Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
ANAK-ANAK yang mengalami kelebihan berat badan (obesitas) akan menghadapi risiko dua kali lipat terkena multiple sclerosis (MS) saat dewasa.
Obesitas merupakan masalah kesehatan yang saat ini terjadi di masyarakat di seluruh dunia. Itu sebabnya, obesitas pada masa kanak-kanak meningkat dua kali lipat dan empat kali lipat di kalangan remaja selama 30 tahun terakhir.
Hal ini telah dijelaskan beberapa peneliti yang menunjukkan bahwa obesitas pada masa kanak-kanak dan remaja merupakan faktor risiko yang signifikan terhadap kerentanan MS.
Baca juga : Lingkungan yang Mendukung Kunci Penanggulangan Obesitas Anak
Sebuah studi pada 2016 menemukan perubahan dari kelebihan berat badan (BMI > 25) menjadi obesitas (BMI > 30) meningkatkan risiko terkena MS sebesar 41%.
Mereka yang mengalami obesitas sedang, mempunyai kemungkinan 1,28 kali lebih besar terkena MS dan orang dengan obesitas ekstrem 2,10 kali lebih mungkin terkena MS.
Ketika dikelompokkan berdasarkan gender atau jenis kelamin, hubungan antara obesitas pada masa kanak-kanak dan MS sangat kuat pada anak perempuan.
Baca juga : Orangtua Diingatkan Pastikan Anak tidak Alami Obesitas
Hal ini mungkin terkait dengan anak perempuan yang memiliki kelebihan berat badan cenderung mencapai pubertas lebih awal dan memiliki kadar hormon yang lebih tinggi selama periode tersebut.
Selain itu, keberadaan jaringan lemak berlebih dapat menyebabkan peradangan dan meningkatkan kemungkinan berkembangnya MS.
Hubungan antara obesitas dan perkembangan MS saat ini sedang diteliti. Diperkirakan jaringan lemak dalam tubuh diyakini dapat melepaskan hormon berlebih, yang dapat menyebabkan peradangan dan kerusakan saraf di tubuh serta mengganggu perbaikan.
Kelebihan berat badan memberikan tekanan pada otot dan dapat menyebabkan akumulasi kecacatan selain yang disebabkan oleh MS.
Multiple sclerosis (MS) adalah penyakit saraf yang mempengaruhi otak, mata, dan tulang belakang. Pada kondisi ini, sistem imun tubuh menyerang lapisan lemak pelindung serabut saraf (mielin). Akibatnya, komunikasi antara otak dan seluruh tubuh menjadi terganggu, yang dapat menimbulkan berbagai gejala potensial, termasuk masalah penglihatan, pergerakan lengan dan kaki, sensasi, serta keseimbangan. (Z-1)
Tidak hanya menyenangkan, bermain juga diakui sebagai sarana penting untuk menumbuhkan berbagai keterampilan hidup yang esensial.
Langkah yang dapat dilakukan orangtua dalam mendorong anak supaya terbiasa mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi antara lain melalui pembelajaran dari kebiasaan sehari-hari.
Kebiasaan makan bergizi seimbang beragam dan aman pada anak bukan semata tentang apa yang disajikan, namun juga penanaman nilai gizi secara konsisten dalam keluarga.
Orangtua dianjurkan untuk menyajikan camilan sehat seperti buah potong segar, jagung rebus, ubi kukus, bola-bola tempe, puding susu tanpa gula tambahan, atau dadar sayur mini.
Pertanian tetap menjadi sektor terbesar untuk pekerja anak, menyumbang 61% dari semua kasus, diikuti oleh jasa (27%), seperti pekerjaan rumah tangga.
Wakil Duta Besar Australia untuk Indonesia Gita Kamath mengatakan bidan merupakan inti dari sistem perawatan kesehatan primer, terutama bagi perempuan dan anak perempuan.
Christina Applegate mengatakan penyakit MS membuat dia depresi.
Stroke dan multiple sclerosis sama-sama merusak sistem saraf, tapi keduanya memiliki penyebab yang berbeda.
Para ilmuwan menemukan varian genetik yang terkait dengan multiple sclerosis menjadi lebih melemahkan dari waktu ke waktu. Ini disampaikan dalam penelitian terbaru.
AKTRIS lawas Selma Blair, 50, ingin membuat belanja jadi lebih mudah dan menyenangkan bagi penyandang disabilitas.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved