Headline
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
KETUA Komnas Perlindungan Anak (PA), Agustinus Sirait menyebut tindak kekerasan anak terus bertambah. Bahkan catatan di tahun 2024, meningkat 34 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Merujuk data layanan pengaduan masyarakat melalui program Hotline Services, Pengaduan Langsung, Surat Menyurat cetak maupun pengaduan melalui pesan elektronik, sepanjang tahun 2024 hingga bulan Februari 2025, Komnas Perlindungan Anak sudah menerima sebanyak 4.388 kasus pengaduan hak anak. Jumlah ini meningkat 34 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
"Berdasarkan data, kasus yang melaporkan ke Komnas PA terdapat 4388 kasus dengan rincian sebagai berikut. Kasus Hak Asuh Anak sebanyak 878 kasus (20%), kekerasan fisik dan psikis sebanyak 1053 kasus (24%) dan paling banyak yaitu kasus kekerasan kekerasan seksual sebanyak 2457 (56%)," kata Agustinus, Minggu (2/3).
Dari hasil sosialisasi dan Edukasi Komnas Perlindungan Anak sepanjang tahun 2024 menemukan sebanyak 21.000 anak menjadi korban bullying fisik dan psikis. Kasus kekerasan anak banyak terjadi di lingkungan terdekat anak yakni di rumah, di Lembaga Pendidikan dan di Lingkungan Sosial.
Sedangkan pelakunya adalah orang terdekat dari sang anak seperti Ayah/Ibu Kandung sebesar 53 %, tetangga 11%, Orang yang dikenal melalui Media Sosial 10%, teman sebesar 9%, paman sebesar 5%, Guru Sebesar 5%, Ayah Tiri sebesar 5%, kakek / sepupu sebesar 2%.
Berdasarkan tempat kejadian /lokus kekerasan anak, menurut Agustinus Sirait, Lingkungan Keluarga terdekat sebesar 60%, Lingkungan Sekolah 17%, Lingkungan Sosial terdapat 15%, dan di media Sosial Anak terdapat 8%.
"Tentang usia korban paling banyak pada usia 10 - 18 tahun sebanyak 53%, dan usia 0- 9 tahun sebanyak 47%. Anak dengan jenis kelamin perempuan lebih rentan menjadi korban dengan persentase sebesar 53%, sedangkan anak laki laki sebesar 48%," ujar Agustinus.
Ia menyebut sebagian besar kasus yang dilaporkan tentang tindakan kekerasan anak berasal dari keluarga yang hidup dalam keluarga kelas menengah. Tindakan kekerasan terhadap anak juga terjadi di keluarga menengah bawah dan keluarga atas. Tetapi tindakan yang dilaporkan lebih banyak di antara keluarga menengah dan bawah.
"Terdapat 864 kasus kekerasan seksual terhadap anak yang dilakukan oleh keluarga korban (incest). Beberapa layar belakang kasus kekerasan seksual di antaranya karena kesulitan ekonomi, pengaruh minuman keras atau alkohol, pengaruh video porno atau media sosial dan sikap yang menganggap rendah perempuan," pungkasnya. (H-3)
Dari gerak-geriknya, sang satpam melihat pria itu menaruh anaknya di lantai beralaskan kardus.
Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) mengevakuasi seorang anak yang diduga disiksa oleh orangtuanya di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, pada Rabu (11/6).
Adapun rata-rata laporan kasus kekerasan perempuan dan anak mencapai 47 kasus per bulan selama Januari-Mei 2025.
Berdasarkan data UPTD PPA, sebanyak 13 orang merupakan perempuan. Sisanya 5 orang anak laki-laki dan 7 orang anak perempuan.
KETUA Umum Komnas Perlindungan Anak Agustinus Sirait mengutuk keras atas peristiwa dugaan pencabulan yang melibatkan Kapolres Ngada AKBP Fajar Widya darma Lukman
Komnas PA sudah melakukan kegiatan edukasi sebanyak 25 ribu anak dari sekitar 123 sekolah. Ketika pelakunya adalah guru biasanya anak-anak itu takut untuk melapor.
Ironisnya, pelaku dibantu istri inisial W saat melakukan perbuatan tersebut.
Komnas PA bersama Komunitas Teman Baru, bekerja sama dengan kreator konten lingkungan Jerhemy Owen mengadakan kunjungan ke pemukiman Bantar Gebang.
Menurut data terbaru, setiap 36 kelahiran terdapat satu anak yang lahir autis. Dan BPA itu sangat berperan besar sebagai penyebabnya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved