Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
KEJAHATAN seksual yang dilakukan orang terdekat korban seperti keluarga, guru, hingga teman terus terjadi berulang kali setiap tahunnya. Pjs Ketua Umum Komnas Perlindungan Anak, Lia Latifah menilai kasus tersebut terjadi karena beberapa faktor. Salah satunya pornografi dan pelaku melihat lingkungan terdekat yang dinilai paling lemah untuk dijadikan sebagai korban pemerkosaan.
Lia menjelaskan masyarakat Indonesia sebetulnya tidak puas dengan adanya arus teknologi yang begitu masif dengan memudahkan semua orang mengakses apa pun termasuk pornografi.
"Jadi pornografi hari ini sudah melanda di mana-mana sampai di kampung-kampung hingga orang-orang yang selama ini tidak pernah melihat atau susah mengakses pornografi ketika ada teknologi jadi mudah mengakses," kata Lia saat dihubungi, Jumat (26/1).
Baca juga: Ayah di Tasikmalaya Perkosa Anak Angkat Sejak Kelas 3 hingga 6 SD
Setelah sering menonton konten porno, pelaku tidak tahu cara mengendalikan hasrat seksual dan emosinya hingga akhirnya pelaku mencari anak-anak ataupun orang-orang yang dilihat lemah tidak bisa melawan. Akhirnya anak-anak hari ini banyak yang menjadi korban. Konten porno menjadi faktor tertinggi pelaku pemerkosaan melakukan hal bejatnya.
"Karena biasanya kejadian ataupun kasus-kasus yang Komnas Perlindungan Anak dapatkan laporannya itu biasanya orang tua nanti begitu pada saat kita bertemu dengan pelaku pasti itu ada informasi bahwa pelaku melihat tontonan pornografi atau mereka dikirimi film-film pornografi nah itu biasanya rata-rata seperti itu," ujar dia.
Baca juga: Komnas Perlindungan Anak: Pelaku Rudapaksa harus Dikebiri
Komnas Perlindungan Anak mencatat kasus kekerasan seksual naik menjadi 1.915 kasus. Terdapat 213 kasus kekerasan seksual terhadap anak yang dilakukan oleh keluarga korban (incest). Beberapa latar belakang kasus kekerasan seksual di antaranya karena menonton video porno
"Pada saat pelaku melihat terus konten porno kemudian hubungan antara suami dengan istri misalnya tidak baik terus kemudian tidak ada kedekatan emosional, tidak ada komunikasi dengan pasangan hidup, atau belum menikah dan tidak tahu bagaimana cara menyalurkan hasrat seksualnya sehingga hari ini banyak anak-anak yang menjadi korban," tandasnya.
Kasus pemerkosaan yang dilakukan oleh orang terdekat korban terjadi kembali di Surabaya Jawa Timur. Kasus pemerkosaan yang menimpa korban remaja berusia 13 tahun terungkap ketika korban yang duduk di kelas 5 SD tersebut mengaku telah diperkosa oleh kakak dan ayah kandung, serta dua pamannya, yang tinggal satu rumah di Surabaya. Bahkan kasus pemerkosaan yang ia alami sudah terjadi sejak usia 9 tahun, mulai 2020 hingga awal Januari 2024. (Z-3)
PENGAMAT media sosial Enda Nasution mengomentari terkait dengan fenomena pornografi dan penyimpangan yang dilakukan secara terang-terangan di media sosial.
Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri mengungkap keberadaan sejumlah grup Facebook yang dijadikan wadah penyebaran konten pornografi
POLISI membeberkan motif pelaku kasus asusila dan pornografi anak dalam grup Facebook 'Fantasi Sedarah' dan 'Suka Duka'. Para pelaku melakukan tindak pidana itu dengan tujuan ekonomi
Dugaan sementara, aktivitas ini telah berlangsung lebih dari sebulan dengan target pasar pengguna aplikasi daring secara nasional.
Kasus pembunuhan dan pemerkosaan terhadap siswi berusia 13 tahun oleh empat siswa di Sumatra Selatan dipicu karena kecanduan video pornografi.
Kementerian PPPA akan perkuat struktur penanganan pornografi anak
KETUA Umum Komnas Perlindungan Anak Agustinus Sirait mengutuk keras atas peristiwa dugaan pencabulan yang melibatkan Kapolres Ngada AKBP Fajar Widya darma Lukman
KETUA Komnas Perlindungan Anak, Agustinus Sirait menyebut tindak kekerasan anak terus bertambah. Bahkan catatan di tahun 2024, meningkat 34 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Komnas PA sudah melakukan kegiatan edukasi sebanyak 25 ribu anak dari sekitar 123 sekolah. Ketika pelakunya adalah guru biasanya anak-anak itu takut untuk melapor.
Ironisnya, pelaku dibantu istri inisial W saat melakukan perbuatan tersebut.
Komnas PA bersama Komunitas Teman Baru, bekerja sama dengan kreator konten lingkungan Jerhemy Owen mengadakan kunjungan ke pemukiman Bantar Gebang.
Menurut data terbaru, setiap 36 kelahiran terdapat satu anak yang lahir autis. Dan BPA itu sangat berperan besar sebagai penyebabnya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved