Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Jelang Pemilu, Kepala BPIP Ajak Masyarakat Indonesia di Brunei Jaga Persatuan dan Kesatuan 

Media Indonesia
23/11/2023 14:02

BADAN Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Pembinaan Ideologi Pancasila bagi Diaspora di Brunei Darussalam, Rabu malam, (24/11).

Kepala BPIP Prof. Drs. K.H. Yudian Wahyudi, M.A., Ph.D. mengajak kepada Diaspora Republik Indonesia untuk menjaga persatuan dan gotong-royong apalagi di tengah pesta demokrasi tahun 2024.

Selain semangat persatuan dan gotong-royong, Presiden Asosiasi Rektor Perguruan Tinggi Islam se-Asia itu juga menekankan untuk menjaga Ideologi Pancasila dan mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila di negara petro dollar itu.

Baca juga; BPIP Gelar Diklat Pengajar PIP Berbasis Buku Teks Utama Pendidikan Pancasila

"Karena dengan Pancasila, kita telah diberikan segala-galanya oleh Tuhan yang Maha Esa", ujarnya.

Tidak hanya itu, tantangan di tengah pesta demokrasi banyak sekali berita bohong, kampanye hitam dan saling menjatuhkan. Maka ia berharap kepada  masyarakat khususnya Diaspora untuk mengamalkan nilai Pancasila.

Dalam kesempatannya Prof. Yudian juga mensosialisasikan Salam Pancasila kepada warga Indonesia dari berbagai latar belakang di Brunei Darussalam.

"Salam Pancasila merupakan salam yang diadopsi oleh Presiden ke-5 RI dan Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Prof. Dr (HC) Hj. Megawati Soekarnputri pada tahun 2017," tuturnya.

Salam Merdeka yang disampaikan Presiden Sukarno melalui maklumat X pada 31 Agustus 1945. Tujuannya adalah sebagai salam persatuan bagi seluruh bangsa Indonesia tanpa mengenal perbedaan agama, suku dan tradisi kedaerahan.

Baca juga: Djoglo Soekarno, Pusat Literasi Pancasila dan Ekonomi Pancasila Berbasis Gotong-Royong di Desa Talunombo

Ditambahkan oleh Kepala BPIP bahwa maksud dari mengucapkan “Salam Pancasila” adalah mendoakan orang yang kita ucapkan salam agar hidup selamat, damai dan aman di negara Indonesia yang berdasarkan Pancasila. Adapun terkait penggunaannya, Salam Pancasila digunakan di ruang publik yang lawan bicaranya dari berbagai agama.

 "Salam Pancasila" digunakan di ruang publik yang lawan bicaranya atau audiensinya terdiri dari berbagai agama,” jelasnya.

Penjelasan Salam Pancasila

Dalam pertemuan yang bertajuk “Pancasila dan Aktualisasinya dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara” tersebut, Kepala BPIP menjelaskan bahwa Salam Pancasila merupakan salah satu bentuk aktualisasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, khususnya dalam berbangsa dan bernegara. 

Selanjutnya ia juga berharap masyarakat Indonesia di Brunei Darusslam untuk tetap bersyukur karena Negara Republik Indonesia memiliki segala-galanya termasuk Pancasila sebagai salah satu mukjizat Bangsa Indonesia selain Sumpah Pemuda dan Proklamasi Kemerdekaan RI. 

Mengapa Sumpah Pemuda, Proklamasi dan Kemerdekaan RI dikatakan sebagai mukjizat? 

“Karena kejadian atau peristiwa-peristiwa tersebut sulit untuk dijangkau oleh akal manusia. Bagaimana Bangsa Indonesia yang pada saat itu dalam keadaan terjajah dan kalah segala-galanya dari penjajah, khususnya dalam hal teknologi persenjataan militer saat itu," jelas Yudian.

"Namun Bangsa Indonesia mampu bangkit dan menyatakan diri sebagai sebuah bangsa melalui Sumpah Pemuda, memproklamasikan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945 dan hadirnya Pancasila sebagai pemersatu bangsa dan negara Indonesia yang terdiri dari beragam suku bangsa, bahasa dan agama,” paparnya.

Baca juga: Mantap! Pelajar dan Mahasiswa Sulawesi Utara Deklarasikan Generasi Milenial dan Gen Z Pancasila

Ditambahkan pula oleh Kepala BPIP bahwa Proklamasi Indonesia adalah paling hebat, terbesar sepanjang sejarah umat manusia.

"Proklamasi Indonesia yang dikumandangkankan hanya sekitar 50-an detik, bukan hanya membebaskan satu bangsa, tetapi setidaknya 57 kerajaan di Nusantara, dilakukan tanpa didukung teknologi militer canggih dan dilakukan melalui revolusi tidak berdarah. Itu pun, proklamatornya adalah seorang sipil (Soekarno dan Mohammad Hatta)," tambah Kepala BPIP

“Agar memahami arti Pancasila yang begitu hebatnya dalam mempersatukan Bangsa Indonesia, coba saja bandingkan kemerdekaan Indonesia dengan negara-negara lain” tegas Kepala BPIP. 

Sementara itu, dalam kaitannya dengan penyelenggaraan Pemilu 2024 mendatang, Kepala BPIP mengajak masyarakat Indonesia di Brunei Darussalam untuk menjaga persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia. Masyarakat jangan mudah diadu domba.

Perbedaan pilihan jangan dijadikan alasan untuk memecah belah satu sama lain. Pemilu adalah salah satu aktualisasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa, khususnya yang terkait dengan sila keempat tentang demokrasi.

Oleh karena itu, Kepala BPIP mengajak masyarakat Indonesia untuk menjadikan pemilu sebagai suatu proses untuk mendapatkan pemimpin-pemimpin eksekutif dan legislatif yang baik dan amanah, yang memimpin Bangsa Indonesia untuk mewujudkan cita-citanya, menjadikan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur. 

Baca juga: Kepala BPIP Yudian: Pancasila Merupakan Cerminan dari Nilai-Nilai Islam

Selain Kepala BPIP yang bertindak sebagai pembicara kunci, berbicara pula narasumber dari BPIP lainnya, yaitu Deputi Hubungan Antar Lembaga, Sosialisasi dan Jaringan, Prakoso, Deputi Pengkajian dan Materi, Surahno, dan Direktur Pengkajian Materi Pembinaan Ideologi Pancasila, Aris Heru Utomo. 

Ketiga narasumber ini berbicara antara lain mengenai persatuan dan kesatuan bangsa dan negara berdasarkan Pancasila; sejarah kelahiran, perumusan dan penetapan Pancasila sebagai dasar negara; dan pemaparan makna lagu Indonesia Raya 3 stanza. 

Sementara itu Wakil Kepala Perwakilan Duta Besar Drs. Irwan Iding, M.Si yang membacakan sambutan Duta Besar Luar Biasa Berkuasa Penuh Dr. Achmad Ubaedillah, M.A. menyambut baik kedatangan BPIP yang sudah menyapa warga negara Indonesia di Brunei Darussalam.

"Ini mengingatkan kita akan semangat persatuan, kecintaan terhadap bangsa dan mengharumkan nama Bangsa", ujarnya.

Dalam pidatonya mereka juga meminta kepada Diaspora untuk menjaga pesta demokrasi tahun 2024.

"Sebentar lagi kita akan melaksanakan pesta demokrasi, aktualisasi nilai-nilai Pancasila sangat penting dimaknai dalam membangun dan memperkuat bangsa", ucapnya.

Meskipun demikian pihaknya meyakini dengan masyarakat yang sudah memahami dan memaknai Pancasila, maka harus diimplementasikan.

"Pancasila yang merupakan ideologi dasar negara yang digali dari nilai luhur bangsa maka harus dilaksanakan dalam perbuatan dalam kehidupan sehari-hari.

Ia juga mengingatkan untuk meningkatkan semangat gotong-royong, semangat persatuan dan kesatuan.

"Sebagai masyarakat Indonesia hendaknya kita saling bantu, saling asuh dan saling komunikasi sekalipun kita memilki perbedaan politik tapi menjaga persaudaraan dan persatuan", tutupnya.

Hadir juga dalam kesempatan tersebut pejabat pimpinan tinggi dan pegawai di lingkungan KBRI Brunei Darussalam, akademisi, tokoh masyarakat dan tokoh agama serta masyarakat lainnya di Brunei Darussalam. (RO/S-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya