Headline

Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Jawab kebutuhan Industri, BIRU Terapkan Konsep 'Link and Match'

Media Indonesia
11/9/2023 22:37
Jawab kebutuhan Industri, BIRU Terapkan Konsep 'Link and Match'
Pada Senin (11/9). Delta Dunia Group meresmikan anak usahanya, PT BISA Ruang Nuswantara (BIRU).(Ist)

SEBAGAI wujud nyata dari komitmennya terhadap lingkungan, sosial, dan tata kelola (environment, social, and governance atau ESG), PT Delta Dunia Makmur Tbk. (Delta Dunia Group), Senin (11/9), meresmikan anak usahanya, PT BISA Ruang Nuswantara (BIRU).

Mengangkat tema “Pembelajaran untuk Masa Depan yang Berkelanjutan”, peresmian BIRU diharapkan dapat mendukung agenda pembangunan berkelanjutan pemerintah Indonesia.

Khususnya dalam hal peningkatan kompetensi sumber daya manusia (SDM) berdaya saing global melalui pendidikan berbasis industri dan pemberdayaan kewirausahaan sosial, sekaligus turut menjaga kelestarian lingkungan.

Baca juga: Sustainalytics ESG Risk Rating, Delta Dunia Terbaik Kedua di Sub-Industri Batu Bara

Untuk mencapai tujuan tersebut, BIRU menghadirkan dua program andalan, yakni BISA Ruang Vokasi (BRV) dan Karya BISA (KRB) sebagai platform pembelajaran berbasis industri untuk mempercepat sinergi antara sektor pendidikan dan industri.

Program BISA Ruang Vokasi (BRV) didasarkan pada konsep teaching factory yang menggabungkan proses pembelajaran berbasis industri ke dalam kurikulum pendidikan.

Program ini dirancang secara khusus untuk memenuhi kebutuhan keterampilan dasar pekerja masa depan di lapangan.

Kedepankan Kerja Sama Industri, Pendidikan, dan UKM

Sementara, Program Karya BISA (KRB) mengedepankan kerja sama antara sektor industri, pendidikan dan UKM, dalam mengelola proses daur ulang limbah industri untuk menghasilkan produk ramah lingkungan guna memenuhi kebutuhan operasional industri.

Baca juga: RUPS Delta Dunia Group Setujui Bagi Dividen dan Penerbitan Surat Utang

Dian Andyasuri, Direktur Delta Dunia Group dan Komisaris BIRU, mengatakan,“Delta Dunia Group merupakan salah satu perusahaan holding energi terkemuka di Indonesia sekaligus induk dari beberapa anak perusahaan, di antaranya PT Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA), BUMA Australia, PT Bukit Technology Digital, dan BIRU."

"Di Delta Dunia Group, kami selalu percaya bahwa kunci masa depan berkelanjutan terletak pada integrasi pengelolaan lingkungan, tanggung jawab sosial, dan tata kelola atau ESG yang kuat dalam segala tindakan kami," jelas Dian.

"Hari ini, kami memperkenalkan dan meresmikan BIRU sebagai entitas sosial inovatif yang didedikasikan untuk pendidikan kejuruan dan pengelolaan daur ulang limbah. Ini sekaligus merupakan bukti komitmen teguh kami terhadap prinsip-prinsip ESG,” terangnya.

Dorong Konsep 'Link and Match'

Kehadiran BIRU diharapkan dapat mendorong pendidikan berkelanjutan dengan konsep ‘link and match’ untuk menghubungkan dunia usaha dan dunia industri (DUDI) dengan dunia pendidikan.

BIRU juga turut mendukung tercapainya tujuan pembangunan berkelanjutan pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif dan berkelanjutan, serta lapangan kerja dan pekerjaan yang layak bagi semua.

Solusi dan ekosistem yang dihadirkan oleh BIRU melalui BRV adalah yang pertama di Indonesia untuk mengakselerasi peningkatan SDM vokasi berkelas dunia.

