu mentah, terutama bagi kelompok yang berisiko tinggi terkena penyakit.
Sebagai langkah pencegahan, masyarakat diharapkan lebih memahami potensi bahaya yang ditimbulkan oleh susu mentah dan lebih memilih produk susu yang sudah melalui proses pasteurisasi, demi melindungi kesehatan diri mereka dan keluarga.
USDA menemukan flu burung pada sapi perah di timur laut Colorado. Departemen Pertanian negara bagian mengatakan ini adalah kali pertama flu burung didiagnosis pada sapi Colorado
Pasteurisasi merupakan suatu prosedur yang diimplementasikan dengan tujuan menghapuskan bakteri dan mikroorganisme yang mungkin terdapat dalam produk makanan atau minuman.
Susu sapi mengandung berbagai nutrisi penting yang bermanfaat bagi kesehatan, seperti protein, lemak, kalsium, vitamin D, dan berbagai mineral lainnya.
Alergi susu sapi, yang merupakan reaksi sistem kekebalan tubuh yang berlebihan terhadap protein dalam susu sapi, ternyata dapat dipengaruhi oleh faktor genetik.
Alergi susu sapi adalah kondisi yang sering terjadi pada anak-anak, terutama bayi dan balita. Alergi ini terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menganggap protein dalam susu sapi
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman kembali menunjukkan komitmennya dalam menyelesaikan masalah peternakan di Indonesia.
"Aksi yang dilakukan ini sebagai bentuk kekecewaan dan protes dari dampak pembatasan penjualan susu sapi perah. Ini sudah mereka rasakan sejak dua bulan terakhir,"
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved