Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Akupuntur Bisa Jadi Alternatif untuk Cegah Risiko Hipoglikemik

Basuki Eka Purnama
27/5/2024 08:00
Akupuntur Bisa Jadi Alternatif untuk Cegah Risiko Hipoglikemik
Ilustrasi(Freepik)

DOKTER spesialis akupuntur Aswadi Ibrahim mengatakan akupuntur dapat menjadi sarana alternatif untuk menurunkan risiko hipoglikemik yang menjadi faktor utama diabetes.

"Misalnya obesitas menangani nafsu makan, lemak, lambung, yang menjadi faktor risiko hiperglikemi," katanya dalam diskusi mengenai akupuntur sebagai terapi komplementari diabetes, Minggu (26/5).

Aswadi mengatakan jika faktor risiko lebih dini dieliminasi, akan semakin mudah mengobati diabetes dibandingkan ketika sudah mengalami komplikasi. 

Baca juga : Angkat Beban Bantu Perbaiki Kondisi Penderita Diabetes

Akupuntur bisa dimanfaatkan mengontrol nafsu makan, menurunkan berat badan, atau menahan agar tidak cepat lapar.

Dokter yang praktik di RS Primaya Makassar itu mengatakan hiperglikemia tidak terjadi karena gula darah yang naik, karena banyak faktor risiko yang meilbatkan kontribusi berbagai organ.

Hiperglikemi bisa terjadi karena otak memerintahkan nafsu makan naik, dan aktivitas simpatis yang berhubungan dengan psikis seperti tekanan atau stres.

Baca juga :  Mengenal dan Memahami Lima Cara Merawat Luka Diabetes

"Sebenarnya ini bisa dikontrol, gula darah tinggi pencetus diabetes bisa sangat dicegah tapi kebanyakan orang tidak menyadari bahwa simpatis kita sangat tinggi sedangkan dopaminnya rendah, ini yang mungkin mudah untuk cemas stres," kata Aswandi.

Saat gula darah naik, penyerapan glukosa di lambung menjadi tinggi, lalu ada hormon inkretin yang dilepaskan ketika makan untuk memicu tubuh mengeluarkan insulin. 

Namun, pada orang dengan hiperglikemia, hormon tersebut tidak bekerja baik sehingga produksi insulin akan berkurang untuk menurunkan gula darah.

Baca juga : Ini yang Harus Anda Lakukan Saat Merasakan Gejala Hipoglikemia

Resistensi insulin inilah yang dapat membuat gula dalam darah tidak bisa terserap otot dan gula menjadi tinggi, glukosa membuat lemak menjadi bebas dan menyebabkan terjadinya hipolistis.

Dengan akupuntur, hal tersebut dapat dicegah, namun modalitas akupuntur tidak bisa berdiri sendiri. Akupuntur merupakan sekelompok pengobatan yang di dalamnya termasuk juga herbal, pengaturan pola makan, latihan fisik (exercise), dan pijat. 

Penggabungan akupuntur dan herbal juga tidak membuat gula darah penderita diabetes menjadi turun secara drastis hingga menyebabkan hipoglikemi, sehingga aman untuk dikombinasikan.

Baca juga : Dokter Imbau Masyarakat Kontrol Gula Darah Seusai Lebaran

Aswandi mengatakan akupuntur hanya memberikan stimulasi ke tubuh dan tubuh akan memberikan sinyal kembali, makanan akan lambat diserap sehingga kenaikan gula darah tidak akan terlalu cepat.

"Akupuntur adalah pengobatan nonfarmakologi, di sini juga akan meregulasi emosional terapi juga psikis, sehingga ada perbaikan kondisi diabetes bisa lebih baik, ketika akupuntur dilakukan bersama herbal tidak menurunkan gula darah orang diabetes sama sekali secara tiba-tiba, jadi aman," tegasnya.

Ia menjelaskan menambahkan akupuntur bagi pasien diabetes yang mendapat terapi farmakologis atau pengobatan konvensional dapat berkontribusi pada peningkatan kontrol glikemik dan optimilisasi dosis farmakologis sehingga dosis pengobatan dapat diturunkan. (Ant/Z-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya