Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Uji Coba Periksa Kanker Kulit Terbaru dari Australia, Hanya Butuh Beberapa Detik

Ernest Narus
16/9/2024 16:45
Uji Coba Periksa Kanker Kulit Terbaru dari Australia, Hanya Butuh Beberapa Detik
Ilmuwan asal Australia menemukan deteksi dini kanker kulit(Dok. The Scientist)

ILMUWAN asal Australia telah menciptakan uji coba pemeriksaan kanker kulit yang hanya memerlukan beberapa detik.

Ini adalah langkah besar bagi deteksi dini kanker kulit, terutama bagi mereka yang tinggal di daerah terpencil dengan akses terbatas ke dokter.

Peneliti genomik asal Australia Stefan Mazy, telah mengembangkan teknologi DermR Patch yang memungkinkan pemeriksaan kanker kulit dalam hitungan detik.

Baca juga : Inagro Cipta Nusantara Manfaatkan Data Satelit untuk Pacu Produktivitas Pertanian

Teknologi ini menggunakan jarum mikro untuk mengidentifikasi lesi kanker dengan cepat.

"Jarum mikro ini panjangnya kurang dari satu milimeter dan menembus kulit sekitar satu milimeter untuk mengumpulkan sampel jaringan kecil," jelas Mazy dalam laporan SBS Australia.

Proses pemeriksaan ini sangat singkat, memakan waktu kurang dari satu menit. Mazy menjelaskan bahwa waktu tersebut cukup untuk mengumpulkan sampel jaringan yang bisa dianalisis secara genomik.

Baca juga : Bumame Luncurkan NIFTY Core untuk Deteksi Jenis Kelamin dan Risiko Janin 

"Kami bisa menentukan lesi mana yang berpotensi kanker dan mana yang tidak," tambahnya.

Mazy dan timnya di DermR Health Solutions, perusahaan genomik yang ia dirikan, telah melakukan uji klinis pertama di wilayah Pilbara, Australia Barat, pada bulan Mei.

Meskipun hasil akhir masih dalam proses, hasil awal menunjukkan potensi yang menjanjikan.

Baca juga : Hari Pertambangan dan Energi Nasional, Orica Perkuat Inovasi dan Terapkan Teknologi

Langkah selanjutnya adalah uji klinis kedua yang lebih besar, yang dijadwalkan dalam enam hingga 12 bulan ke depan.

Teknologi ini terinspirasi oleh diagnosis kanker kulit ibu Mazy, Gillian, yang menderita karsinoma sel basal (BCC).

"Diagnosis itu cukup agresif, dan kami berharap teknologi ini bisa membantu mencegah kasus serupa di masa depan," kata Mazy. (Z-10)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Gana Buana
Berita Lainnya