Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
ANAK-ANAK yang mengalami kelebihan berat badan (obesitas) akan menghadapi risiko dua kali lipat terkena multiple sclerosis (MS) saat dewasa.
Obesitas merupakan masalah kesehatan yang saat ini terjadi di masyarakat di seluruh dunia. Itu sebabnya, obesitas pada masa kanak-kanak meningkat dua kali lipat dan empat kali lipat di kalangan remaja selama 30 tahun terakhir.
Hal ini telah dijelaskan beberapa peneliti yang menunjukkan bahwa obesitas pada masa kanak-kanak dan remaja merupakan faktor risiko yang signifikan terhadap kerentanan MS.
Baca juga : Lingkungan yang Mendukung Kunci Penanggulangan Obesitas Anak
Sebuah studi pada 2016 menemukan perubahan dari kelebihan berat badan (BMI > 25) menjadi obesitas (BMI > 30) meningkatkan risiko terkena MS sebesar 41%.
Mereka yang mengalami obesitas sedang, mempunyai kemungkinan 1,28 kali lebih besar terkena MS dan orang dengan obesitas ekstrem 2,10 kali lebih mungkin terkena MS.
Ketika dikelompokkan berdasarkan gender atau jenis kelamin, hubungan antara obesitas pada masa kanak-kanak dan MS sangat kuat pada anak perempuan.
Baca juga : Orangtua Diingatkan Pastikan Anak tidak Alami Obesitas
Hal ini mungkin terkait dengan anak perempuan yang memiliki kelebihan berat badan cenderung mencapai pubertas lebih awal dan memiliki kadar hormon yang lebih tinggi selama periode tersebut.
Selain itu, keberadaan jaringan lemak berlebih dapat menyebabkan peradangan dan meningkatkan kemungkinan berkembangnya MS.
Hubungan antara obesitas dan perkembangan MS saat ini sedang diteliti. Diperkirakan jaringan lemak dalam tubuh diyakini dapat melepaskan hormon berlebih, yang dapat menyebabkan peradangan dan kerusakan saraf di tubuh serta mengganggu perbaikan.
Kelebihan berat badan memberikan tekanan pada otot dan dapat menyebabkan akumulasi kecacatan selain yang disebabkan oleh MS.
Multiple sclerosis (MS) adalah penyakit saraf yang mempengaruhi otak, mata, dan tulang belakang. Pada kondisi ini, sistem imun tubuh menyerang lapisan lemak pelindung serabut saraf (mielin). Akibatnya, komunikasi antara otak dan seluruh tubuh menjadi terganggu, yang dapat menimbulkan berbagai gejala potensial, termasuk masalah penglihatan, pergerakan lengan dan kaki, sensasi, serta keseimbangan. (Z-1)
Seorang ayah melakukan kekerasan kepada anak usai viral kedapatan tengah melakukan perilaku yang tidak sepatutnya dilakukan.
Peringatan Hari Anak Nasional merupakan bentuk nyata dari penghormatan, perlindungan, dan pemenuhan hak anak sebagai generasi penerus bangsa yang memiliki peran strategis.
Pengawasan orangtua kepada anak saat mengakses gadget dibutuhkan agar anak bisa memahami batasan akses ke jenis-jenis konten yang sesuai untuk usia mereka.
Stimulasi sensorik sendiri melibatkan penggunaan panca indra anak mulai dari penglihatan hingga sentuhan sehingga anak bisa memahami dan berinteraksi dengan lingkungannya.
Ternyata kebiasaan mengakses gadget ini malah membuat pola makan anak menjadi tidak teratur, anak cenderung tidak menyadari rasa lapar.
Anak yang terpapar lagu-lagu dari lingkungannya perlu bimbingan orangtua untuk mengarahkan referensi musik yang lebih sesuai kepada anak dan menikmatinya bersama.
Saat ini terdapat 160 kasus Multiple Sclerosis di Indonesia pada 2020, sementara prevalensi MS di Indonesia diperkirakan antara 1-5 penyintas per 100.000 penduduk.
Christina Applegate mengatakan penyakit MS membuat dia depresi.
Stroke dan multiple sclerosis sama-sama merusak sistem saraf, tapi keduanya memiliki penyebab yang berbeda.
Para ilmuwan menemukan varian genetik yang terkait dengan multiple sclerosis menjadi lebih melemahkan dari waktu ke waktu. Ini disampaikan dalam penelitian terbaru.
AKTRIS lawas Selma Blair, 50, ingin membuat belanja jadi lebih mudah dan menyenangkan bagi penyandang disabilitas.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved