Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Akan Menikah Lagi? Jangan Bandingkan Calon Pasangan dengan Mantan Anda

Basuki Eka Purnama
13/3/2024 12:00
Akan Menikah Lagi? Jangan Bandingkan Calon Pasangan dengan Mantan Anda
Ilustrasi--pernikahan(ANTARA/Andreas Fitri Atmoko)

PSIKOLOG keluarga dan pernikahan Yulistin Puspaningrum menyampaikan pentingnya menghindari membandingkan calon pasangan baru dengan pasangan sebelumnya saat memutuskan untuk membangun hubungan pernikahan baru setelah bercerai.

"Kita cari jodoh yang bisa menutup masa lalu, artinya tidak membandingkan dengan pasangan sebelumnya," kata psikolog lulusan Universitas Gadjah Mada itu, dikutip Rabu (13/3).

Ia mengatakan, setiap orang memiliki karakter dan kepribadian masing-masing. Karena itu, sebaiknya tidak membandingkan calon pasangan baru dengan pasangan sebelumnya. Lebih baik fokus pada upaya untuk membangun keluarga bersama calon pasangan baru.

Baca juga : Ini Siasat Agar Terhindar dari Konflik Pernikahan yang Bisa Berujung Perceraian

Menurut dia, penting pula bagi pasangan untuk menghadirkan suasana layaknya pacaran dalam upaya membangun hubungan.

"Di dalam kehidupan berumah tangga mereka perlu waktu berdua kayak pacaran lagi. Kadang ada orangtua enggak tega ninggalin anaknya karena masih kecil, (kalau begini) bisa minta saudara untuk jaga anaknya dulu," katanya.

Apabila salah satunya sudah punya anak, ia mengatakan, sebaiknya anak dikenalkan kepada calon pasangan baru dan diberi waktu agar bisa memahami dan menerima bahwa ibu atau ayahnya akan menikah dengan orang tersebut.

Baca juga : Pemberdayaan Keluarga Penting untuk Menjawab Tantangan di Masa Depan

"Kalau dilihat pasangan karakternya oke, kita bujuk, anak tetap enggak mau, ya segera diputuskan, mau terus apa berhenti tetap mengutamakan anak," katanya.

Ia menekankan pentingnya mempertimbangkan perasaan dan pendapat anak dalam membuat keputusan untuk membangun hubungan pernikahan yang baru setelah bercerai.

Namun, jika anak tidak menerima kehadiran orang baru dalam hidup ayah atau ibunya tanpa alasan logis, seperti hanya tidak ingin orangtuanya bersama orang lain, Yulistin mengatakan, pasangan bisa mempertimbangkan untuk melanjutkan hubungan karena bisa jadi penolakan terjadi karena anak belum memahami kebutuhan orangtuanya.

Ia juga mengemukakan perlunya mengomunikasikan rencana pernikahan dengan keluarga besar.

"Kalau enggak setuju, apa pertimbangannya. Kalau misal dirasa pertimbangannya enggak logis, ya sudah ambil jalan enggak perhatikan pertimbangan tadi," pungkasnya. (Ant/Z-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya