Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

7 Dampak Minum Susu Sapi Mentah

Reynaldi Andrian Pamungkas
01/1/2025 23:00
7 Dampak Minum Susu Sapi Mentah
Berikut dampak minum Susu Sapi Mentah(freepik)

SUSU sapi adalah cairan yang dihasilkan oleh kelenjar susu sapi betina, yang biasa digunakan sebagai makanan atau bahan baku produk olahan seperti susu cair, keju, mentega, yogurt, dan lainnya.

Susu sapi mengandung berbagai nutrisi penting yang bermanfaat bagi kesehatan, seperti protein, lemak, kalsium, vitamin D, dan berbagai mineral lainnya.

Minum susu sapi mentah (susu yang belum dipasteurisasi atau dipanaskan untuk membunuh bakteri) dapat membawa beberapa dampak bagi kesehatan.

Meskipun ada yang berpendapat bahwa susu mentah lebih alami dan kaya nutrisi, sebenarnya ada risiko yang perlu diperhatikan.

Berikut 7 Dampak Minum Susu Sapi Mentah

1. Risiko Terkena Penyakit Menular

  • Dampak: Susu sapi mentah bisa mengandung berbagai jenis bakteri patogen, seperti Salmonella, E. coli, Listeria, dan Campylobacter. Bakteri ini dapat menyebabkan penyakit yang berbahaya bagi tubuh, seperti keracunan makanan, diare, dan demam.
  • Penjelasan: Pasteurisasi adalah proses pemanasan susu untuk membunuh bakteri berbahaya tanpa merusak nutrisi susu, yang tidak dilakukan pada susu mentah.

2. Masalah Pencernaan

  • Dampak: Bagi beberapa orang, minum susu sapi mentah dapat menyebabkan gangguan pencernaan, seperti kembung, gas, dan diare. Hal ini terjadi karena susu mentah mengandung bakteri yang dapat mengganggu keseimbangan bakteri baik dalam usus.
  • Penjelasan: Organisme patogen atau bakteri dalam susu mentah dapat mempengaruhi pencernaan, terutama pada orang dengan sistem pencernaan yang sensitif.

3. Meningkatkan Risiko Infeksi pada Anak-anak, Wanita Hamil, dan Orang dengan Imunitas Lemah

  • Dampak: Konsumsi susu mentah sangat berisiko bagi kelompok yang rentan seperti anak-anak, ibu hamil, lansia, dan individu dengan sistem kekebalan tubuh lemah.
  • Penjelasan: Infeksi bakteri dari susu mentah bisa berbahaya bagi kelompok ini, meningkatkan risiko komplikasi serius, termasuk keguguran pada ibu hamil atau infeksi pada anak-anak.

4. Penyakit Tular Vektor

  • Dampak: Selain bakteri, susu mentah juga dapat mengandung parasit dan virus, seperti Toxoplasma dan Brucella, yang dapat menularkan penyakit ke manusia.
  • Penjelasan: Toxoplasmosis dan brucellosis adalah dua penyakit yang dapat ditularkan melalui konsumsi susu mentah dan menyebabkan masalah kesehatan serius.

5. Kehilangan Nutrisi

  • Dampak: Meskipun susu mentah mengandung berbagai nutrisi alami, beberapa penelitian menunjukkan bahwa risiko terkena infeksi dapat mengurangi manfaat kesehatannya.
  • Penjelasan: Pasteurisasi justru membantu mempertahankan sebagian besar kandungan nutrisi susu, sementara mengurangi potensi bahaya bakteri patogen.

6. Reaksi Alergi atau Intoleransi Laktosa

  • Dampak: Beberapa orang mungkin mengalami reaksi alergi terhadap protein susu atau intoleransi laktosa, yang dapat memperburuk gejala jika mengonsumsi susu sapi mentah.
  • Penjelasan: Susu mentah mengandung laktosa dan protein tertentu yang dapat memicu reaksi alergi atau menyebabkan masalah pencernaan pada orang yang tidak dapat mencerna laktosa dengan baik.

7. Kemungkinan Meningkatkan Risiko Kanker

  • Dampak: Beberapa penelitian menunjukkan bahwa susu mentah yang terkontaminasi oleh bakteri atau mikroorganisme patogen dapat berpotensi meningkatkan risiko kanker.
  • Penjelasan: Mikroorganisme dalam susu mentah dapat mengubah sifat kimiawi susu dan menghasilkan bahan kimia berbahaya yang mempengaruhi tubuh.

Meskipun ada pendapat bahwa susu sapi mentah lebih alami dan penuh nutrisi, risiko kesehatannya sangat besar. Penyakit yang ditularkan oleh bakteri dan mikroorganisme dalam susu mentah bisa sangat serius. Oleh karena itu, lebih aman untuk mengonsumsi susu yang telah dipasteurisasi untuk memastikan kebersihan dan keamanannya. (Z-12)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Reynaldi
Berita Lainnya