Baca juga: Program BUMA School Kelas Industri Raih CSR Outlook Award 2023

Program ini bekerja sama dengan industri dan diperkuat dengan pemanfaatan aplikasi digital dan teknologi Virtual Reality (VR) yang dapat diakses oleh para siswa se-Indonesia.

Berdasarkan data Survei Angkatan Kerja Nasional 2023 yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), total angkatan kerja di Indonesia tercatat sebanyak 146,62 juta orang. Dari angka tersebut, sebanyak 7,99 juta tercatat tidak memiliki pekerjaan.

Dari jumlah tersebut, tingkat pengangguran terbuka dengan latar belakang pendidikan sekolah menengah atau sederajat mencapai 8,41 persen atau tertinggi dibandingkan dengan angka pengangguran terdidik dari jenjang pendidikan lainnya. 

Sitti Utami Haryanti, M.Hum, perwakilan dari Direktorat Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek), menyatakan,“Salah satu penyebab masih rendahnya penyerapan tenaga kerja terdidik adalah belum adanya link and match atau keselarasan antara sektor pendidikan vokasi dengan dunia industri."

Jalin Kerja Sama

Peresmian BIRU selain menjadi milestone penting, sekaligus mencatat pencapaian baru bagi BIRU yang mulai memperluas jangkauannya ke sektor lain di luar pertambangan dan energi melalui penandatanganan kerja sama dengan dua mitra baru pelaku industri hospitality, yaitu PT Pangansari Utama Food Resources dan Hotel Indah Palace.

BIRU jua menjalin kerja sama dengan dua lembaga pendidikan vokasi hospitality MedWist dan SMKN 3 Sukoharjo.

Program sekolah vokasi di bidang hospitality yang dijalankan oleh BRV bekerja sama dengan mitra sekolah kejuruan dan perguruan tinggi akan dimulai pada Q4 2023.

Diharapkan, tahun depan sudah ada lulusan-lulusan bidang hospitality BRV yang terekrut di perusahaan-perusahaan pariwisata.

Kristiyanto Widiyawan, Direktur Utama BIRU, mengatakan “Pertama kali diperkenalkan pada 2018, program BISA Ruang Vokasi fokus mendukung pendidikan berbasis industri untuk meningkatkan jumlah lulusan vokasi di bidang mekanikal dan engineering, dan telah berhasil mendukung kebutuhan tenaga kerja di industri energi dan pertambangan."

Baca juga: Program BUMA School Kelas Industri Raih CSR Outlook Award 2023

"Meski begitu, kami menyadari perlunya untuk menjangkau ke sektor-sektor lain yang juga membutuhkan tenaga kerja vokasi terampil," jelasnya.

"Karena itu, mulai tahun ini, kami memperluas jangkauan, dimulai dengan menggarap sektor pariwisata dan perhotelan. Ke depannya, kami akan mengaplikasikan solusi BRV ke sektor-sektor lain, seperti manufaktur dan perkebunan,” jelasnya.

Bobby Ardyanto Setyo Aji, Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), mengatakan, “Di tengah mulai bangkitya sektor pariwisata pasca pandemi, masih ada tantangan yang perlu diatasi."

Baca juga: Perguruan Tinggi Dituntut Mampu Adaptasi dengan Kebutuhan Industri 

"Kehadiran sekolah-sekolah vokasi di bidang hospitality yang menerapkan kurikulum pelatihan kerja sesuai dengan skenario di industri nyata, dan kolaborasi untuk menghadirkan link and match antara dunia usaha, industri, dan pendidikan seperti yang dilakukan oleh BIRU ” terang Bobby.

Andrew White, pelaku industri pariwisata dan pemilik Tropical Beach Resort, Sumbawa. mengungkapkan, “Setelah pandemi, antusiasme masyarakat untuk melakukan perjalanan dan liburan meningkat. Hal ini membuat kebutuhan tenaga kerja dalam industri hospitality bertumbuh.'

"Sebagai pelaku usaha hospitality, kami sangat mengandalkan tenaga kerja lulusan vokasi yang terampil dan siap terjun ke lapangan," kata White. (RO/S-4)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya