Menangani Multiple Sclerosis Butuh Kolaborasi

Basuki Eka Purnama
05/7/2025 12:02
Menangani Multiple Sclerosis Butuh Kolaborasi
Talkshow mengenai multiple sclerosis(MI/HO)

MULTIPLE Sclerosis (MS) adalah kondisi penyakit autoimun yang memengaruhi sistem saraf pusat dan otak. Pada individu dengan MS, sistem imun tubuhnya menyerang selubung myelin yang sebenarnya berfungsi melindungi serabut saraf. 

Dampak dari rusaknya mielin adalah terganggunya sinyal yang dikirim oleh sel-sel saraf dan seiring berjalannya waktu akan menyebabkan kerusakan permanen. Gejala yang dialami penderita MS bisa bervariasi, termasuk kesulitan berjalan, kelemahan otot, dan gangguan penglihatan. 

Berdasarkan data dari Multiple Sclerosis Federation Atlas of MS menunjukkan bahwa saat ini terdapat 160 kasus MS di Indonesia pada 2020, sementara prevalensi MS di Indonesia diperkirakan antara 1-5 penyintas per 100.000 penduduk. 

Seiring dengan prevalensinya yang relatif rendah, tingkat kesadaran masyarakat terhadap MS pun masih terbatas. Hal ini sering kali menyebabkan keterlambatan diagnosis dan penanganan yang berdampak menurunnya kualitas hidup penyintas.  

Ketua Pokja Neuroinfeksi dan Neuroimunologi Perhimpunan Dokter Spesialis Neurologi Indonesia (Perdosni) Paulus Sugianto menjelaskan, "Diagnosa dan penanganan multiple sclerosis di Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan, sehingga kolaborasi antara masyarakat, tenaga kesehatan, dan akses penanganan sangat diperlukan untuk meningkatkan kesadaran dan kualitas hidup pasien."  

Dalam upaya bersama meningkatkan kualitas penanganan MS, peran sektor swasta menjadi sangat penting, baik dalam pengembangan inovasi dan perluasan akses penanganan yang merata bagi pasien MS. 

Selain itu, peningkatan kesadaran publik juga menjadi kunci dalam menciptakan ekosistem penanganan MS yang lebih inklusif dan berkelanjutan.  

Multiple Sclerosis Awareness Week 2025 menjadi salah satu rangkaian kegiatan yang melibatkan berbagai pihak. Meliputi pemerintah, tenaga kesehatan, komunitas pasien, hingga masyarakat umum. 

Keterlibatan berbagai pihak ini diharapkan mampu memicu kolaborasi lintas sektor yang berkelanjutan untuk mendorong perubahan nyata dalam penanganan MS. Karena dukungan kolektif jauh lebih berarti dalam memberikan dampak nyata pada penanganan MS bagi para penyintas di Indonesia. (Z-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya