Headline
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
UPAYA mencegah terkena obesitas bisa dimulai dari mengurangi kebiasaan ngemil dan membatasi makanan tinggi asupan gula, garam, dan lemak. Hal itu dikatakan Head of Department Underwriting Sequis Fridolin Seto.
"Sering dan banyak mengonsumsi makanan tinggi kalori dan processed food bisa meningkatkan obesitas. Saat makan, perbanyak sayur, buah, dan biji-bijian," kata Fridolin, dikutip Sabtu (24/2).
Jika seseorang sudah telanjur kegemukan hingga obesitas dan sudah memiliki riwayat gangguan kesehatan, dia disarankan segera berkonsultasi dengan dokter gizi untuk mendapatkan saran diet dan perawatan yang sesuai kondisi tubuh.
Baca juga : Obesitas Jadi Bom Waktu, Kemenkes: Konsumsi Gula, Garam dan Lemak Harus Diatur
Selain soal asupan, Fridolin juga memberikan kiat untuk membantu membakar kalori, yakni membatasi screen time atau penggunaan gawai, membiasakan aktivitas fisik dan kegiatan luar ruang. Kebiasaan ini baik ditanamkan sejak usia anak.
"Jadikan olahraga sebagai gaya hidup. Setidaknya dijalankan 3 kali seminggu atau olahraga bersama keluarga pada Sabtu atau Minggu," tutur dia.
Hal yang tidak kalah penting juga mencukupi kebutuhan istirahat dan tidur berkualitas untuk mencegah kenaikan berat badan, serta melakukan pemeriksaan kesehatan (medical checkup) setidaknya satu tahun sekali untuk mengetahui kondisi kesehatan.
Baca juga : Nutrifood Bersama Kemenkes dan BPOM Ajak Publik Hentikan Rantai Obesitas
Obesitas merupakan kondisi tubuh yang memiliki tumpukan lemak berlebih akibat ketidakseimbangan antara asupan energi dengan energi yang digunakan dalam waktu yang lama.
Menurut Fridolin, fenomena obesitas meningkat terjadi karena banyak faktor, termasuk riwayat keluarga. Lebih banyak karena faktor gaya hidup, yakni sedentary living (kurang bergerak), dan banyak mengonsumsi makanan dan minuman tinggi gula dan lemak.
Kondisi ini kerap terjadi pada masyarakat modern dan urban yang semakin sedikit kesempatan dan keinginan melakukan aktivitas fisik.
Baca juga : Lawan Obesitas, Berapa Jumlah Ideal Konsumsi Gula, Garam, dan Lemak?
Dia kemudian mengingatkan bahwa orang dengan obesitas mudah terkena sindrom metabolik, yakni peningkatan trigliserida, menurunkan kolesterol HDL, mengalami peningkatan tekanan darah sehingga orang dengan obesitas sangat mudah terserang berbagai penyakit.
Penyakit yang sering kali menyerang orang obesitas antara lain asma, infertilitas, osteoartritis lutut dan pinggang, henti nafas saat tidur, nyeri pinggang, fatty liver, hipertensi, diabetes, dan memicu terbentuknya batu empedu.
Penyakit kritis lainnya juga berpotensi mengganggu kesehatan. Bahkan dapat menyebabkan kematian, seperti stroke, penyakit jantung koroner.
Baca juga : Ini Makanan yang Harus Anda Hindari Saat Sahur dan Berbuka Puasa
Fridolin lalu mengatakan semakin usia seseorang bertambah tua, metabolisme tubuhnya akan menurun sehingga mudah terjadi obesitas.
Selain itu, obesitas tahap awal sering tidak disadari hingga pakaian mulai terasa sempit dan berat badan terus bertambah hingga Indeks Massa Tubuh (BMI) di atas 30 atau lebih.
"Itu sebabnya, kita perlu mendorong keluarga Indonesia agar memberi perhatian pada berat badan anggota keluarga termasuk untuk anak dan remaja karena kelebihan berat badan hingga kegemukan biasanya dimulai sejak usia muda," ujar Fridolin.
Dia berpendapat masyarakat sebenarnya bisa menjadikan kesehatan menjadi prioritas dalam resolusi akhir tahun.
Terkait pencegahan terjadinya obesitas, Fridolin menyarankan orang-orang menurunkan berat badan jika berat mulai berlebih dan menjaga berat badan jika sudah ideal. (Ant/Z-1)
Kebiasaan mengudap atau ngemil berlebihan bisa menyebabkan obesitas, yang dapat meningkatkan risiko anak mengalami diabetes dan masalah kesehatan yang lain.
Berbeda dengan lapar fisik, lapar emosi datang secara mendadak dan sering kali dipicu oleh perasaan tertentu, baik yang positif maupun negatif.
Jika camilan yang dipilih sehat dan dikonsumsi dengan bijak, ngemil bisa mendukung pola makan yang seimbang. Namun, jika ngemil berlebihan dengan camilan yang tidak sehat
Mengubah menu ngemil dari gorengan menjadi buah-buahan memang bukan hal mudah. Tapi, hal itu perlu diupayakan demi hidup yang lebih sehat.
Ngemil sebenarnya bisa menjadi kebiasaan yang baik asalkan memilih camilan yang sehat.
Proses menggoreng menghasilkan senyawa berbahaya, termasuk senyawa karsinogenik yang berpotensi meningkatkan risiko kanker jika dikonsumsi dalam jangka panjang.
Orangtua perlu memberikan contoh kepada anak dan menjelaskan pentingnya mengonsumsi makanan yang bergizi.
Pada makanan yang dimasak di rumah, setiap porsinya dapat ditakar sesuai kebutuhan. Hal ini berbeda dengan langsung menggunakan bumbu cepat saji.
Oat dan gandum utuh terbukti secara ilmiah bisa membantu menurunkan kolesterol karena tinggi serat larut yang dapat mengikat kolesterol dalam usus.
Sarapan adalah bagian penting dari rutinitas harian yang tidak boleh dilewatkan, baik oleh anak-anak maupun orang dewasa. Faktanya, sarapan menyumbang sekitar 20% energi harian
Jaja Mihardja mengalami sejumlah penyakit seperti infeksi pernapasan, infeksi ginjal, dan diabetes.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved